Share

BAB 14B

Aku pamit. Aku mulai menstarter motor lalu Iren melambaikan tangan ke arah Rizqi yang membuka separuh kaca jendela mobilnya. Kedua makhluk kecil itu saling senyum. Lagi-lagi hati ini berdesir nyeri saat mengingat tentang siapa ayah biologis anak laki-laki itu.

Mungkinkah ada keterikatan batin antara Irena dan Rizqi sampai mereka bisa akrab secepat itu? Aku pun tak tahu. Namun, hatiku mencelos tiap kali melihat keakraban dan keasyikan mereka saat bermain bersama. Ada rasa cemburu, khawatir dan takut tiap kali melihat senyum dan tawa mereka. Seolah yang kulihat adalah tawa dan canda papa dan mamanya.

Kutepis berbagai prasangka yang kembali menyesaki benak. Aku tak ingin tenggelam dalam opini burukku sendiri. Lebih baik tetap tenang dan terus mencari bukti, apakah dugaanku benar jika Rizqi adalah darah daging Mas Bian. Kuhela napas panjang lalu kembali beristighfar lirih. Irena sedikit menganggukkan kepalanya. Aku pun melakukan hal yang sama.

Ucapan salam mengakhiri pertemuan kali ini.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rindhie
Rasanya pengen nimpuk Bian dg bom, diminta memutuskan mau trs lanjutin rumah tangga atw kembali dg masa lalu, gak mau ngaku malah marah, skrg malah mau melepas rindu dg Iren, c masa lalunya ... .. Udah Nia tinggalin aja Bian, jauhkan anakmu dr Bian biar dia menyesal tlh menelantarkan kamu dan anakmu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status