Sesuai janjinya, Nyonya Sykes menepati membayar jika aku sudah selesai melakukan pekerjaan kotor itu, ia langsung mentransfer kerekeningku bahkan membayar lebih banyak dari kesepakatan beberapa jam setelah aku sampai di rumah.
"Terima kasih, Nyonya Sykes" kataku berat. Aku merasa di rugikan, tapi demi kesopanan aku tetap meminta terima kasih.
Tapi setelahnya, aku terus merasa takut, entah mengapa. Ayahku di bebaskan setelah membayar semua hutang judinya, dan di kembalikan utuh karena aku membayar Im$ 50.000 dimuka.
"Ada apa denganmu Ella?" tanya Camilla McKenna ketika aku menemaninya berbelanja "Kau tampak sangat terganggu, bukankah masalahmu sudah terselesaikan"
"Ada beberapa masalah dengan toko kueku" jawabku tersenyum pahit dan berbohong jadi aku pura-pura melihat-lihat gaun yang tak mungkin kubeli.
"Oh, jika itu masalahnya, kau tanya saja Yui. Dia sudah terbiasa mengurus banyak masalah bisnis" Saran Camilla sambil memilih baju-baju yang t
Aku pulang sangat terlambat dengan mata sembab, merah dan bengkak, aku tidak ingin pulang sejujurnya dan tidak ingin menghadapinya semuanya.Aku ingin melarikan diri.Tapi pada akhirnya kakiku masih melangkah pulang, ke rumah, hanya ibuku yang berada di sana dan adik-adikku belum pulang dari bermain dengan teman-temannya.Soal ayahku, aku tahu ia tidak akan berada di rumah sebelum fajar terbit, bangka tua itu pasti sedang bersenang-senang di rumah bordil lagi atau kasino.Aku sudah membayar semua hutangnya, dan sekarang dia kembali kejalan lamanya. Aku tahu rentenir itu memang nyata dan ibuku tidak mau mengeluarkan uang untuk ayahku.Dan aku yang mesti harus berkorban. Sayang, pengorbananku sia-sia dan tidak ada harganya."Kau dari mana saja Kay?" tanya ibuku marah, kedua tangannya bersidekap di depan dada dan ia seperti sengaja menungguku.Untuk ukuran ibuku yang jarang berada di rumah di siang hari, aku tahu ada ha
Malam telah membekap kawasan Mokswa, di jantung kota Prevkaya. Jarum jam di patung naga taman kota sudah menunjuk angka 01.08, sudah lewat tengah malam dan aku masih berada di jalanan menyandang ransel berat di punggung.Aku masih belum bisa menerima kenyataan bahwa ibuku telah menjebakku dalam sebuah konspirasi terencana, membuatku tidur dengan seorang Jay Sykes.Begitu tidak berperasaan ia terhadapku. Apakah ia menghukumku? Atau penebusan akan kesalahanku dimasa lalu? Karena dia selalu menyalahkanku.Menikah dengan keluarga Sykes? Membuatku terkurung kehidupan keras keluarga kaya itu? Apakah itu yang diinginkan ibu? Aku tidak mungkin bisa hidup seperti itu.Meski pagi hampir menjelang dan aku sudah merasa letih teramat sangat berjalan tanpa henti, aku belum menentukan tempat yang kutuju. Entah dimana aku akan tidur malam ini. Ponsel dan dompet sengaja ku tinggal."Hey, apa yang kau lakukan disini tengah malam begini?" tany
Kepalaku terasa berat ketika aku mendengar semacam perdebatan antara dua suara berat, dua orang laki-laki tengah berdebat tak jauh dari posisi aku berada, tak begitu jelas apa yang mereka perdebatkan sebab pendengaran serta penglihatanku masih kabur.Aku mencoba mengerahkan semua tenaga yang ada untuk mengembalikan kesadaran.Hal pertama yang kulihat hanya warna putih, semakin lama semakin jelas bahwa aku tengah terlentang memandang plafon. Aku melirik kearah tubuhku sambil bernafas sangat lega, pakaian masih lengkap, tak kurang barang sehelai benangpun ketika aku menyingkirkan selimut dan mencoba duduk.Dua orang yang berdebat tadi menoleh padaku, mataku melebar ketika mengetahui dengan jelas siapa mereka, Kyoji Hime bersama Paman Arata Hime.Paman Arata? Kali ini nyata, bukan lagi ilusi.Bagai kilat aku langsung turun dari tempat tidur, berusaha secepat mungkin mencapainya, takut jika dia menghilang namun yang terjad
Aku manggut-manggut, tenggorokanku tiba-tiba terasa kering ketika Kyoji menampilkan data perolehan lelang yang ia sebutkan tadi, berkali-kali lipat dari harga yang di tawarkan Nyonya Sykes. Aku membebaskan tanganku yang sedari tadi berada dipangkuan Kyoji, dan meraih minuman yang telah disediakan dimeja di samping tempat duduk.Kyoji bahkan menampilkan bagaimana proses lelang itu, gadis yang akan di lelang berdiri ditengah ruangan putih berbentuk lingkaran, di dindingnya terdapat semacam sejumlah jendela, dimana peserta lelang bisa melihat untuk saling bersaing harga."Yang di tayangkan barusan adalah kasta teratas bisnis prostitusi HIME-group, Baby Kay. Sumber pemasukan terbesar untuk investasi. Di kasta dibawahnya terdapat gadis-gadis dari negara berkembang, mereka secara rela atau tidak di jadikan pemuas syahwat di negara yang bahkan mereka tak mengerti bahasanya, berlumur peluh lelaki hidung belang demi memenuhi kebutuhan keluarga yang mereka tinggalkan
