Share

Fantasi Baru Suamiku
Fantasi Baru Suamiku
Penulis: Nurul Fatimah

Part 1

“Kenapa Mas?” Sandra terlihat malu.

Ia segera melepaskan tangannya dari pinggang Alan. Sekali lagi sang suami menolaknya padahal ia sudah bersiap dengan pakaian ‘tempur’. Lingerie merah yang memang sengaja ia beli untuk malam ini.

“Aku kebelet pipis.” Jawab Alan canggung. Ia geser posisi duduknya untuk membuat jarak dengan Sandra. Matanya yang dulu suka sekali menjelajahi setiap jengkal tubuh sang istri, kini lebih memilih melihat ke langit-langit kamar.

Belum juga Sandra sempat berkomentar, Alan kemudian bangkit dari tempat tidur. Meninggalkan sang istri yang sudah lelah-lelah berdandan seksi hanya untuknya.

Begitu lah hubungan pernikahan Sandra dan Alan. Sudah lebih dari enam bulan lamanya semenjak Sandra melahirkan, Alan tidak pernah menyentuhnya. Memang pada tiga bulan pertama Sandra lah yang menolak karena masa nifas dan rasanya masih takut saja berhubungan setelah melahirkan apalagi saat melahirkan Sandra mendapatkan banyak jahitan.

Lagi pula badan Sandra yang menggemuk di akhir kehamilan membuat kepercayaan diri wanita itu turun. Ia tidak ingin memperlihatkan tubuh gemuknya pada sang suami.

Namun, bulan-bulan selanjutnya juga tidak terjadi apa-apa pada mereka. Sandra sibuk dengan Rio, anak pertamanya juga pekerjaan di kantor karena cuti hamilnya sudah habis. Lalu Alan juga tidak berusaha untuk mendekati Sandra hingga tahu-tahu hubungan keduanya merenggang.

Sudah beberapa kali Sandra mencoba membuat suaminya mendekat dan melakukan aktivitas ranjang. Namun, berkali-kali juga gagal. Alan seperti tidak bergairah pada tubuh Sandra dan itu membuat wanita itu tidak tenang.

*****

Sandra mengoleskan ulang lipstick merah di bibirnya yang seksi sebagai penutup. Wanita itu melihat tampilannya di cermin toilet dan merasa sudah sempurna. Setelah puas, ia bergegas ke luar dari toilet untuk menemui suami yang sudah menunggunya di meja.

Malam ini untuk pertama kalinya Sandra dan Alan keluar untuk makan bersama. Sandra harap jalan-jalan sesekali seperti ini bisa mengingatkan Alan akan masa pacaran mereka dan bisa membuat hubungannya kembali utuh.

Keduanya sibuk dengan urusan masing-masing. Sandra yang tidak pernah mengurus anak kecil sebelumnya harus belajar banyak dari sang mertua kerepotan, ditambah lagi beban kerja setelah cuti hamil yang menuntut untuk diselesaikan membuat Sandra tidak memiliki waktu untuk suaminya. Sedangkan Alan memang dari dulu sosok yang dingin, tapi itu lah yang menjadi daya tariknya.

“Mas?” Sandra menyapa Alan yang sedang memandangi jendela.

Tidak ada yang menarik, hanya seorang ibu bertubuh gemuk, berdaster kuning yang sedang kerepotan menggendong bayi dan menjaga balitanya.

“Mas? Kamu ngeliatin apa?” tanyanya. Mendapati pandangan mata Alan persis seperti cara Alan memandang Sandra dulu, ketika mereka masih belum menikah.

“Eh? Ng-nggak.” Alan menjawab dengan terbata-bata.

Sandra merasa agak curiga. Namun, di luar sana memang tidak ada yang bisa dilihat. Baginya, tidak mungkin sang suami memandangi ibu-ibu gemuk berdaster begitu padahal ada dirinya di sini, cantik dengan tubuh seksi.

“Kamu kangen Rio?” mungkin Alan rindu pada anaknya di rumah, pikir Sandra.

“Ah, iya. Aku kepikiran Rio.” Jawab Alan lega. “Oh iya, ini dimakan dulu, ntar dingin.” Tawarnya, mengalihkan pembicaraan.

Sandra yang baru sadar kalau di meja makan ada banyak sekali makanan mendadak kaget.

“Kita makan ini semua?” setidaknya ada lima porsi makanan berbeda-beda di sana. “Kamu kuat makan semua ini?”

“Ya nggak aku yang makan semua. Kamu kan masih menyusui, jadi harus makan yang banyak.”

