Home / Romansa / Forgotten You / BAB 5 - Bodoh Atau Polos?

Share

BAB 5 - Bodoh Atau Polos?

Author: ANurj
last update Last Updated: 2021-05-06 18:12:10

"Enggak usah ikut campur dengan apa yang gue lakuin ke Nazmi! Itu semua bukan urusan lo!" teriak Dewa yang berhasil meninju rahang kiri lelaki di depannya hingga tersungkur.

"Berengsek! Kurang ajar lo!" geram Karisma mencoba bangkit sambil memegangi rahangnya yang terasa kaku.

"Lo pantas dapat itu, Ka! Cowok mesum kayak lo emang pantas mati aja!" hujat Dewa yang bersiap memasang kembali kuda-kudanya. Mengepal tangan dengan kuat.

Nazmi bergetar melihat kedua lelaki yang tengah beradu mulut di depannya. Bibirnya bungkam dengan lidah kelu, sama sekali tak bisa berucap.

"Kurang ajar!!" teriak Karisma yang melayangkan tinjunya ke arah Dewa, namun tidak tepat sasaran karena Dewa berhasil mengelak dari pukulan Karisma.

"Segitu aja, Ka? Payah! Nih dari gue! Pergi ke neraka lo! Iblis!" hardik Dewa.

"Cukup!" teriak Nazmi sangat kencang membuat bogem Dewa hanya melayang di udara kosong.

Tubuh kedua lelaki itu seperti ter-setting dengan sendirinya karena ucapan Nazmi. Napas gadis itu pendek dengan irama yang dalam.

"Apa enggak ada hal lain yang bisa kalian lakuin selain berantem? Kenapa harus pake kekerasan terus sih? Wa! Lo lupa dengan apa yang udah lo perbuat beberapa waktu lalu, hah? Apa lo belum sadar juga kalau tindakan lo itu berbahaya dan malah bisa sampai bikin Karisma mati!" getir Nazmi, yang suaranya mulai meninggi.

"Lo yang harusnya sadar, Naz! Lo udah diperalat sama cowok bajingan ini! Berotak mesum! Lo udah digerayangi sama dia dan hampir-hampiran dibikin hamil sama dia, tapi lo masih aja bela cowok kayak gini? Sadar gak sih, Naz!" teriak Dewa sambil menatap heran pada Nazmi yang mematung. Tangannya sesekali mengepal dengan kuat.

"Dia enggak seperti yang lo pikirkan! Karisma sama sekali enggak mau hamilin gue! Dia enggak kayak gitu, Dewa!" bantah Nazmi lagi-lagi.

Mata mungil milik Dewa melotot. Tawanya hampir pecah karena mendenggar ucapan polos atau entah pikiran bodoh dari cara pandang gadis itu.

"Tadi lo dicium sama dia sampai cowok berengsek ini pegang-pegang tubuh lo, Naz, dan lo bilang itu bukan melecehkan? Terus waktu itu, lo udah telanjang bulat dan entah apa yang udah kalian lakukan berdua semalaman di kamar, itu juga lo bilang si berengsek ini enggak berniat hamilin lo? Lo tuh bego atau polos, Naz? Lo mau karir lo sebagai model hancur gara-gara dia bikin hamil? Lo mau apa yang udah dirintis sejak dulu sampai dekarang hancur gitu aja gara-gara si cowok bajingan ini? Begitu?" teriak Dewa sambil menunjuk-nunjuk pada Karisma yang memegangi rahangnya.

"Lo enggak tahu cerita sebenarnya! Lo cuma lihat apa yang terjadi di depan lo waktu itu! Lo gak tahu keseluruhan ceritanya!" bela Nazmi. Matanya kembali merah, malah bola mata kanannya kini telah meluncurkan air yang mulai mengalir.

"Gila! Lo udah bener-bener enggak waras, Naz! Perbaiki otak lo! Jelas-jelas kalian lakuin hal bodoh itu. Buat apa sepasang manusia beda jenis, di kamar berduaan sambil telanjang, hah? Koslet ya otak lo, Naz?" cela Dewa.

Nazmi menahan amuknya. Bibir tipis itu bergetar hebat sambil mengumpat dalam hati. Mulutnya mulai terbuka kembali seraya meluapkan segala emosi.

