Главная / Romansa / Forgotten You / BAB 2 - Tidak Tuntas

Share

BAB 2 - Tidak Tuntas

Aвтор: ANurj
last update Последнее обновление: 2021-05-03 18:43:29

Nazmi menelan salivanya. Otaknya sungguh telah terblokir dengan semua belaian lembut dari Karisma. Gadis itu menutup mata kala tubuh lelaki itu kini tepat berada di atasnya.

"Sepertinya kita langsung mulai aja, Naz, gue udah enggak tahan." Karisma memegang celana pendeknya untuk segera diturunkan.

Gadis itu terbelalak. Wajahnya terlihat panik kala menangkap sinyal aneh dari Karisma yang nampaknya serius akan melakukan hal keji tersebut padanya.

Gemuruh dadanya semakin memuncak. Perih dan terasa sangat menusuk di bagian ulu hatinya. Satu kecupan berhasil mendarat mulus di kening Nazmi.

"Enggak akan sakit, Sayang. Rasanya sama kayak waktu itu kok, tapi mungkin gak akan sesakit waktu itu," bisik Karisma lalu melanjutkan pagutannya.

Benda milik Karisma yang enggan dilihat Nazmi kini sudah mencuat keluar, menempel pada bagian tubuh gadis itu. Pagutan hangat kembali menyerbu Nazmi seiring tangan Karisma yang mulai aktif memegangi miliknya untuk segera menerobos gadis incarannya.

Namun, bersamaan dengan itu, Nazmi langsung mendorong Karisma untuk menjauh. Gadis itu menjauh dari Karisma. Rasa panas dalam rongga dadanya kini mulai berwujud menjadi buliran bening. Mengalir kian deras dari kedua bola mata indah gadis itu.

"Naz? Kenapa?" ujar Karisma yang sedikit menahan kesal atas tindakan Nazmi.

Pakaian dalam Karisma yang tadi sudah terlepas kembali ia kenakan ketika tak kunjung ada jawaban dari sang mantan kekasih. 

Tubuhnya mendekat, menyentuh pundak Nazmi yang berguncang. Wajah gadis itu menunduk dengan isak yang mulai dibiarkan keluar.

"Kenapa, Sayang?" tanya Karisma mencoba untuk tetap bersikap lembut padanya.

Sedangkan Nazmi masih diam saja tanpa mau menjawab pertanyaan bodoh dari Karisma.

Mereka membisu. Hanya suara tangis dari gadis itu yang mendominasi keadaan ruangan. Perlahan hati lelaki itu mulai luluh. Dia menatap lekat pada Nazmi dengan tatapan sendu.

"Maafin gue, Naz. Gue tahu gue salah. Belum saatnya gue lakuin ini, kan? Tapi, Naz, lo tahu gue enggak bisa tanpa lo. Gue enggak mau lihat lo malah sama Geri dengan leluasa lakuin hal kayak tadi dan akhirnya kalian menikah. Gue enggak mau, Naz." Suara Karisma menggema di telinga Nazmi. 

Gadis itu sudah enggan mengatakan apa pun lagi. Dia tidak mau menanggapi apa yang dikatakan Karisma.

Nazmi tahu bahwa kini dirinya sudah tertangkap basah telah melakukan hal keji itu dengan Geri, namun apa yang dilakukan mereka itu tidak sejauh yang dipikirkan oleh Karisma.

Sungguh, jauh dalam hati kecil Nazmi, dia masih enggan melakukan hal tersebut sebelum dia resmi menikah dengan lelaki mana pun.

Terlebih lagi Nazmi sangat tidak ingin kalau sampai terjadi hal seperti saat itu. Dia tidak mau bila ada korban penyiksaan kalau sampai kakaknya tahu mengenai hal itu.

Bisa-bisa Dewa mengamuk lagi dan hilang kendali seperti waktu dulu yang dilakukan pada Karisma.

"Udah dong jangan nangis. Gue gak mau Geri sampai tahu kalau lo nangis, Naz, itu sama aja kayak lo enggak sayang sama gue. Lo minta gue untuk menjauh secara halus kalau sampai Geri tahu lo nangis kayak gini, Sayang. Maafin gue, ya?" bujuk Karisma.

