Share

Forgotten You
Forgotten You
Penulis: ANurj

BAB 1 - Hotel

Karisma tersenyum lebar setelah mengatakan apa yang baru saja dia lontarkan. Lelaki itu sungguh senang melihat wajah gadis cantik di depannya yang terkejut seperti itu.

Kini di depan Karisma, Nazmi terlihat begitu memikat dengan baju ketat yang dikenakannya. Sehingga lekuk tubuh sang pujaan hati terlihat sangat memukau indra penglihatan. Otak lelaki itu yang sudah tak waras malah ingin menuntut yang tidak-tidak untuk segera dipuaskan detik itu juga.

Senyumnya yang manis terlihat sedikit memicing. Matanya menatap lekat pada gadis jelita di depannya. Dia sungguh senang melihat ekspresi Nazmi. Terlihat gusar dengan apa yang dimintanya barusan.

Sedangkan Nazmi, gadis itu malah membeku seribu bahasa, matanya terbelalak kaget. Mulutnya kaku seolah tak tahu bagaimana caranya berucap dengan benar setelah apa yang dikatakan Karisma padanya.

"Ho-hotel? Ma-mau apa?" tanya Nazmi yang pikirannya sudah sangat kacau. Sungguh kini gadis itu malah berpikir apa yang akan diperbuat Karisma adalah hal yang pernah mereka lakukan waktu itu.

Karisma tersenyum lebar. "Mau apa pun itu, nanti lo bakal tahu sendiri. Sebaiknya lo harus bisa memenuhi hal tersebut, Naz. Kalau enggak, mungkin gue gak akan percaya sama kata-kata lo lagi," ujar Karisma yang mencoba untuk menguji kesetiaan perempuan itu.

Netra gadis itu masih membulat lebar. "Ta-tapi, seenggaknya lo bilang dulu mau apa kita di hotel, Ka, gue—"

"Mau apa pun itu terserah gue, kan, Naz? Yang jelas lo harus siapin semuanya. Hati lo, mental lo, tubuh lo, dan ... suara lo jangan sampai habis, ya?" lirih Karisma dengan suaranya yang menggoda membuat Nazmi semakin melotot.

"Ha-hah? Lo bercanda, kan, Ka? Apa yang lo pikirin sekarang, hah?" tanya Nazmi yang nada suaranya mulai meninggi dengan jantung berdegup kencang.

"Gue bilang mau apa pun itu terserah gue, kan? Mungkin aja, gue mau melanjutkan apa yang sudah kita lakukan waktu itu, Naz, masih ingat? Bukannya waktu itu lagi seru-serunya? Bukanya waktu itu lo yang minta untuk melakukan hal yang lebih? Oleh karena itu, mari kita selesaikan besok malam, Naz," ujar Karisma yang lagi-lagi membuat Nazmi terbelalak.

"Lo, pasti bercanda, Ka. Gak mungkin lo kayak gitu," ujar Nazmi sambil mencoba untuk tertawa renyah.

Karisma manggut-manggut. "Lo pikir gue bercanda, Naz? Kalau pun iya gue bercanda, mungkin sekarang gue bakal ketawa, tapi sekarang gue serius, Sayang. Gue pengin tahu apa lo beneran cinta sama gue atau enggak."

Nazmi mengernyitkan dahi. Senyumnya kecut, dengan gelengan kepala yang tak terima.

"Apa harus dengan itu, Ka? Kenapa harus melakukan itu untuk membuktikannya?" tanya Nazmi.

"Karena lo hanya diberi pilihan itu aja, Naz, jadi, mau atau enggak. Kesimpulan akhir kalau lo datang berarti lo cinta dan kalau lo enggak datang ... berarti enggak cinta. So simple, bukan?"

Nazmi menggelengkan kepalanya. "Ka, ayolah jangan kayak gitu. Ini tuh gila banget! Enggak mungkin, kan kita—"

"Apanya yang enggak mungkin, Naz? Setahu gue mungkin aja. Lo aja barusan habis ngelakuin itu sama Geri, kan? Jadi, kenapa enggak untuk yang kedua kalinya lo lakuin sama gue?" tawar Karisma dengan suara tegas.

Nazmi menatap tak percaya pada lelaki di depannya. Sungguh tidak pernah disangkanya bahwa Karisma akan meminta dirinya untuk berbuat hal seperti itu. Di hotel pula.

