Share

Fake Marriage
Fake Marriage
Author: Lavender My Name

Bab 1 - Prolog

Prolog

Lily seorang gadis  lugu yang bekerja sebagai desainer pemula di sebuah butik terkenal di kota S, terpaksa menjalani  pernikahan yang tidak sesuai dengan impiannya,  membuatnya terjebak dalam cinta kakak-beradik, Juna dan Baskara.

Ia sebenarnya anak angkat pasangan Ikhsan dan Melati, pasangan yang sudah menikah selama 15 tahun namun belum dikarunia keturunan, berprofesi sebagai saudagar kain di pasar besar  di kota S. Ikhsan  menemukan Lily diletakkan di depan pintu rumahnya setelah  ia mendapat tiga kali  ketukan di pintu rumahnya. Saat itu pukul 3 pagi, suara tangis bayi mungil yang kemudian mereka beri nama Lily, memecah kesunyian pagi yang dingin dan berkabut. Ikhsan dan Melati sepakat untuk merahasiakan asal usul Lily yang sebenarnya, merawat dan membesarkan  layaknya putri kandung mereka sendiri

Lily terpaksa  menerima pernikahan  dengan seseorang yang tidak ia kenal. Bukan karena ia dijodohkan oleh orangtuanya. Bukan pula karena orangtuanya terlilit hutang besar pada seorang rentenir, melainkan karena permintaan seorang kakek yang umurnya diprediksi hanya tinggal dua bulan ke depan, agar Lily bersedia menikah dengan salah satu cucunya. 

Juna dan baskara ,adalah kakak beradik putra dari pasangan Ridwan Hadi Subroto dengan Amalia Sanjaya , seorang pengusaha jasa konstuksi dan pertambangan di kota S. Salah satu dari merekalah yang akan menjadi suami Lily. Kedua pemuda itu terkenal karena ketampanan , kejeniusan dan sikap mereka yang dingin sekaligus irit bicara. Baik Juna maupun Baskara, tidak ada yang tahu motif dibalik kekeras-kepalaan sang kakek yang begitu ingin menjodohkan mereka dengan Lily, gadis yang sama sekali tidak mereka kenal sebelumnya. Inipun menjadi pertanyaan besar bagi Ikhsan dan Ridwan.

Pak Broto, seorang tua yang merintis usaha batiknya hingga besar seperti sekarang, hanya memiliki satu anak laki-laki, Ridwan, yang pada akhirnya mewariskan bisnis jasa konstruksi dan properti pada Juna, sedangkan bisnis pertambangannya ia serahkan kepada Baskara. Ridwan sendiri melanjutkan usaha batik tulis pak Broto yang akhir-akhir ini semakin menurun kesehatannya.

Kuatnya niat pak Broto untuk menjodohkan salah satu cucunya dengan Lily, dikarenakan dirinya memiliki hutang nyawa pada gadis kecil itu. Ia-lah yang mengirimkan Lily pada pasangan Ikhsan dan Melati, karena dirinya tanpa sengaja menabrak kedua orang tua Lily yang tengah berjalan pulang dari berbelanja di sebuah pasar daerah pinggiran kota S, hingga menyebabkan Lily menjadi bayi yatim piatu saat ia berusia 2 bulan. Rasa bersalah  dan penyesalan yang terus menerus  menderanya, membuat pak Broto, bertekad untuk  menjodohkannya dengan salah satu cucu laki-lakinya. Selain itu, faktor kesehatannya yang terus menurun, membuatnya ingin secepatnya menikahkan  Lily dan cucunya.

Keberadaan Lily selalu berada dalam pengawasan pak Broto karena ia menempatkan orang kepercayaannya untuk melaporkan semua tentang tumbuh-kembang Lily dalam pengasuhan Ikhsan dan Melati.

-0-

Tepat  satu minggu sebelum bulan puasa  tahun 1440 H, Pak Broto mendatangi kediaman Ikhsan dan Melati, menyampaikan maksud kedatangan dan keinginannya, menjodohkan Lily dengan salah satu cucu kesayangannya. Tentu saja alasan utamanya tidak ia ungkapkan. Ia tahu bahwa Lily tidak suka dengan perjodohan. Gadis itu  Iebih memilih tidak menikah daripada menikah karena dijodohkan. Namun, demi menebus kesalahannya pada gadis itu, ia harus membuat gadis itu menyetujui permintaannya, bagaiamanapun caranya.