"Lo yang gak waras! Lo kakak yang gak adil dan gak pernah mau denger apa kata gue! Lo gak pernah dengar apa yang gue mau! Lo yang berengsek! Lo yang bajingan, Wa! Lo gak pantas gue sebut kakak! Berengsek!" teriak Nazmi.

Dewa menatap tajam pada Nazmi. Matanya membulat lebar, tak menyangka pada ucapan sang adik. Entah dia harus berkata apa pada Nazmi yang benar-benar buta oleh seorang lelaki biadab macam Karisma.

Plak!

"Kurang ajar!" hardik Dewa yang lalu melayangkan tamparan keras pada Nazmi hingga gadis itu tersungkur.

"Berani-beraninya lo bilang gitu sama gue!" teriak Dewa.

"Lo gila, Wa? Kenapa lo malah pukul dia? Kenapa lo kasar, hah? Setan!" umpat Karisma.

"Lo juga pernah kasar sama Nazmi, Ka! Jangan so suci! Lo juga sama berengseknya berarti! Bahkan lebih bejat!" cecar Dewa.

"Lo enggak apa-apa, Naz?" tanya Karisma. Dia sama sekali tidak memedulikan perkataan Dewa padanya. Dia meraih tubuh gadis itu untuk bangkit.

Sudut bibir Nazmi mengeluarkan darah segar. Pipinya terlihat sangat merah. Pasti rasanya begitu panas. Namun, dia yakin, hati gadis itu yang lebih terasa pedih dibanding tamparan yang diterimanya.

"Gak usah so baik ke Nazmi, Ka! Gue udah tahu akal busuk lo! Sikap lo dan apa yang lo mau dari dia! Lo cuma pengin puasin nafsu lo ke dia, kan? Lo sama sekali enggak cinta sama Nazmi, lo cuma ingin renggut masa depannya aja!" hardik Dewa, masih tidak puas dengan semua makian yang dia lontarkan.

"Udah! Gak usah ngomong lagi, Wa! Gak usah terusin semuanya! Gue emang adik kurang ajar yang enggak mau dengar ucapan kakak macam lo! Gue emang adik yang bodoh karena enggak mau denger semua omongan lo! Tapi, Wa, gue juga punya hati! Gue enggak mau lagi berurusan sama lo! Gak punya hati!" teriak Nazmi sambil menodongkan telunjuknya pada Dewa.

Dia menatap tajam pada sang kakak lalu beralih pada Karisma yang terlihat masih emosional. "Gak usah urisi gue lagi dane nggak usah bersikap so peduli lagi ke gue! Cukup sampai di sini, gue enggak pernah mau kenal sama lo lagi, Dewa!"

Nazmi berlari ke kamarnya sambil mengusap bulir air mata yang berjantuhan. Dadanya terasa begitu sesak. Tangisnya pecah ketika dia mengatakan hal tersebut. 

Karisma langsung mengejar kepergian garis itu tanpa melihat atau pun mengatakan apa pun pada Dewa yang membeku.

"Naz! Sayang!" teriak Karisma mengekori ke mana gadis itu pergi.

Pintu kamar dibanting kencang oleh Nazmi seolah melampiaskan segala amarah yang dia pendam setelah sekian lama.

Isaknya semakin menjadi ketika tubuhnya mendarat di kasur empuk miliknya. Teriakan dan juga erangan kencang terus terlontar dari mulut gadis itu.

Beberapa umpatan dan cercaan kian mengiringi apa yang diucapkan Nazmi. Juga beberapa pukulan di meja lalu beralih pada dirinya sendiri terdengar begitu kencang.

"Sayang. Naz, gue mohon jangan nyakitin diri sendiri. Buka pintunya, Sayang. Gue mohon," pinta Karisma sambil mengetuk pintu kamar Nazmi.

Nazmi sama sekali tidak mau mendengar perkataan Karisma. Dia hanya terus meratapi nasibnya yang kian memburuk karena tekanan dari sang kakak. Sudah cukup saat dia kecil saja merasakan siksaan dari sang kakak, jangan sampai terulang lagi.

