Wajah Jay Sykes berkabut asing, kekesalan, kemarahan dan kejengkelan aku melihat semua dari matanya "Dia mengandung anakku, Ella. Ku harap kau mengerti posisiku sekarang" katanya tegas dan menaikkan nada bicaranya seakan aku terlalu cerewet dan terlalu mengekangnya.
"Pergilah" kataku.
Lihat, bahkan ia langsung pergi begitu saja tanpa penjelasan lebih, tanpa menoleh lagi kebelakang. Jiwaku merintih kesakitan berusaha keras membebaskan diri dari serangan perih disudut dadaku.
Saat Jay menjauh aku ambruk kelantai. Yui Kito mengandung anak suamiku? Apa lagi yang harus aku ketahui setelah ini?
Dia hamil sekarang! Dan anak itu adalah milik Jay! Dan aku masih pengantin baru dengan Jay!
Kapan mereka bermain di belakangku? Kapan mereka mempermainkan aku seperti orang bodoh!
Jay Sykes mengucapkan kalimat manis, perhatian dan kelembutannya, yang membuatku lupa bahwa pernikahan kami hanyalah sebuah kontrak, bahwa pernikahan kami
Wanita itu, Yui Kito, hanya berdiri menonton, seolah-olah tidak terjadi apa-apa, saat aku menumpahkan uang yang kubawa dengan jumlah fantastis tepat dihadapannyaSenyum aneh terbit diwajahnya "Kau pikir semua hanya tentang uang, Kaella?" tanyanya dengan santai, lalu menengguk susu dalam gelas tinggi di tangannya sedikit dan menatapku yang kesetanan dengan iba."Ambil uang ini dan jangan ganggu kehidupan kami!!! Uangmu kukembalikan dengan lunas" teriakku menunjuk-nunjuk uang yang menggunung dan berserakan dilantai penthouse baru miliknya. Aku tidak butuh tatapan kasihan darinya, aku hanya ia enyah dan pergi, meninggalkanku sendiri.Yui Sykes, Nyonya baru yang menyandang nama Sykes itu terkekeh, seolah-olah yang kukatakan hanya lelucon baginya. "Aku menganggu kehidupanmu? Apa aku salah dengar?" tanyanya dan tertawa lagi "Kalian yang lebih dahulu menganggu kehidupanku, bukan aku. Kau ingin membayar lunas? Kau pikir dengan uan
PERINGATAN CERITA INI MENGANDUNG DESKRIPSI DEWASA SEPERTI KEKERASAN, PAKAIAN MINIM, KONSUMSI MINUMAN KERAS, ROKOK, OBAT-OBATAN DLL. BAGI PEMBACA YANG BELUM CUKUP UMUR ATAU TIDAK NYAMAN DENGAN KONTEN TERSEBUT, DIANJURKAN UNTUK TIDAK MEMBACANYA!!! Ia mengangkat ujung kaos yang ia pakai lalu meloloskannya ke kepala tanpa berhenti mendekat ataupun memandang nakal. "Apa yang kau lakukan" pekik ku tidak percaya. Ia bertelanjang dada mempertontonkan otot-otot perut dan dada bidangnya yang terlatih dan bagus, membuatku meneguk saliva. "Menurutmu?" cetusnya main-main. Ujung jariku terasa dingin bersentuhan dengan
Prevkaya, 2013 Telingaku mantap mendengar pekikan dan di detik yang sama, sudut mataku menangkap penyebabnya, sepasang tangan nakal menampar dan meremas bokong gadis yang barusan mengerang dengan gerakan kencang bernafsu. Secara naluriah insting ingin tahuku memerintahkan kepalaku menoleh. Sialnya, hal pertama yang dihadiahi pada rasa ingin tahuku adalah seringai mesum sipelaku ke arahku. "Selamat pagi, sayang" Sedang si gadis korban yang memerah malu tidak melakukan apa-apa, hanya tersenyum penuh arti kepada pelaku ketika ia tahu siapa si pelaku, tidak lain adalah si sinting mesum Kristopher Kristoff yang berjas dan bercelana flanel amat mahal. "Pagi juga Kristof" Kristopher Kristoff begitu terkenal di jurusanku, sebab ia telah meniduri sebagian besar gadis di sana, dia kaya dan lumayan tampan, membuat gadis-gadis bergelantungan padanya seperti monyet, hanya dengan senyumnya ia membuat gadis-gadis klepek-klepek tapi tak berarti be
Meniduri suami orang tentu Camilla McKena tahu aku tak bakal melakukannya, tapi entah mengapa perasaan aneh itu malah bersarang disudut hatiku.Meski beberapa waktu selintas pikiran tentang menjual diri bertumpu di benakku."Aku baik-baik saja, sungguh" kataku dengan nada riang mencoba menyakinkan "Jangan bilang kau sudah b*rcinta sepanjang akhir minggu dengan tunanganmu?""Jangan coba-coba mengalihkan pembicaraan. Yui bilang akhir-akhir ini kau tampak murung, Kaznov" komentar Camilla McKenna tanpa basa-basi lagi."Yui? Aku belum bertemu dengannya sepanjang minggu" kataku. Aku mendadak gugup dan gusar dibawah tatapan menuntut penjelasannya.Camilla McKenna tidak mungkin bisa membaca pikiran kotorku!Mungkinkah terlalu kentara sekali di wajahku bahwa pemiliknya membawa segunung permasalahan sehingga Camilla McKena tukang selidik bisa mendeteksi?Semoga saja tidak, aku berharap."Jangan alihkan pembicaraan lagi!