“Tapi kan nggak sebanyak ini juga Lan. Kalau sebanyak ini bisa-bisa aku muntah. Diet aku gimana dong, baru juga badanku balik kayak semula.”

Alan terlihat tidak senang. Lelaki itu memandangi Sandra dari tas ke bawah lalu berkata. “Kamu cantik kok kalau gemuk.”

*****

Sandra pulang dalam keadaan dongkol. Rencana makan malam untuk memperbaiki hubungan malah membuatnya kesal. Alan memaksa Sandra makan sangat banyak. Dan meski pun Sandra sudah kenyang, lelaki itu tetap memaksa Sandra makan dengan alasan Rio butuh ASI yang baik.

Padahal selama ini Sandra mengurangi kalori untuk menurunkan berat badan, wanita itu masih makan makanan bergizi. Buktinya Rio baik-baik saja, riang dan sehat meski ia menurukan berat badan.

“Bagaimana, senang jalan-jalannya?” sambut ibu mertua yang sedang menggendong Rio. Wanita tua yang wajahnya selalu ceria itu segera memberikan Rio pada Sandra yang baru pulang.

Dengan usianya yang semakin tua, tubuh gemuk dan nyeri pinggang yang sering dirasakan, menjaga anak kecil bukan hal yang mudah.

Begitu Rio diserahkan pada Sandra, bayi mungil berusia empat bulan itu lantas menangis. Ia meronta-ronta, menjambak rambut Sandra hingga Sandra berteriak dan mengulurkan Rio pada suaminya.

Begitu lah, meski Sandra yang melahirkan Rio, Rio sepertinya tidak betah berlama-lama dengan Sandra kecuali sedang disusui.

“Mungkin bau parfum sama make up kamu ganggu.” Kata Alan sambil menenangkan Rio yang tangisnya langsung reda. “Nggak usah pakai make up atau parfum dulu lah.”

Sandra mendengus kesal. Padahal ia berdandan demi suaminya, tapi malah tidak dihargai.

*****

Alan tidak merasa bersalah meski Sandra merajuk. Lelaki itu malah menyibukkan diri di ruang kerjanya setelah menyerahkan Rio untuk disusui Sandra. Tidak minta maaf atau tidak mencoba untuk membuat suasana hati Sandra menjadi lebih baik.

Sandra tahu dirinya bukan istri yang sempurna dan juga bukan ibu yang sempurna. Alan tahu itu. Sandra adalah anak tunggal di keluarganya, ia hidup cukup dimanja dan tidak pernah mengurus bayi sama sekali. Sebelum menikah Sandra sudah membicarakan hal ini, lalu kenapa sekarang dia berubah?

[Sil, kira-kira apa yang membuat laki-laki nggak tertarik sama s*ks?]

Sandra mencoba menghubungi Sisil, sahabatnya.

[H*mo?] jawab Sisil disertai emotikon tertawa.

[Tapi dia cowok normal.] Sandra kesal, sahabatnya yang satu itu memang tidak bisa serius.

[Mungkin dia nggak tertarik lagi sama badan pasangannya atau selingkuh.]

Balasan dari Sisil membuat badan Sandra terasa dingin. Ia tidak pernah membayangkan jika suaminya akan bisa berselingkuh.

Rio sudah tidur nyenyak setelah disusui. Rasa penasaran membuat Sandra ingin memastikan sesuatu. Seperti yang sering ia tahu, untuk memastikan suami berselingkuh atau tidak, bisa dimulai dari mengecek ponselnya.

Sandra lega mendapati ponsel Alan ada di meja sebelah tempat tidur, seperti biasa. Itu berarti lelaki itu tidak mencoba untuk menyembunyikan apapun. Begitu juga password yang digunakan masih sama hingga Sandra dengan leluasa bisa membukanya.

Tidak ada pesan aneh di aplikasi chat suaminya begitu pula panggilan telponnya. Bahkan ketika Sandra memeriksa riwayat transaksi M-banking suaminya, wanita itu tidak menemukan apapun yang aneh.

Namun, seketika Sandra memicingkan mata ketika membongkar riwayat pencarian internet suaminya.

‘Wanita Gemuk Dengan Daster’ muncul paling atas dan kata kunci mirip seperti itu setidaknya ada lima di bawahnya. Ia kemudian menutup browser dan membuka galeri ponsel, tidak ada yang aneh hingga ia menemukan sebuah folder dengan nama ‘unknown’ yang ternyata dikunci.

Jantung Sandra berdesir, entah mengapa ia yakin ada yang aneh dari sang suami.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status