Share

Persaingan Asmara

“Yaa―ya, ter-terserah padamu saja.” Lagi, Dangmudo Basa mereguk ludah sebab merasa tenggorokannya tiba-tiba mengering.

Bodoh! pikirnya. Kenapa harus menjadi gugup pula?

“Asalkan,” lanjutnya. “Jangan keluar lebih jauh dari lingkungan istana.”

“Hei!” Puti Champo mengernyit sembari tersenyum dan menatap wajah sang Putra Mahkota. “Kau mulai mengatur-atur diriku, Basa. Apa artinya itu?”

“Ti-Tidak!” Dangmudo Basa menggeleng cepat. “Tidak ada apa-apa. A-Aku hanya mengkhawatirkan kesembuhanmu, itu saja.”

“Ada apa dengan mereka bertiga?” Kanteh mengernyit.

Sedangkan Kamba dan Kirawah di sampingnya menahan tawa mereka.

“Dasar bodoh!” ujar Kirawah kemudian. “Apa kau juga belum memahami, hah?”

“Memahami apa?” maka semakin mengkerutlah kening Kanteh. “Apa yang kalian bicarakan, hah?”

“Oh, Dewata Agung …” Kamba geleng-geleng kepala.

“Dengar, kawan,” ucap Kirawah. “Kemunculan si Saliah di istano ini, itu disebabkan keberadaan si Gadis Champa.”

“Hoo…” Kanteh mengangguk-angguk.

“Dengan kata lain,” lan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Jakarta Kita
keren author, ada kisah pribadi yang ikut dikisahkan dalam luasnya kisah masalah kerajaan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status