"Miss Kaznov" percakapan kami terhenti karena di interupsi oleh suara seorang laki-laki berperawakan menyeramkan, tubuhnya kokoh tinggi besar dan bersetelan rapi serba hitam. Sebuah bekas luka dalam dari pangkal telinganya hingga rahang, membuat ia makin terlihat sangar."Ya" jawabku bergidik ngeri sambil menoleh pada Camilla McKenna berharap mendapatkan jawaban, tapi hanya di balasnya dengan mengangkat bahu tanda ia sama bingungnya denganku."Bisa bicara sebentar?" lanjut laki-laki yang barusan keluar dari Audi Q7 SUV berwarna gelap, terparkir mewah dipinggir jalan tak jauh dari tempat kami berada.Mobil semahal itu setahuku hanya mampu dimiliki kakekku dari keluarga sebesar Hime dan orang-orang sekaya dirinya.Aku menoleh pada Camilla meminta pendapat yang dibalas dengan anggukan "Tentu" kataku. Aku menelan ludah, perasaanku menjadi awas dan tak karuan ketakutan. Mungkin saja dia salah satu penagih hutang ayahku.Lak
Pekerjaan yang ditawarkan Sharon Sykes terdengar cukup mudah, hanya membuktikan anak laki-lakinya masih normal sebagai laki-laki.'Astaga,sungguh tak bisa dipercaya' desahku dalam hati.Aku tidak menyangka masih ada laki-laki yang tidak memiliki hasrat terhadap wanita.Tapi itu wajar saja sih, laki-laki seperti anaknya mungkin terlalu tengelam dalam pekerjaan, terlalu cinta dengan pekerjaan dan dirinya sendiri atau alasan lain, Ia tidak tertarik pada wanita, malah sebaliknya.Wanita itu mengatakan sesuatu yang benar adanya, meskipun tidak melakukan apapun aku bisa saja membangunkan sesuatu pada seorang laki-laki.Tapi, lain perkaranya jika anak tertua wanita itu penyuka sesama, Ia pasti tidak meneteskan air liur melihatku telanjang atau menari erotis sekalipun.Kenyataan lainnya, aku tidak pernah terlibat dengan penyuka sesama, teman atau keluarga, tak satupun dari mereka yang ku kenal menyimpang.Aku langsung
Aku duduk dan menyandarkan punggungku ke kepala tempat tidur, lalu menutupi dadaku dengan selimut, ya, satu kenyataan bahwa aku masih telanjang di bawah selimut."Lewat pintu" kataku sambil berharap wajah datarnya menyingkir, tapi ternyata aku berharap pada kemustahilan. Wajahnya masih sama tenangnya sejak aku pertama kali melihatnya "Aku tidak mungkin menembus tembok, kan, atau tiba-tiba berada di rumahmu melewati lorong waktu, yang benar saja!" lanjutku."Aku bukan orang yang bisa kau ajak bercanda" balas Jay Sykes tajam dan dingin. Rahangnya yang sempurna bagai pahatan itu mengeras, sorot mata abu-abunya memandang penuh kesuraman."Aku juga tidak sedang ingin bercanda dengan Anda tuan wajah datar. Aku benar-benar masuk lewat pintu depan sana" Jelasku lagi.Aku tidak berbohong.Ia menatapku dengan tatapan kejam, berusaha keras menahan kemarahannya "Aku juga tahu, jejak sepatu kotormu itu mengotori lantai mahal dan sofa kesayanga
Aku ingin mengeluarkan suara, tapi menjadi "Hmmp" karena tertahan mulutnya yang agresif membabi buta sehingga yang terdengar hanya gumaman tak jelas bercampur desahan.Lidahnya memaksa untuk masuk, meski aku menolaknya, namun tubuhku terlalu hanyut di dalamnya.Permainan lidahnya yang handal, tangan kokoh yang dengan kuat menahan tekukku, membuatku tidak bisa berbuat apa-apa.Meski tanganku yang bebas terus memukul, mendorong, mencakar, atau melakukan apa saja agar ia menghentikan tindakan brutalnya, tak satupun usahaku membuahkan hasil.Bahkan malah membuatnya makin tertantang menaklukkan ku dalam belaian lidahnya di lidahku.Kakiku mulai kehilangan pijakan, aku merasa melayang dan tulang-tulang kehilangan fungsinya.Sekuat tenaga aku mencoba memposisikan diri agar tidak merosot kelantai dengan mencengkram lengannya ketika ciuman itu makin dalam dan intens, memberikan kesempatan padanya untuk meremas dua