Chloe Lorin Navrus is known as the 'snow queen' because she's manipulative, ruthless, cold, proud, and merciless when it comes to handling business. She's living to make her parents proud and to make their family business even more successful. On the other hand, Zale Villanueva is a hardworking man under Chloe's company who's planning to get married with his long time girlfriend. Paglalapitin sila ng tadhana sa parehong hindi magandang dahilan na kapwa silang may makukuha. Dahil nang malaman ni Chloe na ipapakasal siya ng mga magulang niya sa lalaking hindi niya kilala ay natuto siyang tumanggi sa kauna-unahang pagkakataon. At para mapaniwala ang mga magulang niya na hindi siya pakakasal sa iba dahil may karelasyon siya ay binayaran niya si Zale na magpanggap bilang boyfriend niya sa harap ng lahat kapalit ng tatlong milyon na kinakailangan nito para mapaopera ang tatay ng girlfriend niyang may sakit. Pero ang pagpapanggap na akala niyang magiging madali lang ay hindi pala. Hindi madali dahil sa pagpapanggap na ginagawa nila ay unti-unti niyang napapakita kung sino siya sa likod ng matapang na mukha na iyon. Unti-unti nilang nabubuksan ang mga bagay na hindi dapat buksan dahil sa pagpapanggap na ginagawa. At unti-unti nilang nakakalimutan na nagpapanggap lang sila. As pain, tears, and heartaches slowly arises, will they choose to embrace each other or not? Will they face the consequences of their actions or they will just continue living in their own lives like nothing happened?
View MoreSeorang gadis berjalan dengan terhuyung, berusaha mencari tempat nyaman untuk bersantai sambil menikmati secangkir cocktail, di tengah dentuman musik club terdengar suara sorakan para pengunjung, sesekali gadis itu ikut bersorak dan bertepuk tangan sambil menggoyangkan badannya.
"Marsha! sudah berapa botol yang kau minum." Ucap seorang wanita yang baru saja datang.Marsha Helena gadis berparas cantik dan berambut panjang, kulitnya putih dan halus bagaikan salju, ditambah tubuhnya yang ramping menambahkan kesempurnaan bagi tubuh Marsha. Meski begitu, dirinya tidak beruntung dalam kehidupan ini."Hai, ternyata teman sejatiku telah datang, akan aku pesan satu botol lagi." Marsha mengangkat tangannya, dan meminta bartender memberikannya satu botol cocktail."Cukup! Kamu sudah sangat terlihat mabuk." Ucap Mery menahan tangan Marsha lalu menjauhkan gelasnya dari Marsha.Mery adalah teman serumah Marsha, mereka sudah lama berteman, karena itu tanpa segan Mery memperingati Marsha agar berhenti minum.Marsha sudah kehilangan setengah kesadarannya tidak peduli dengan perkataan Mery, dia merebut kembali gelasnya lalu menuangkan minuman ke dalam gelasnya.Marsha menggelengkan kepala, sambil mengangkat gelasnya. "Arghh, nikmatnya. Cepat isi lagi," ucap Marsha tertawa.Malam ini Marsha ingin menghilangkan rasa peliknya, hari-harinya sangat berat karena terlilit hutang, ditambah peristiwa yang menimpanya membuatnya ingin bersenang-senang. Sejujurnya Marsha sudah sangat lelah dengan masalah yang selalu berdatangan."Sudah cukup, ini sudah terlalu banyak," ucap Mery sekali lagi mengambil gelas dari tangan Marsha. "Sebaiknya kita pulang."Marsha kembali menggelengkan kepala dan menolak ajakan Mery. "Tolong ambilkan satu botol lagi," ucap Marsha pada bartender.Bartender tersebut tampak ragu setelah melihat keadaan Marsha yang tengah mabuk, dia menatap ke arah Mery, dan dengan segera Mery mengisyaratkan agar tidak memberikannya pada Marsha."Maaf Nona, sepertinya kamu sudah sangat mabuk," ucap bartender tidak mau lagi memberikan apa yang diinginkan oleh gadis itu.Gadis itu yang sekarang ini tampak tertawa sambil menangis, dalam tawanya terdengar isakan tangis. Entah apa yang dialaminya, tidak ada yang tahu."Apa kau tidak mendengarnya. Cepat tuangkan!" Bentak Marsha keras.Mery mencoba menenangkan