Home / Romansa / Forgotten You / BAB 4 - Lakukan Lagi

Share

BAB 4 - Lakukan Lagi

Author: ANurj
last update Last Updated: 2021-05-06 17:47:48

"Maafin gue, Ka ...," lirih Nazmi yang malah terus menerus mengatakan hal tersebut.

Karisma melirik ke arah perempuan di sampingnya. Senyumnya merekah meski terlihat begitu tipis. Bola matanya berbinar menatap lekat pada Nazmi yang juga menatapnya dengan mata yang berkaca-kaca.

Tangan lelaki itu terjulur menggenggam dengan lembut pada gadis itu. "Gue sayang sama lo, Naz. Gue gak mau kalau sampai lo dimiliki oleh Geri atau siapa pun itu. Masa bodo orang lain mau bilang apa. Mau bilang gue nekatlah, begolah, atau apa pun itu, terserah mereka yang penting lo bisa jadi milik gue lagi, Naz. Mau rintangannya seberat apa pun, sebesar apa pun gue bakal lalui sekali pun itu harus berhadapan sama Dewa lagi. Kayak dulu."

Nazmi tak bisa berucap apa pun lagi. Netranya kembali memanas yang diiringi dengan gemuruh dalam dada perempuan itu. 

"Gue juga sama pengin lo jadi milik gue lagi, tapi ... apa mungkin itu bakal bisa, Ka? Gue ... gak yakin. Kayaknya bakalan sulit untuk hal itu bisa terjadi lagi. Terlebih lagi Dewa emang udah enggak mau banget lihat lo dengan gue." Perempuan itu melepaskan genggaman tangan Karisma sambil menggelengkan kepalanya pelan. 

Karisma membeku. Masih menatap lekat perempuan di depannya sambil kembali meraih lengan Nazmi yang mulai disusupi udara dingin.

"Gue yakin. Gue bisa miliki lo lagi. Gue bilang tadi, Naz, pasti bakal bisa kok. Makanya gue ingin lo datang besok malam ke Arca Hotel. Gue mohon." Genggaman tangannya semakin menguat kala Nazmi mencoba untuk melepaskan Karisma.

Perempuan itu masih membisu. Dia enggan untuk berkata-kata lagi. Wajahnya menunduk, tidak ingin menatap lagi bola mata yang pernah membuatnya tenggelam sangat dalam.

Karisma meraih dagu gadis itu. Kembali menyelami bola mata hitam milik Nazmi yang masih sembab, berkaca-kaca seperti hampir hancur.

"Gue cinta sama lo, Nazmi. Cinta banget. Gue pengin lo jadi milik gue lagi, gue mohon lo datang, ya? Maafin gue yang dulu, Naz. Mohon, datang ke tempat itu, Naz ...." 

Bibir Nazmi masih terkatup, matanya menatap dalam pada Karisma. Wajah lelaki itu mendekat, kian rapat hingga tak menyisakan jarak antara keduanya.

Hidung mereka saling bersentuhan. Bibir lelaki itu mulai meraih bibir Nazmi. Menyapunya dengan lumatan lembut, hangat. Kemudian kelopak mata Nazmi menutup merasakan lebih dalam belaian intens yang terus diberikan Karisma.

Perempuan itu menahan napasnya kala pagutan yang diberikan Karisma semakin intens. Degup jantung bak diberikan pompaan yang amat kuat dengan darah berdesir cepat ke seluruh tubuh.

"Lo milik gue, Nazmi ...," lirih Karisma saat pagutannya ia jeda lalu kembali melumat bibir mungil milik mantan kekasihnya.

Karisma mendorong perlahan tubuh ramping sang gadis idaman untuk segera menikmati kembali tubuhnya yang sempat tertunda tadi. Membelai dengan apik, mengusapnya halus tiap lekuk yang berada pada gadis itu.

"Sebaiknya lo jauhi Nazmi, Ka," ujar sebuah suara dari lelaki yang baru datang.