"Yes or no, Nazmi. Cinta dan enggak cinta. Itu aja, gak ada yang lebih, dan itu akan terlihat saat lo datang atau enggak ke hotel," ujar Karisma. Tatapannya tajam pada Nazmi seperti menginginkan seluruh tubuh gadis itu untuk dilahapnya hingga habis.

Mulut Nazmi terbuka sedikit. Bibirnya yang tipis bergetar halus. "Gu-gue—"

"Lo kenapa? Enggak mau? Berarti lo emang cinta sama Geri, kan, Naz?" potong Karisma.

"Enggak gitu, Sayang. Itu tuh ... ayolah, Ka, please jangan itu syaratnya. Gue bisa ngasih lo yang lain asal enggak yang gitu," ujar Nazmi memohon.

Karisma menggelengkan kepalanya. Dia tetap yakin dengan apa yang diminta pada sang mantan kekasih.

"Kalau lo gak mau ke hotel, mari kita selesaikan sekarang, Naz," lirih Karisma yang lalu mendekatkan wajahnya ke arah gadis itu mencoba untuk menerkamnya.

"E-eh?" desis Nazmi dengan tubuh membeku.

Mereka saling bertatap. Jantung gadis itu berdegup kencang. 'Apa gue harus nurut sama apa mau lo, Ka? Apa ini cara satu-satunya buat buktiin kalau gue beneran cinta sama lo? Apa enggak ada cara lain? Apa harus gue kasih tubuh gue buat lo?' batin Nazmi dengan napas yang semakin tercekat.

Wajah lelaki itu semakin mendekat, bibir lembutnya mulai menyentuh bibir milik Nazmi untuk memberikan pagutan lembut padanya. 

Senyum lelaki itu terukir tipis di wajah tampannya. Tatapan mata yang begitu tajam, seolah melihat seekor mangsa yang siap untuk dinikmati.

"Lo milik gue selamanya, Naz. Enggak akan ada yang bisa gantiin gue," bisik Karisma lembut membuat seluruh tubuh Nazmi melemas.

Lagi-lagi gadis itu hanya bisa terdiam. Menikmati belaian lembut yang dilakukan oleh Karisma. Tubuhnya, bahkan hati, dan otaknya seolah tidak ingin membantah sedikit pun atas apa yang dilakukan sang mantan kekasih.

Pagutan yang diberikan Karisma padanya disambut dengan hangat oleh Nazmi. Matanya mulai terpejam. Deru napasnya mulai cepat seperti gemuruh ombak di lautan.

"Lo cantik banget," bisik Karisma lagi yang mulai mengusap kepala gadis itu. Kemudian turun perlahan menyentuh pipi halus Nazmi.

Gadis itu terdiam. Menatap netra Karisma yang berkilauan. Bibirnya yang lembut masih terasa sama. Sangat membuatnya ketagihan untuk terus melumatnya dengan intens.

Seolah mengerti apa yang diinginkan Nazmi, Karisma semakin merapatkan tubuhnya. Menyentuh bibir mungil gadis itu lalu kembali melahapnya dengan rakus.

Jemari Karisma mulai tidak sabaran untuk segera menggerayangi tubuh gadis itu. Dengan cekatan, tangannya mulai mengusap punggung Nazmi. Mengelus dengan pelan hingga beralih pada bagian depan tubuh gadis itu. Bagian yang amat disenangi kaum lelaki.

Pipi Nazmi memerah ketika beberapa kali Karisma melalukan gerakan di kedua benda miliknya. 

Tatapan mereka saling beradu. Seolah tak bisa mengucapkan apa pun lagi selain rasa cinta yang mendalam. Sebuah rasa yang berubah menjadi panas seiring perlakuan yang dilakukan Karisma.

"Hei, cantik, puasin gue sekarang," lirih Karisma sambil mendorong sedikit perempuan itu pada sandaran sofa.

Nazmi melotot. Napasnya sesak seolah kehabisan oksigen dalam parunya. Melihat seringai Karisma yang terlihat sangat agresif, membuat Nazmi gemetar.

Semua kata yang dihafalnya seolah hilang begitu saja dari kepala. 'Lo mau apa sih, Ka? Kenapa gue mendadak diam begini? Kenapa gue malah mempersilakan lo untuk menikmati gue?' batin Nazmi, tatapannya masih lekat pada wajah tampan di depannya.

"Udah siap? Gue buka sekarang ya, Naz ... gue pengin lihat dengan jelas seluruhnya bagian tubuh lo," pinta Karisma yang masih dengan suara begitu rendah.

***

Bersambung ....

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Yuzee Nadnad
Tolong, baru bab pertama aja udah begini 😭😭😭
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status