Nazmi terdiam dengan perkataan Karisma yang memang ada benarnya juga. Dia lalu mengusap perlahan wajahnya yang terlihat kusut.

"Hei, Naz. Gue tahu lo belum siap sama gue. Mungkin ini bukan waktu yang tepat untuk kita melakukan hal itu. Iya, kan?" Lelaki itu mengusap kepala Nazmi dengan pelan yang masih menunduk.

Kedua tangan lelaki itu mengangkat wajah sang gadis cantik di depannya. Menatapnya dengan lekat wajah yang membuatnya selalu mabuk kepayang itu.

"Maafin gue, ya?" pinta Karisma lagi.

Nazmi menganggukkan kepala sambil memasang senyum tipis di sana. Berusaha membuat dirinya tenang dan tentunya agar Karisma berhenti meminta maaf atas apa yang dilakukannya barusan.

Senyum lelaki itu mengembang. "Nice. Gadis pintar. Sorry gue bikin lo syok lagi dan atau apa pun itu yang ngebuat reputasi gue di mata lo jadi jelek lagi. Ya, beginilah gue, Naz. Gue yang selalu keras kepala dan emosional."

Nazmi menatap dengan binar mata yang meredup. Dia tersenyum kecil. Mengiyakan pernyataan lelaki di depannya.

Memang benar, selama mereka berpacaran dulu, itulah yang sering Karisma tunjukan padanya. Keras kepala dan terburu-buru. Maka dari itu, Nazmi sudah tidak heran lahi akan hal tersebut.

"Kok senyum gitu sih, Naz?" tegur Karisma sambil menyentuh pipi gadis itu.

Nazmi mengernyitkan dahi. Mencoba untuk mulai mengeluarkan suaranya. "Emangnya kenapa kalau gue senyum? Enggak boleh? Lo juga senyum terus dari tadi, Ka."

Alis lelaki itu terangkat. Senyumnya kembali mengembang. Terlihat begitu jelas pada raut wajahnya bahwa Karisma terlihat sangat gemas pada Nazmi.

"Boleh kok. Gue enggak larang lo senyum, Naz. Apalagi senyum ke gue. Senyum lo manis gitu, Sayang, tapi jangan kasih senyum lo ke cowok lain dong," goda Karisma membuat hati Nazmi yang tadinya berantakan jadi kembali berbunga.

Pipinya merah dengan wajah menunduk. Diam-diam senyum gadis itu merekah ketika sebuah kecupan mendarat di pucuk kepalanya.

"Gue sayang banget sama lo, Nazmi. Gue harap lo jadi milik gue lagi. Selamanya, Naz. Gue yakin banget kalau lo bakalan jadi milik gue. Terserahlah apa yang bakal dilakuin Geri atau Dewa ke gue saat tahu lo jadi milik gue lagi yang penting itu, lo bisa balik ke gue seutuhnya."

Nazmi tersenyum sambil menatap wajah Karisma. Lelaki yang nekat dan bodoh. Masa iya dia akan mengorbankan lagi nyawanya demi dirinya? Sungguh Nazmi tidak akan pernah mengizinkan itu terjadi pada Karisma lagi.

Cukup sekali saja menderita ketakutan akan kepergian Karisma. Jangan sampai terulang lagi.

"Lo tetep aja nekat, Ka, kalau caranya salah gue tetep gak mau sama lo. Gue tuh pengin lihat perjuangan lo buat gue kayak gimana, bukan lihat lo dianiaya Dewa atau Geri," komentar Nazmi dengan suara sedikit serak.

"Eh? Emangnya perjuangan gue kurang apa sih, Naz, sampai lo masih gak mau sama gue? Kalau itu yang lo pengin, oke, gue bakal turuti, tapi gue minta keinginan gue yang tadi tolong lo ikuti juga, Naz," ujar Karisma sambil menatap sungguh-sungguh pada Nazmi.

Jelas saja hal itu membuat Nazmi kembali tersentak. Jiwanya yang sudah mulai tenang, kini seolah kembali terusik. Tak tahu harus mengatakan apa lagi.

"Keinginan lo yang mana maksudnya, Ka?" tanya Nazmi meyakinkan bahwa apa yang ada dalam pikirannya salah.

