Share

BAB 14A

"Mbak, kalau nggak ada acara, bisa main ke rumahku sekarang. Mau?" tawar perempuan berlesung pipit itu saat kami sudah keluar resto menuju tempat parkir.

"Sekarang sih kami mau ke rumah neneknya Iren, Mbak. Neneknya kangen, maklum cucu pertama. Mungkin lain kali, ya? Alamatnya juga sudah ada, nanti aku kabari kalau mau ke sana, gimana?" balasku dengan senyum tipis.

Wajah Mbak Iren mendadak berubah sendu, tak seperti tadi yang tampak berseri-seri. Tepatnya setelah dia bertukar pesan dengan Mas Bian.

Aku jadi penasaran, apa yang mereka bahas di sana. Beruntung sekali aku sudah menyadap ponsel Mas Bian jauh-jauh hari, jadi aku bisa terus mengawasi aktivitasnya tanpa bertanya.

"Kenapa murung, Mbak. Adakah yang salah?" tanyaku lagi. Aku mendekatinya yang baru saja meminta anak lelakinya masuk ke mobil. Namun Rizqi menolak dan lebih memilih duduk di samping Irena sembari ngobrol entah apa.

"Nggak ada, Mbak. Hanya saja kadang aku kasihan dengan Rizqi."

Kedua alisku tertaut. Tak paham art
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status