Suara yang amat keduanya kenal, menggema hingga menusuk jantung. Namun, bukanya jantung itu berhenti berdegup, kini malah berpacu lebih kencang.

Kedua insan yang tengah merasakan kehangatan tadi tiba-tiba membeku. Karisma mengangkat tubuhnya dari Nazmi, begitu juga perempuan itu. Dia kembali duduk tegak. Menatap sosok yang baru datang, mendekat ke arah mereka.

Bukanya takut atau malah menjauh seperti apa yang diperintahkan, Karisma malah kembali menggenggam erat jemari Nazmi. Menatap dengan tajam pada lelaki yang baru datang.

Lelaki tadi melirik ke arah genggaman tangan Karisma, yang di depannya ada Nazmi tengah menunduk takut. Jelas saja dia takut, lebih dari apa pun yang dia rasakan kini.

"Harus berapa kali gue bilang kalau lo gak usah ganggu Nazmi lagi, Ka? Lo gak cukup dapat siksaan dari gue tempo lalu? Apa lo udah kangen rumah sakit lagi? Apa lo mau gue antar sekalian ke kuburan?" ujar orang itu dengan sinis. Nada suaranya begitu tinggi.

Mereka membisu. Gejolak dalam rongga dadanya memuncak. Karisma yang hilang kesabaran, malah ingin bangkit dengan mulut yang hampir terbuka. Namun, Nazmi nampaknya sadar akan hal itu.

Dia langsung menggenggam erat tangan lelaki itu mencegahnya untuk berkata-kata. Nazmi kemudian menyerobot apa yang belum sempat dikatakan Karisma.

"Wa! Kenapa sih lo selalu aja—" Nazmi menatap pada lelaki itu yang ternyata adalah sang kakak.

Karisma tersenyum lebar sambil memotong ucapan Nazmi. Tangannya menyentuh jemari gadis itu seolah menyuruhnya berhenti.

"Meski lo ancam apa pun ke gue, gue akan tetap berusaha untuk dapatin Nazmi. Cinta gue gak seciut itu yang bisa lo ancam dengan apa pun, Wa. Nyali gue lebih gede dari teror lo!"

Dewa duduk di depan mereka. Menatap dengan tajam pada kedua orang di depannya. Senyum memicing seiring embusan napas kasar dari hidungnya. Bak banteng yang siap beradu.

"Lo bisa ngomong kayak gitu, Ka. Kita lihat aja sampai kapan lo tahan dengan semua perlakuan gue," ujar Dewa, sang kakak kandung Nazmi.

Karisma membalas senyuman sinis dari Dewa. Tatapan lelaki itu menajam pada sang manajer sekaligus kakak dari wanita dambaannya.

"Lihat aja terus, Wa, sampai lo bosan mengamati gue. Asal lo tahu, gue enggak akan pernah nyerah buat itu. Gue gak akan pernah nyerah dapatin Nazmi meski seberapa sulit pun gue berjuang untuk dia."

"Basi! Sebelum nyawa lo gue habisi mending lo nyerah aja, Ka, sayang nyawa lo bakal hilang sia-sia," ketus Dewa.

Karisma tertawa kecil mengejek perkataan Dewa yang berucap demikian. "Terse—"

"Udah, Ka, enggak usah ditambahin lagi dan buat lo, Wa, udah enggak usah urusi apa mau Karisma. Kalau pun dia beneran serius sama gue, kenapa enggak dikasih kesempatan lagi?" sinis Nazmi, sambil menatap tajam pada sang kakak.

"Kesempatan kata lo? Kesempatan apa lagi yang harus gue kasih ke cowok bejat ini, Naz? Kesempatan buat rusak tubuh lo lebih jauh, hah? Begitu?" teriak Dewa dengan tangan mengepal.

"Dia gak merusak gue sama sekali, Dewa!" bantah Nazmi.

Dewa tertegun, dia menatap tak percaya pada adik perempuannya. Tak habis pikir ternyata Nazmi mengucapkan hal tersebut.