Di sisi lain, Dewa hanya bisa memaku tubuhnya di tempat tadi. Lelaki itu membeku sambil menatap tangannya yang telah menampar sang adik perempuan. Satu lagi janji yang dia ingkari, bahwa tidak akan pernah ia bertindak kasar lagi pada Nazmi. Semuanya telah terjadi. Dewa hanya bisa meratapi amukan dari sang adik.

'Apa gue salah banget larang lo sama Karisma, Naz? Kenapa lo lebih milih cowok berengsek itu? Kenapa? Dia bahkan hampir hamilin lo atau malah udah hamilin lo makanya lo gak mau pisah sama Karisma?' batin Dewa.

"Argh! Sialan!" umpat Dewa pelan sambil menendang meja pendek di depannya.

***

Bersambung ....

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Forgotten You   BAB 182 - Ending

    “Kok lo ada di sini?” Tanyanya di sela isak tangis.“Apa itu penting?”“Uhhh, Kak ...” Rengeknya sembari beranjak kemudian menghambur pada dekapan sang kakak.Dewa yang tak mengerti apa yang terjadi pada sang adik hanya terdiam sembari erat membalas pelukannya. Tangan besar itu mengusap kepala Nazmi yang tenggelam dalam dada bidang kakaknya.“Hmm, gue udah tahu ada yang gak beres makanya ke sini. Ada masalah apa sama Geri?”Ia menggelengkan kepala kemudian menengadah. Matanya sembab, lingkaran hitam itu kini nampak jelas terlihat. Skleranya berubah menjadi merah begitu juga dengan hidung dan wajah cantiknya.“Dia menghilang udah dua minggu ...”“Hah? Emang awalnya ada masalah apa?”“Dia diambil cewek lain. Gue kalah buas, Kak ...” Rengeknya yang membuat Dewa malah sedikit tertawa mendengar penuturan dari mulut kecil sang adik.Ia terus mengusap kepala bayi kecil yang tengah merengek padanya. Dirinya tahu Nazmi masih begitu polos, bukannya langsung marah, Dewa malah tak percaya jika Ge

  • Forgotten You   BAB 181 - Hurt

    Perlahan Nazmi membuka kelopak mata yang terasa berat. Ia menyapu keadaan sekitar yang terasa asing baginya. Aroma kopi khas tercium memenuhi rongga hidung membuatnya sedikit mengenal dimana keberadaannya saat ini.Ia menoleh ke samping kanan ketika sebuah suara menyapanya dengan lembut. Kejadian beberapa saat lalu kembali terekam jelas dalam benaknya.“Gimana perasaan lo sekarang?”“Uhm, gue haus ...”Segera ia meraih secangkir minuman dari atas nakas dan menyodorkannya pada Nazmi yang tengah bersandar pada tumpukan bantal.“Makasih.” Ucapnya sembari mengembalikan cangkir tersebut.“Apa yang terjadi? Lo gak terlihat baik-baik aja. Beberapa kali gue hubungi lo gak bisa.”Seketika tangisnya kembali pecah, melihat hal tersebut seseorang yang bernama Karisma langsung meraih tisu dan menyerahkannya pada Nazmi.“Gue udah nyerah sama semuanya, Ka ... Gue lelah sama semua ini ... Gue capek ... Huhuhu ...”“Uhh, Naz. Apa yang terjadi sama lo? Kenapa lo kayak gini?”“Geri ninggalin gue sama ce

  • Forgotten You   BAB 180 - Terbongkar

    Karena tak sabar dan pesannya yang tertunda terkirim, ia segera melakukan panggilan pada sang kekasih. Namun, beberapa kali ia meneleponnya tak ada jawaban dan hanya terdengar nada sambung yang tak kunjung menjawab.-Geri?-Ia melihat satu centang putih pada pesan yang baru saja terkirim. Bahkan lelakinya tidak mengaktifkan data seluler. Apakah ia tengah bersama dengan Hana?Segera dirinya menelepon tanpa menggunakan aplikasi. Malah operator yang menjawab karena nomornya tidak aktif. Nazmi semakin gundah, pikirannya kacau. Ia sama sekali tak mengerti mengapa begitu tepat di saat seperti ini kekasihnya malah menghilang begitu saja?Tiba-tiba Nazmi terpikir untuk menghubungi Hana. Segera ia mengirimkan beberapa foto yang didapatkannya dari Fauzan. Tak lama perempuan itu terpantau online, Nazmi pun segera melakukan panggilan.“Lo tega banget sama gue, Han. Lo bohongin gue selama ini?”“Ahahahaha. Akhirnya gue ketahuan?”“Apa? Jadi bener semuanya? Lo bohongin gue dan ambil cowok gue?”“Na