Marsha. "Hentikan. Jangan membuat keributan disini," ucap Mery sambil mencoba menutup mulut Marsha dengan tangannya."Pulang? Aku tidak punya rumah untuk pulang," ucap Marsha setengah sadar.Mery menepuk jidatnya. "Aku akan meninggalkanmu kalau kau masih tidak sadar juga.""Pergi! Pergilah! Tinggalkan saja aku." Teriak Marsha."Marsha. Kau betul-betul sudah gila." Mery menggelengkan kepala, lalu meminta bartender agar memberikannya gelas. Setelah itu, Mery ikut meneguk cocktail."Bagus teman, aku tahu bahwa kau tidak akan meninggalkanku." Marsha mengambil botol yang berisikan cocktail lalu menuangkannya ke gelas Mery."Dasar! Baiklah, untuk hari ini, mari kita minum sepusnya," ucap Mery.Tanpa mereka sadari, mereka sepertinya sudah terlalu banyak minum dan sangat mabuk berat. Mery yang tidak kuat minum sudah ambruk lebih dulu, dia sudah tidak sadar dan tertidur di atas meja."Payah."Marsha yang begitu sangat mabuk berjalan ke arah panggung, lalu menari dengan agresif. Saat berada di puncaknya, Marsha berteriak."Adakah disini pria kaya. Jika ada aku ingin menawarkan diri untuk dibeli," teriak Marsha keras.Tentu, pengumuman itu membuat pria hidung belang berteriak, banyak pria yang mengangkat jarinya dan relammembayar agar bisa bermalam dengan gadis secantik Marsha."Saya! Saya! Berapa yang kau mau," seorang pria mengangkat tangannya."Aku tidak ingin uang. Aku ingin kau menikah denganku," ucap Marsha berteriak.Suara seruan terdengar jelas, pria-pria yang disana tidak menerima permintaan Marsha, mereka hanya ingin bercinta dan menghabiskan satu malam saja dengan Marsha."Hei, Nona. Kami disini bisa memberikan bayaran yang tinggi dengan cukup satu malam." Pria lainnya berteriak."Aku butuh pria kaya untuk dinikahi, tidak masalah dia jelek, tua atau bahkan cacat sekalipun, aku tidak peduli,," kembali Marsha berteriak.Tidak ada pria yang mau, karena itu Marsha berjalan dengan sempoyongan menuju salah satu pria yang sedari tadi tengah menatap dirinya."Apa kau mau menawar diriku," ucapnya.Pria itu masih tidak bergeming, dia mengangkat alisnya, dan matanya terus mengawasi Marsha dengan sangat tajam. Wajah Marsha yang memerah karena sedang mabuk tidak mengurangi sedikitpun kecantikan gadis itu. Benar sekali, gadis itu sangat cantik, bahkan dengan hanya menatapnya saja sudah bisa menaikkan birahi setiap lawan jenis.Namun pria itu berbeda, dia sama sekali tidak tertarik. "Aku tidak suka gadis murahan," pria itu menatap tajam pada Marsha yang terlihat berantakan dengan rambut panjang terurai menutupi sebagian wajahnya.Marsha tertawa terbahak-bahak. "Ck, sombong sekali dirimu," gerutu Marsha sambil melangkahkan kakinya lebih dekat kearah pria itu.Dengan sangat arogan pria itu mendorong gadis dari hadapannya. "Menjauhlah dari, kau mengotori setelanku," tepisnya."Kau! Lihat saja," ucap Marsha.Marsha mengambil gelas dari salah satu pengunjung, lalu menyiram pria itu."Aku, Marsha. M A R S H A." Menekankan namanya. "Gadis cantik yang disukai banyak pria. Seharusnya dengan melihatku kau tahu bahwa aku cukup sexy." Marsha mengibaskan rambutnya.Pria yang saat ini sedang berbicara dengan Marsha yaitu Axton Fritsch. Pria yang tidak mudah untuk ditaklukkan oleh wanita manapun. Untuk pertama kalinya seorang gadis berani berteriak didepannya. Sulit untuk dipercaya, tapi itulah yang saat ini terjadi pada Axton."Marsha." Axton tersenyum sumengeriah saat menyebutkan nama gadis itu."Apa sekarang kau sudah sadar betapa cantiknya aku," Marsha mendorong dada bidang pria itu.Sebelum sempat bereaksi dua pria datang kearah Axton dan membisikkan sesuatu yang sangat penting, karena itu Axton harus menghentikan perdebatannya dengan gadis itu."AXTON. Jika kita bertemu lagi, kau akan menyesalinya," setelah perkataan itu, Axton pergi bersama dua pria lainnya.Sepertinya pria itu bukan orang biasa, cara berjalannya