Karisma tersenyum. Dia menggenggam erat jemari gadis itu lalu mengecupnya lembut.

"Keinginan gue yang minta kalau lo harus buktiin rasa cinta lo ke gue, Naz. Biar gue tahu bukan cuma gue yang berjuang buat bersama lagi."

Sebuah anak panah seolah menusuk tepat di jantung gadis itu. Senyum Nazmi terukir tipis.

"Gue pengin lo datang ke Hotel Arca, Naz, itu aja. Masalah kita bakal ngapain di sana, itu urusan nanti. Gue pengin tahu dulu sejauh mana perjuangan lo buat gue."

***

Bersambung ....

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Forgotten You   BAB 182 - Ending

    “Kok lo ada di sini?” Tanyanya di sela isak tangis.“Apa itu penting?”“Uhhh, Kak ...” Rengeknya sembari beranjak kemudian menghambur pada dekapan sang kakak.Dewa yang tak mengerti apa yang terjadi pada sang adik hanya terdiam sembari erat membalas pelukannya. Tangan besar itu mengusap kepala Nazmi yang tenggelam dalam dada bidang kakaknya.“Hmm, gue udah tahu ada yang gak beres makanya ke sini. Ada masalah apa sama Geri?”Ia menggelengkan kepala kemudian menengadah. Matanya sembab, lingkaran hitam itu kini nampak jelas terlihat. Skleranya berubah menjadi merah begitu juga dengan hidung dan wajah cantiknya.“Dia menghilang udah dua minggu ...”“Hah? Emang awalnya ada masalah apa?”“Dia diambil cewek lain. Gue kalah buas, Kak ...” Rengeknya yang membuat Dewa malah sedikit tertawa mendengar penuturan dari mulut kecil sang adik.Ia terus mengusap kepala bayi kecil yang tengah merengek padanya. Dirinya tahu Nazmi masih begitu polos, bukannya langsung marah, Dewa malah tak percaya jika Ge

  • Forgotten You   BAB 181 - Hurt

    Perlahan Nazmi membuka kelopak mata yang terasa berat. Ia menyapu keadaan sekitar yang terasa asing baginya. Aroma kopi khas tercium memenuhi rongga hidung membuatnya sedikit mengenal dimana keberadaannya saat ini.Ia menoleh ke samping kanan ketika sebuah suara menyapanya dengan lembut. Kejadian beberapa saat lalu kembali terekam jelas dalam benaknya.“Gimana perasaan lo sekarang?”“Uhm, gue haus ...”Segera ia meraih secangkir minuman dari atas nakas dan menyodorkannya pada Nazmi yang tengah bersandar pada tumpukan bantal.“Makasih.” Ucapnya sembari mengembalikan cangkir tersebut.“Apa yang terjadi? Lo gak terlihat baik-baik aja. Beberapa kali gue hubungi lo gak bisa.”Seketika tangisnya kembali pecah, melihat hal tersebut seseorang yang bernama Karisma langsung meraih tisu dan menyerahkannya pada Nazmi.“Gue udah nyerah sama semuanya, Ka ... Gue lelah sama semua ini ... Gue capek ... Huhuhu ...”“Uhh, Naz. Apa yang terjadi sama lo? Kenapa lo kayak gini?”“Geri ninggalin gue sama ce

  • Forgotten You   BAB 180 - Terbongkar

    Karena tak sabar dan pesannya yang tertunda terkirim, ia segera melakukan panggilan pada sang kekasih. Namun, beberapa kali ia meneleponnya tak ada jawaban dan hanya terdengar nada sambung yang tak kunjung menjawab.-Geri?-Ia melihat satu centang putih pada pesan yang baru saja terkirim. Bahkan lelakinya tidak mengaktifkan data seluler. Apakah ia tengah bersama dengan Hana?Segera dirinya menelepon tanpa menggunakan aplikasi. Malah operator yang menjawab karena nomornya tidak aktif. Nazmi semakin gundah, pikirannya kacau. Ia sama sekali tak mengerti mengapa begitu tepat di saat seperti ini kekasihnya malah menghilang begitu saja?Tiba-tiba Nazmi terpikir untuk menghubungi Hana. Segera ia mengirimkan beberapa foto yang didapatkannya dari Fauzan. Tak lama perempuan itu terpantau online, Nazmi pun segera melakukan panggilan.“Lo tega banget sama gue, Han. Lo bohongin gue selama ini?”“Ahahahaha. Akhirnya gue ketahuan?”“Apa? Jadi bener semuanya? Lo bohongin gue dan ambil cowok gue?”“Na