Sehari setelah kedatangannya ke kediaman Ikhsan, Pak Broto yang memang sedang menunggu jawaban dari orang tua angkat Lily itu, mendapat kabar langsung dari Melati, ibu angkat Lily, bahwa putrinya menolak untuk di jodohkan karena tidak mau terjebak dalam pernikahan yang kaku. Pak Broto menutup telpon itu dengan penuh kekecewaan. Ia terpaksa melakukan rencana pamungkasnya, yang  dapat membahayakan dirinya sendiri, agar gadis itu bersedia mengabulkan permintaan terakhirnya.

-0-

"Pokoknya kamu harus bersedia menikah dengan cucuku, kalau tidak, aku akan memotong nadiku saat ini juga!" Ancam seorang laki-laki tua renta dengan suara lantang di depan pintu masuk butik tempat Lily bekerja. Laki-laki tua yang  sebagian besar rambutnya sudah memutih, bertubuh kecil dengan kulit keriputnya itu, mulai  berjalan dengan langkah tegas meski sedikit sempoyongan, masuk ke dalam butik dengan mengacung-acungkan belati di tangan kanannya

Lily, gadis lugu berwajah manis dan imut, yang saat itu sedang menjaga butik bersama dua rekannya yang lain, begitu ketakutan mendengar ucapan kakek renta itu. Keadaan saat itu begitu mencekam. Keringat dingin mulai membasahi kening Lily, tangannya gemetar, tidak tahu  bagaimana menghadapi kakek renta itu, yang bicaranya kian meracau tidak karuan.

"Ayo, cepat nona. Kamu harus bersedia dan  ikut aku sekarang juga!" desak lelaki tua itu berjalan mendekati Lily yang berdiri di samping meja resepsionis, dengan wajah garang.

"Kek, maaf, saya tidak mengenal siapa kakek, dan kakek juga tidak mengenal saya, terlebih lagi cucu kakek  yang akan kakek jodohkan dengan saya. Bagaimana mungkin kami bisa menikah padahal tidak pernah bertemu sama sekali?"  Lily masih berusaha memberi pengertian, dengan masih menjaga jaraknya dengan si Kakek dan berusaha untuk tetap tenang meski hatinya bertolak belakang.

"Apa kau kira aku hanya  bermain-main saja dengan belati ini?" ancam si kakek tua itu lagi. Gadis ini mengapa begitu keras kepala sekali, gumam kakek tua dalam hati. Lily berkidik ngeri melihat belati runcing yang diacungkan ke arahnya. 

Tanpa aba-aba, kakek tua renta itu membuktikan ancamannya. Belati kecil tajam yang berada di tangan keriputnya, ditekankan semakin dalam  di pergelangan tangannya. Lily terkesima. Ia hilang akal dan mendadak menjadi bisu melihat kenekatan laki-laki tua itu. Begitu melihat darah keluar dari tangan laki-laki itu, Lily menjerit histeris. Lelaki tua itu jatuh dengan banyak darah mengalir di pergelangan tangannya. Mereka semua yang ada disana menjadi panik. Rudy salah satu pegawai butik langsung menekan layanan ambulance gratis untuk meminta pertolongan. Lily sendiri memangku tubuh lelaki tua itu. Sambil menangis, menelpon bos nya.

"Bos..bos..tolong.. Ada yang..ada yang terluka di..di si..ni... Cepat kemari, bos!" Suara Lily serak bercampur suara tangisannya.

"Katakan..katakan pa..da..ku...ji.jika..kau.. ber..se...dia..A..ku..ak.kan..ti..dak..tidak ..akkan..me..nun..tutmu.." ucap pak Broto sebelum ia berpura-pura jatuh pingsan.

Lily berteriak histeris.

"Kek, bangun kek, bangun! Jangan mati dulu kek...Katanya mau melihat...melihat  saya menikah...menikah dengan anak bapak..ah, cucu kakek.. Ayo, bangun pak...bangun kek... baik...baik..saya akan menuruti kemauan kakek, tapi kakek harus bangun sekarang, jangan mati disini kek," perkataan Lily keluar tak beraturan. Yang ia pikirkan hanya satu, jangan sampai pria tua ini mati di butik tempatnya bekerja. 

Tanpa ia sadari, lelaki tua itu tersenyum tipis. Benar, ia memang terluka tapi bukan nadi yang ia goreskan tadi melainkan sisi lain dari tangannya. Ia akan terus berusaha entah bagaimana caranya, menjadikan gadis ini sebagai cucu menantunya, meski harus membahayakan dirinya sekalipun.

Sirine ambulance datang dan dengan cepat membawa pria tua itu pergi ke rumah sakit terdekat, dengan ditemani Lily yang masih sesenggukkan, menangisi kejadian yang menimpa dirinya. Mimpi apa ia semalam, tiba-tiba datang seorang kakek yang tidak ia kenal, memintanya menikah dengan cucunya. Lelucon apa yang sedang dibuat oleh si kakek ini.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status