Share

72. Penyesalan

Benar kata pepatah, penyesalan selalu datang di akhir. Menyeret manusia pada rasa bersalah tak berkesudahan yang entah bagaimana cara memperbaikinya.

Di tepi jalan yang sunyi, Nadya tergugu menangisi hancurnya hidup akibat ulahnya sendiri. Hatinya semakin ngilu tatkala terlintas wajah Tasya yang menangis mencari sang ibu, lalu Asih susah payah mencari alasan untuk menjawab pertanyaan gadis kecil itu.

Oh ... apa yang sudah kulakukan? Nadya kembali menanyakan pertanyaan yang sama untuk ke sekian kalinya.

Nadya mengusap pipinya sekali lagi. dia bangkit setelah melihat sudut atas layar ponselnya. Waktu menunjukkan pukul delapan malam, yang artinya hampir dua jam dia terduduk di tepi jalan meratapi kesalahan yang terlambat dia sadari.

Andai dia lebih tegas ... Andai dia lebih berani, mungkin semua itu tidak harus terjadi.

Lelah menangis, dan sebetulnya juga lapar, perempuan itu lalu menghampiri tukang ojek yang memarkir kendaraan mereka tepat di persimpangan jalan. Tujuannya malam ini
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status