Tiang-tiang gantung telah dipersiapkan sekalian dengan tali, membawa ingatan tentang seseorang yang menggantung dirinya didepan para penyiksa yang bersorak girang karena putus asa tak sanggup menahan siksaan.Kursi-kursi yang dipersiapkan berderet lurus sejajar di kiri dan kanan di tempatku diikat, juga digunakan untuk menyentrum dengan listrik bertegangan tinggi.Lalu di dekat setiap kursi ada meja beralaskan kain hitam berbecak darah kering, diatasnya tersedia berbagai macam gunting dan pisau bedah juga sejumlah jarum suntik dan lusinan obat-obatan.Aku melirik pada lantai beton dibawah kaki Jay yang sekarang berwarna merah gelap bahkan hampir menghitam karena tertutup darah kering. Aku gelagapan menelan ludah.Hime benar-benar mengancamku sedemikian rupa. Aku ingin menangis sejadi-jadinya, atau tertawa dengan histeria, tapi yang terjadi aku hanya diam."Kau akan pulang ke tempatku, Miss Kaznov" katanya penuh perintah dise
Aku memandangi Jay Sykes penuh selidik, sebagian diriku ingin menerkam, mencakar, menghajar, menghancurkan dan melenyapkannya dari dunia. Tapi sebagian lainnya merasa aneh dengan wajahnya yang tampak tenang memandang ke depan tidak berniat berkata-kata kepadaku.Apakah karena ia berhasil mencapai tujuannya atau untuk hal lain yang takku mengerti."Syukur bahwa keluargamu penganut ketentuan lama" katanya setelah perjalanan cukup jauh. Matanya menatapku ramah dan berpendar "Hanya perlu aku dan ayahmu agar kita menikah" ia sedikit mengernyit melihatku menyatukan kaos Kyoji yang ia robek dengan tangan.Aku menatapnya tidak percaya dan rahangku hampir jatuh ketika mendengarnya. "Hah?" aku mencoba mengecek kembali apakah telingaku masih berfungsi semestinya, mungkin saja salah dengar.Ia mengamatiku baik-baik, wajahnya nampak khidmat, dan sekarang ia nampak begitu serius "Tiga hari sebelum kita bertemu, keluarga kita melakukan prosesi pe
Aku tidak menyangka efek balik dari perkataanku bakal mengundang sang setan secara langsung mengunjungi kamarku dengan mata kejam menyala, berjalan tergesa menghentakkan kaki dan aku bisa melihat tanduk merah menyala di kepalanya "Kau tahu berapa lama aku harus menunggu dan seenak jidatmu kau berkata tidak ingin makan. Dimana sopan santunmu, HAH?" semburnya marah dan tanpa aba-aba langsung menyeretku paksa. Aku bisa melihat saluran darahnya yang menyembul keluar karena marah di lehernya.Tapi bukan Kaella Kaznov namaku jika aku tidak membangkang. Sifat itu sudah terbawa pada setiap gen yang ada di tubuhku, mengalir di setiap keping darahku--itu sebabnya aku tidak menyumbangkan darah, tidak hanya takut jarum suntik, aku juga takut jika sifat pembangkanganku disedekahkan kepada orang lain dan bakal membuat dunia kejatuhan bom.Aku berusaha keras mempertahankan pendirianku dan melepaskan cengkraman tangannya yang begitu kuat dipergelangan tanganku yang baru di
Aku tidak tahu lagi mode apa yang ia aktifkan saat memperbaruhi posisi duduknya agar lebih dekat ke arahku, bahkan aku bisa merasakan paha kami yang saling bersinggungan. Ia tersenyum sambil merapikan anak rambutku kebalik telinga dengan tangan kirinya, lalu mengelus pipiku hingga dagu dan menariknya agar aku langsung bertatapan dengannya.Tatapan tanpa kata-kata itu mengunciku dalam pesona mata abu-abunya yang indah, kali ini tidak kejam lagi.Jantungku malah melompat-lompat tak karuan saat wajahnya semakin mendekat dan tatapannya makin dalam padaku bahkan aku bisa merasakan dan mendengar deru nafasnya.Tanpa kusadari kedua tanganku telah mencengkram gaun malam abu-abuku di atas paha sedangkan tumitku terangkat dengan sendirinya.Aku menahan nafas saat bibirnya hampir tanpa jarak dengan bibirku. Kebingungan antara menolak atau menyerah dalam pesona yang bagiku kuat menggoda."Aw" ringisku berpura-pura kesakitan dan la