Share

Kena Komplain

Di kantin yang sedang riuh dengan suara yang begitu bising, Dinda dan Fina sedang menikmati hidangan Bu kantin yaitu ayam penyet bersanding dengan es teh manis. Dinda benar-benar bersyukur memiliki sahabat seperti Fina, disaat ia tak lagi punya sepeser uang Finalah yang memberinya pinjaman uang. Dan lagi sekarang Fina tak tanggung-tanggung ia juga sering mentraktir Dinda. Walau kadang Dinda merasa tak enak tapi mau tak mau dia harus menerimanya karena kondisi keuangan. 

Sementara Fina yang masih penasaran dengan hubungan Dinda dan Adit, Dia merayu Dinda untuk menceritakan semuanya. Berkat rayuan-rayuan Fina yang mentraktir makanan yang enak, akhirnya Dinda menceritakan semuanya. Jikalau Adit adalah atasannya di tempat kerjanya, dan dia akan berurusan dengan Adit setiap harinya kecuali hari libur. 

Uhuk.. Fina keselek saking kagetnya mendengar cerita dari Dinda. 

"Jadi dia? dia atasanmu? Weh bisa cuci mata dong tiap hari." Ejekan Fina pada Dinda

"Duh, udahlah Fin.. kalau kamu tau gimana sifat dia pasti gak akan tahan didekat dia. Dia itu gila plus galak pake banget. Tampan si tampan tapi ngeri pas lihat dia marah." Jelas Dinda. 

"Oh ya?" Sahut seorang lelaki yang dengan santainya menjawab. 

Dinda dan Fina kaget bukan main, ketika yang menyahut adalah orang yang sedang dibicarakan. Mata Adit menatap dengan dingin tapi menampilkan senyuman manisnya. Kira-kira sejenis sok cool tapi emang cool. Adit melihat makanan yang dimakan oleh Dinda yang ternyata sudah habis tak tersisa. Ditariknya tangan Dinda menuju ke parkiran. 

"Aduh sakit woi.. Main seret aja, emang saya karung goni apa hah?"

Dinda mencoba melepas tangannya dari Adit. 

"Lihat ni? Baru juga sehari kerja udah dapat komplain dari konsumen, bukannya diurus mala santai-santai dikantin ghibahin orang."

Deg! Jantung Dinda seakan mau berhenti mendengar ucapan Adit. Dia lupa masalah komplainan konsumen kemarin dan sekarang komsumen itu benaran komplain via website dan w******p. Dinda jadi tak karuan entah apa yang harus dia lakukan sekarang. Melihat hal itu Adit makin geram melihatnya. Ia menarik napas dengan panjang dan mengeluarkannya dengan kesal.

"Kemarin udah hubungi pihak EDC?" Tanya Adit.

"Belum karena kemarin gak diangkat." Jawab Dinda.

"Bodoh dipelihara, hubungi sekarang dan ayo naik ke motorku, Mana alamat yang dikasih Ibu itu kemarin?"

Dinda langsung mengeluarkan ponselnya dari tas dan menghubungi pihak EDC tak lupa sambil mencari kertas yang diberikan konsumen itu kemarin. Namun sayang kertas itu ketinggalan dikosnya. Adit rasanya mau ngamuk liat tingkah Dinda. 

"Sayang.. Kosanmu dimana biar kita kesana sekarang." Adit geram namun ingin menaklukkan gadis itu. 

Dengan lesu Dinda menjawab. "Jalan mawar Blok M no 1. "

Setelah keteteran ambil kertas alamat dikos Dinda kini keduanya keliling perumahan untuk mencari alamat konsumen itu. Waktu pun menunjukkan pukul 14:30 namun rumah ibu komplain belum ketemu juga.

"Bakal telat kerja nih." Gumam Dinda dalam hati. 

Selang waktu 30 menit kemudian, keduanya menemukan rumah Ibu tukang komplain. Akhirnya meski bakal telat kerja, mereka berdua menemukan rumah Ibu itu. 

Tok..Tok..Tok.. 

Adit mengetuk pintu, Cklek! Terlihat seorang lelaki paruh baya membuka pintu. 

"Maaf siapa?" Tanya Lelaki paruh baya itu.

"Maaf pak kita dari pihak superindah mau klarifikasi tentang kejadian kesalahan kemarin."

Bapak itu hanya mengangguk dan mempersilahkan Adit dan Dinda untuk masuk serta duduk. Bapak itu menceritakan kalau dirinyalah yang mengkomplain pada website secara langsung karena pulang-pulang istrinya ngoceh gak jelas dan menyalahkan pihak superindah. Belum lagi kata istrinya pihak Superindah tak bertanggung jawab mengenai masalah itu. Mendengar itu Adit ingin tertawa tapi ditahannya dahulu karena itu akan menjadi sangat fatal jika ia tertawa bisa-bisa makin ribet urusannya.

Dinda yang sudah menghubungi pihak EDC dan sudah mendapatkan penjelasan dari mereka. Ia pun menjelaskan pada Bapak itu.

"Jadi gini pak, untuk masalah ini saya sudah hubungi pihak EDC dan katanya Bapak besok pergi ke bank lalu tunjukkan dan jelaskan masalah saldo yang terpotong itu nanti saldonya akan kembali lagi. Dan untuk masalah komplainnya bisa saya mengajukan beberapa pertanyaan agak urusan komplain ini selesai?" Ucap Dinda dengan hati-hati.

"Baik dek, makasih ya. Maaf saya salah sangka dengan kalian, Maaf ya dek mungkin gara-gara komplainan ini kalian bisa kena pecat."

Semua urusan komplain berjalan dengan lancar dan sudah tuntas. Tapi melihat waktu yang terus berjalan dan jam menunjukkan diangkat 16:40 Dinda rasanya hendak pingsan melihat jam ditangannya. 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status