  • Forgotten You   BAB 179 - Mungkin

    “Gue di apartemen.”Tiba-tiba saja sebuah perasaan buruk menelisik dalam sanubari. Sambungan telepon dimatikan setelah Fauzan mengatakan bahwa ia hendak menemuinya dan membicarakan hal ini secara langsung.Apa yang sebenarnya terjadi? Apa yang dikatakan oleh Hana tadi pagi adalah sebuah kebohongan? Bagaimana bisa Hana berbohong, jelas dari matanya yang sembab gadis itu tengah terluka oleh Fauzan.Resah ia menunggu kedatangan Fauzan di tengah gulita rumah apartemen miliknya. Hujan masih turun sangat deras di luar sana. Beberapa kali dirinya melihat room chat dengan Fauzan yang masih belum terlihat tanda-tanda lelaki itu sudah sampai di apartemen padahal sudah hampir setengah jam.Jarak dari tempatnya sekarang jika ia berada di base camp tidak akan lebih dari setengah jam. Namun, darimana lelaki itu pergi menuju kediamannya? Dia hanya membuatnya gelisah saja.Tak berselang lama, bunyi denting bel nyaring terdengar di seisi ruangan. Segera Nazmi bangkit dan membukakan pintu. Itu adalah F

  • Forgotten You   BAB 178 - Tak Peduli

    -Ger, jangan lupa makan siang.-Tak ada jawaban dari pesan yang dikirimkan oleh Nazmi beberapa jam yang lalu. Di luar, hujan turun begitu deras. Gadis yang tengah duduk di dekat jendela besar menghadap ke luar menatap rintik hujan yang sedari tadi turun membasahi bumi.Ia menghela napas panjang setelah membaca pesannya. Padahal Geri terpantau online beberapa kali dalam beberapa waktu lalu namun, lelaki itu tak kunjung membalasnya.“Apa dia marah sama gue karena gak jadi ketemu tadi?” Gumamnya yang mulai putus asa sembari menggenggam ponsel di tangan kanan.Nazmi kembali teringat kejadian beberapa jam lalu ketika membatalkan sepihak pertemuan singkat antara dirinya dengan sang kekasih. Semua itu terjadi karena Hana yang tiba-tiba menelepon dan menyuruhnya untuk datang ke sebuah kafe.Setibanya di sebuah kafe yang masih sepi, Nazmi langsung tahu bahwa gadis yang tengah duduk memunggungi pintu masuk di sudut ruangan adalah Hana. Terlihat dari gaya berpakaian dirinya yang begitu korean lo

  • Forgotten You   BAB 177 - Berencana

    Waktu seakan cepat berlalu, sudah satu minggu semenjak Dewa berbicara empat mata dengan sang adik. Perempuan itu nampaknya sangat antusias dengan pernikahan kakaknya. Setelah beberapa jam berbincang, Nazmi akhirnya mendapatkan keputusan bahwa ia akan menikahi kekasihnya, Geri tepat satu bulan setelah pernikahan sang kakak berlangsung.Jika Karisma bertanya padanya lagi, mungkin kali itu dia akan menjawabnya dengan tegas bahwa dirinya tak mau kembali pada hubungan yang sudah lama terbengkalai bersama Karisma. Akhir-akhir ini Geri memang sangat sulit ditemui dan ngobrol melalui aplikasi pun sangat jarang. Meski begitu, perasaannya pada Geri malah semakin besar.Ia berniat untuk berbicara secara langsung perihal dirinya yang juga setuju untuk menikah dengan Geri ketika lelaki itu sudah tak sesibuk sekarang.Pagi itu matahari tidak bersinar seperti hari-hari sebelumnya. Nazmi yang sudah dua hari tidak ada jadwal photo shoot hanya berbaring di kamar seharian sembari berselancar di akun sos

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status