  • Forgotten You   BAB 179 - Mungkin

    “Gue di apartemen.”Tiba-tiba saja sebuah perasaan buruk menelisik dalam sanubari. Sambungan telepon dimatikan setelah Fauzan mengatakan bahwa ia hendak menemuinya dan membicarakan hal ini secara langsung.Apa yang sebenarnya terjadi? Apa yang dikatakan oleh Hana tadi pagi adalah sebuah kebohongan? Bagaimana bisa Hana berbohong, jelas dari matanya yang sembab gadis itu tengah terluka oleh Fauzan.Resah ia menunggu kedatangan Fauzan di tengah gulita rumah apartemen miliknya. Hujan masih turun sangat deras di luar sana. Beberapa kali dirinya melihat room chat dengan Fauzan yang masih belum terlihat tanda-tanda lelaki itu sudah sampai di apartemen padahal sudah hampir setengah jam.Jarak dari tempatnya sekarang jika ia berada di base camp tidak akan lebih dari setengah jam. Namun, darimana lelaki itu pergi menuju kediamannya? Dia hanya membuatnya gelisah saja.Tak berselang lama, bunyi denting bel nyaring terdengar di seisi ruangan. Segera Nazmi bangkit dan membukakan pintu. Itu adalah F

  • Forgotten You   BAB 178 - Tak Peduli

    -Ger, jangan lupa makan siang.-Tak ada jawaban dari pesan yang dikirimkan oleh Nazmi beberapa jam yang lalu. Di luar, hujan turun begitu deras. Gadis yang tengah duduk di dekat jendela besar menghadap ke luar menatap rintik hujan yang sedari tadi turun membasahi bumi.Ia menghela napas panjang setelah membaca pesannya. Padahal Geri terpantau online beberapa kali dalam beberapa waktu lalu namun, lelaki itu tak kunjung membalasnya.“Apa dia marah sama gue karena gak jadi ketemu tadi?” Gumamnya yang mulai putus asa sembari menggenggam ponsel di tangan kanan.Nazmi kembali teringat kejadian beberapa jam lalu ketika membatalkan sepihak pertemuan singkat antara dirinya dengan sang kekasih. Semua itu terjadi karena Hana yang tiba-tiba menelepon dan menyuruhnya untuk datang ke sebuah kafe.Setibanya di sebuah kafe yang masih sepi, Nazmi langsung tahu bahwa gadis yang tengah duduk memunggungi pintu masuk di sudut ruangan adalah Hana. Terlihat dari gaya berpakaian dirinya yang begitu korean lo

  • Forgotten You   BAB 177 - Berencana

    Waktu seakan cepat berlalu, sudah satu minggu semenjak Dewa berbicara empat mata dengan sang adik. Perempuan itu nampaknya sangat antusias dengan pernikahan kakaknya. Setelah beberapa jam berbincang, Nazmi akhirnya mendapatkan keputusan bahwa ia akan menikahi kekasihnya, Geri tepat satu bulan setelah pernikahan sang kakak berlangsung.Jika Karisma bertanya padanya lagi, mungkin kali itu dia akan menjawabnya dengan tegas bahwa dirinya tak mau kembali pada hubungan yang sudah lama terbengkalai bersama Karisma. Akhir-akhir ini Geri memang sangat sulit ditemui dan ngobrol melalui aplikasi pun sangat jarang. Meski begitu, perasaannya pada Geri malah semakin besar.Ia berniat untuk berbicara secara langsung perihal dirinya yang juga setuju untuk menikah dengan Geri ketika lelaki itu sudah tak sesibuk sekarang.Pagi itu matahari tidak bersinar seperti hari-hari sebelumnya. Nazmi yang sudah dua hari tidak ada jadwal photo shoot hanya berbaring di kamar seharian sembari berselancar di akun sos

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status