sangat angkuh.Setelah demikian, seorang pria dengan bermata genit mendekati Marsha. Pria itu ingin memeluk Marsha, reaksi Marsha sangat tidak terduga, dia membanting pria itu ke lantai. Hingga pria itu meringkus kesakitan.Semua orang disana hanya menonton sebagian bersorak dengan aksi gadis itu. Karena sering dikejar oleh penagih hutang, Marsha sudah terbiasa dengan itu."Beraninya kau menyentuhku," ucap Marsha sedikit tidak jelas.Marsha kembali duduk ketempatnya, lalu mulai membangunkan Mery."Cepatlah bangun," ucap Marsha sambil menarik tangan Mery ke bahunya.Mery terus bergumam tidak jelas karena mabuk, begitu juga dengan Marsha menyahut tidak jelas. Mereka keluar dari club, setelah itu mereka berjalan saling memapah satu sama lain.Ditengah kota yang ramai. Marsha kembali bersikap aneh, dia berteriak keras, lalu melepaskan Mery."Dewa! berikanlah aku kekayaan. Aku ingin kaya." Marsha berlutut dan mengadahkan wajahnya kelangit.EpilogueChloe Lorin Navrus, she's unreachable but I can't believe I am able to kiss and hold her right now.Gustuhin ko mang lumayo at bumalik kay Trisha nang tapusin niya ang contract ay hindi ko kaya. I tried so hard to ignore the flame that I'm feeling for Chloe but I just can't.How can she act like a snow queen after what happened between us in Cebu?I can't f*cking sleep thinking that she can ignore me. She can push me that easily. Yes, ako lang ang baliw sa aming dalawa. Chloe Lorin Navrus can shatter me in small pieces. Siya lang ang may kakayahang gawin 'to.Kung alam ko lang na ganito. Sana hindi ko pinagbigyan ang sarili ko na magpanggap na boyfriend niya. Mas lalo lang akong nabaliw sa kanya. Mas lalo lang gumulo ang utak ko.But I have this toxic side. I don't care if I feel guilty. I don't care if I hurt Trish. I don't care about anything as long as I'm with Chloe."I'm sorry," nagsisising sabi ko kay Trisha. Kita ko ang pagdaloy ng mga luha mula sa mga mata niya kaya na
Chapter 57Hi! This will be Zale's Pov same as the epilogue. Thank you so much for supporting Zale and Chloe's story from the start until now.***Working in Navrus Corporation is already a lot sinceI was a fresh graduate when I entered here. Maganda silang magpasahod kaya hindi na ako naghangad pang lumipat ng ibang trabaho. This is fine. I am fine in this giant company. I am lucky because I got accepted."Akala ko ba si Ma'am Kyla lang ang anak nina Sir Navrus?" I heard my office mates talking while we are in the conference hall.Ngayon daw ipapakilala ang bagong magiging Ceo ng kompanya. We heard that it's the President's daughter.I am already two years working in this company and I've seen the President a lot of times. He's cold and strict. I've also seen his wife and their daughter. They are all elegant. Tila hindi basta-basta.But today, the younger daughter will sit as the Ceo. We haven't seen her.Lahat kaming mga empleyado ay tumahimik nang bumukas ang pinto ng conference ha
Chapter 56Hindi ko magawang alisin ang tingin ko sa suot-suot kong singsing. It's so beautiful. So elegant. Kasyang-kasya sa akin. The diamond is so huge. It's worth of millions, I'm sure.Nawala lang ang pansin ko sa singsing nang maeahang gumalaw si Zale sa tabi ko para mas lalo akong yakapin. Dahan-dahan ko siyang hinarap at nakita ko ang inaantok niyang mga mata na nakatutok sa akin. It's already nine in the morning yet we are lazy to get up.Bumangon lang kami kaninang alas sais nang sumuka ako pero pareho ulit kaming bumalik sa pagtulog. Akala ko tapos na ako sa pagsusuka tuwing umaga pero unti-unti na namang bumabalik. My OB warned me about this. Nagbabago lang ng kaunti pero nandoon pa rin. But I'm thankful that Zale's always here to assist me."You won't work?" mahinang tanong ko pero siniksik lang niya ang mukha niya sa leeg ko."Mamaya na," he murmured and his hot breath tickled me.I let him in that position as we both play each other's hand. Ilang sandali pa ay hinalika
