Share

2.

            Pagi hari ditempat kerja kurasakan banyak melamun hingga kurasakan tepukan di pundakku. Aku tersadar karenanya.

            “Hey Bell, aku sudah memanggilmu dari tadi!,” kata Elly.

            “Sory Ell, ada apa?” tanyaku sebelum fokus kembali pada layar dihadapanku.

            “Bos baru akan datang sebentar lagi. Aku rasa memang dia sudah ada dikantor dari pagi tapi tertahan di HRD. Biasalah Mbak Susi kan emang suka ngobrol,” jelas Elly yang aku dengarkan sekilas.

            “Oh begitu,” balasku cuek.

            “Dan kuharap saat dia datang kau jangan melamun oke,” tuturnya mengingatkanku.

            “Iya Ell,” aku mengangguk singkat.

            “Lagipula kenapa kau sepagi ini sudah melamun heh?” tanyanya membuatku mengalihkan perhatian padanya.

            “Ah tidak, aku hanya belum sarapan pagi tadi,” jawabku menyengir.

            “Hah memang sarapan berpengaruh besar pada konsentrasi. Apa perlu aku pesankan teh atau kopi pada OB?” tanyanya menawarkan.  

            “Ah tidak biar aku sendiri saja,” tolakku halus.

           “Hem baiklah,” lalu dia menghilang di balik kubikelnya.

           Pikiranku bercabang antara pekerjaan dan pertunanganku. Bahkan aku belum tahu, seperti apa rupanya. Tapi Ibu dengan mudahnya menyetujui hufft. Aku benar-benar merasa dilema. Tapi kalau memang dulu aku mengenalnya, kurasa akan mudah bila rencana itu dibatalkan saja. Toh setelah bertunangan, kita tidak serta merta menikah. Masih ada pendekatan yang harus dijalani. Iya sepertinya aku tidak perlu kawatir. Ayo Tika semangat, ucapku menyemangati diri sendiri.

           Hari- hari berjalan begitu cepat. Kini tinggal menunggu esok hari, untuk acara pertunangan itu. Benar, aku sudah sampai dirumah sejak semalam. Agar dihari minggu, aku dapat berpenampilan lebih fress. Di pagi ini Ibu mulai memasak, dengan berbagai macam yang entah akupun tidak tahu namanya. Ibu hanya berpesan padaku. untuk tampil sopan dan anggun ketika acara nanti malam. Yang aku angguki seadanya.

           Acara pertunangan ini hanya dihadiri oleh keluarga inti. Karena Ibu bilang biar di pernikahannya saja, yang mengundang seluruh keluarga agar dapat berkumpul. Sesuai instruksi dari Ibu.

           Aku merawat diri dengan perawatan yang sudah aku beli sebelumnya. Meskipun aku terkesan cuek. Tapi aku juga tidak mau mempermalukan Ibuku. dihadapan keluarga Om Gilang.

           Katanya Ibu dia sudah menghubungi Ayah. Tapi Ayah tidak langsung bisa pulang. Karena pekerjaan yang belum selesai di Singapura. Alangka kesepiannya jadi Ibuku, jika Ayah bertugas. Tapi tumben saja Ayah tidak mengajak Ibu serta. Biasanya mereka selalu berdua, tak pernah terpisah. Apa karena acara ini hem pikirku. Aku mulai berpikir Ibu sudah tahu, perihal ini sejak lama. Hah daripada aku berprasangka yang macam-macam. Lebih baik aku tanyakan langsung pada ibu.

           Aku usaikan sesi perawatanku. Kemudian mulai memakai gaun yang sudah disiapkan oleh Ibu. Setelah aku berkaca, ya lumayan lah pilihan Ibuku ini, memang tidak mengecewakan.

           Tentang diriku kalian jangan salah. Walau aku ini tipe yang pendiam dan cuek, bukan berarti aku juga cuek dengan penampilan. Aku termasuk orang yang memperhatikan penampilan sehari-hari, apalagi ketika bekerja. Meskipun banyak yang kode, bahkan menyatakan perasaannya padaku. Tetapi aku bukan orang yang mudah tertarik, pada lawan jenis. Bisa dibilang aku punya kriteria sendiri, untuk orang yang aku sukai.

           Kembali ke acara, jam sudah menunjukkan pukul 6 malam. Aku sudah pakai segala lotion, yang memanjakan kulit dilanjutkan merias diri. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam. Ibu sudah memanggilku dari 5 menit yang lalu. Aku berkaca sekali lagi untuk memastikan, tidak ada yang kurang. Setelah merasa cukup, aku beranjak keluar kamar turun ke lantai bawah.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Fiiz Hap
berusaha tampil cantik
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status