Share

19—Don't Panic But I Think...

Selasa siang, Ica dan Clara bertemu di salah satu restoran di dekat kantor Ica. Kali ini mereka bertemu hanya dua personil saja karena Ghiffary masih dinas di Jogja.

Entah mengapa, Clara merasa berbunga-bunga. Dia merasa akhirnya hidupnya seperti yang dia inginkan. Punya sahabat yang pengertian dan sayang dengannya, rekan kantor yang juga berakhir menjadi sahabatnya—minus mantannya yang tidak waras itu, juga seseorang yang dia cintai dari lama dan berakhir menjadi pacarnya—yang ternyata jauh lebih indah dan mendebarkan dibanding jutaan mimpinya, juga keluarga yang… ya syukurnya lengkap—minus ibunya yang selalu bersikap tidak adil dan selalu mencari kesalahannya.

Clara merasa hidupnya sudah mencapai satu titik kebahagian tiada tara yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya.

Dengan senyum yang masih menghiasi wajah

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status