Chapter 55I'm busy in my office when Kyla went in. Hindi ko siya tinapunan ng tingin at tuloy-tuloy lang ako sa pagbabasa ng papeles pero umupo siya sa upuan sa harap ng table ko. I sighed before looking at her.She smiled like she's teasing me so I rolled my eyes."Where's your bodyguard?" tanong niya kaya muli akong napairap."He has work," I answered because Zale's fixing his investments. And he's trying to get more connections. "Oh," Kyla said. Naningkit ang mga mata ko dahil parang may ibang kahuguhan ang naging reaksyon niya."Umalis ka nga," inis na sambit ko pero ngumisi lang siya lalo."Aren't you insecure?" she asked. I glared at her but she's not affected. May gana pa siyang humalukipkip habang nakangisi sa akin."Leave," malamig at inis na sambit ko pero hindi siya natinag."He proposed to his ex. Pero sayo hindi," she said.Napalunok ako at naikuyom ko ang kamao ko dahil sa narinig. Tumawa siya dahil sa naging reaksyon ko saka nanunuyanh tumayo. "I'll go now. Don't ove
Chapter 54I was really so eager to visit Dad in jail the next day. Kitang-kita ko ang pagdadalawang-isip sa mukha ni Zale nang makauwi kami sa penthouse house. He knows that I'll visit Dad today. "Ipaubaya mo na lang 'to sa mga abogado," sabi niya.Nilingon ko siya sa tamad na nakahiga sa kama.Gulong-gulo ang buhok niya dahil pagkarating namin dito kanina ay muli kaming natulog. And now he's seriously hot on my bed. Wala siyang damit pang-itaas pero nagmumukhang hubo't-hubad siya dahil natatabunan ng comforter ang pang-ibaba niya katawan.I'm almost done and he sill there on the bed."Kung ayaw mong sumama bahala ka," inis na sabi ko dahilan para unti-unti siyang bumangon."I told you, your father must be in jail but we don't know what can he still do. Nag-aalala lang ako," he reasoned out again so I rolled my eyes."May mga pulis doon, Zale. Just hurry up. Inis na inis na ako sayo!" inis na sambit ko pero lumapit pa siya sa akin para marahan na humalik sa pisngi ko. I rolled my ey
Chapter 53Hindi ko alam ang mga nangyari. Hindi iyon klaro sa isipan ko. Malabo ang mga alaala ko. Basta paggising ko ay nasa hospital room ako. The last thing I remember was my hand full of blood and Mom's bathing with her own blood.Kaagad pumintig ng mabilis ang puso ko sa sakit at dahan-dahan akong umupo mula sa pagkakahiga dahilan para biglang mapabangon si Zale na nakatungo sa tabi ko."W-What happened?" nanginginig na sambit ko. Mabilis kong hinawakan ang tiyan ko.Tell me that I did't lost my baby.Tell me that my baby's safe."Are you okay?" mahinang tanong niya at hindi pinansin ang mga tinanong ko.I shook my head as I caressed my tummy."Zale, what happened?!" I demanded and that's when the door opened. Pumasok si Kyla na magang-maga ang mga mata at maraming dugo sa katawan.Nanlaki ang mga mata ko at kaagad na bumuhos ang masaganang mga luha ko. "Chloe," she sobbed and she went to me quickly. Mahigpit niya akong niyakap kaya mas lalong tumulo ang mga luha ko habang sinu
Maligayang pagdating sa aming mundo ng katha - Goodnovel. Kung gusto mo ang nobelang ito o ikaw ay isang idealista,nais tuklasin ang isang perpektong mundo, at gusto mo ring maging isang manunulat ng nobela online upang kumita, maaari kang sumali sa aming pamilya upang magbasa o lumikha ng iba't ibang uri ng mga libro, tulad ng romance novel, epic reading, werewolf novel, fantasy novel, history novel at iba pa. Kung ikaw ay isang mambabasa, ang mga magandang nobela ay maaaring mapili dito. Kung ikaw ay isang may-akda, maaari kang makakuha ng higit na inspirasyon mula sa iba para makalikha ng mas makikinang na mga gawa, at higit pa, ang iyong mga gawa sa aming platform ay mas maraming pansin at makakakuha ng higit na paghanga mula sa mga mambabasa.
Comments