"Enggak rusak tubuh lo, Naz? Lo sama sekali enggak sadar atas apa yang udah dia lakuin ke lo! Sadar dong, Naz, cowok berengsek ini udah hampir hamilin lo! Dia berkali-kali lecehin lo dan seenak jidatnya nyentuh tubuh lo, Nazmi, dan lo bilang itu bukan rusak tubuh lo? Sadar woy!" teriak Dewa sambil mengguncang tubuh sang adik.

"Cukup, Wa! Jangan kayak gini! Lo bilang gue kasar, tapi lo juga sama aja! Tanpa sadar nyakitin dia! Lo kurung dia di bawah semua aturan dan segala macam ocehan lo yang sebenarnya bikin dia sengsara!" teriak Karisma tak kalah kencang.

Wajah Dewa memerah. Dia menatap Karisma yang mencoba untuk menyingkirkan tangannya dari Nazmi.

"Berengsek!"

Buk!!

***

Bersambung ....

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Forgotten You   BAB 182 - Ending

    “Kok lo ada di sini?” Tanyanya di sela isak tangis.“Apa itu penting?”“Uhhh, Kak ...” Rengeknya sembari beranjak kemudian menghambur pada dekapan sang kakak.Dewa yang tak mengerti apa yang terjadi pada sang adik hanya terdiam sembari erat membalas pelukannya. Tangan besar itu mengusap kepala Nazmi yang tenggelam dalam dada bidang kakaknya.“Hmm, gue udah tahu ada yang gak beres makanya ke sini. Ada masalah apa sama Geri?”Ia menggelengkan kepala kemudian menengadah. Matanya sembab, lingkaran hitam itu kini nampak jelas terlihat. Skleranya berubah menjadi merah begitu juga dengan hidung dan wajah cantiknya.“Dia menghilang udah dua minggu ...”“Hah? Emang awalnya ada masalah apa?”“Dia diambil cewek lain. Gue kalah buas, Kak ...” Rengeknya yang membuat Dewa malah sedikit tertawa mendengar penuturan dari mulut kecil sang adik.Ia terus mengusap kepala bayi kecil yang tengah merengek padanya. Dirinya tahu Nazmi masih begitu polos, bukannya langsung marah, Dewa malah tak percaya jika Ge

  • Forgotten You   BAB 181 - Hurt

    Perlahan Nazmi membuka kelopak mata yang terasa berat. Ia menyapu keadaan sekitar yang terasa asing baginya. Aroma kopi khas tercium memenuhi rongga hidung membuatnya sedikit mengenal dimana keberadaannya saat ini.Ia menoleh ke samping kanan ketika sebuah suara menyapanya dengan lembut. Kejadian beberapa saat lalu kembali terekam jelas dalam benaknya.“Gimana perasaan lo sekarang?”“Uhm, gue haus ...”Segera ia meraih secangkir minuman dari atas nakas dan menyodorkannya pada Nazmi yang tengah bersandar pada tumpukan bantal.“Makasih.” Ucapnya sembari mengembalikan cangkir tersebut.“Apa yang terjadi? Lo gak terlihat baik-baik aja. Beberapa kali gue hubungi lo gak bisa.”Seketika tangisnya kembali pecah, melihat hal tersebut seseorang yang bernama Karisma langsung meraih tisu dan menyerahkannya pada Nazmi.“Gue udah nyerah sama semuanya, Ka ... Gue lelah sama semua ini ... Gue capek ... Huhuhu ...”“Uhh, Naz. Apa yang terjadi sama lo? Kenapa lo kayak gini?”“Geri ninggalin gue sama ce

  • Forgotten You   BAB 180 - Terbongkar

    Karena tak sabar dan pesannya yang tertunda terkirim, ia segera melakukan panggilan pada sang kekasih. Namun, beberapa kali ia meneleponnya tak ada jawaban dan hanya terdengar nada sambung yang tak kunjung menjawab.-Geri?-Ia melihat satu centang putih pada pesan yang baru saja terkirim. Bahkan lelakinya tidak mengaktifkan data seluler. Apakah ia tengah bersama dengan Hana?Segera dirinya menelepon tanpa menggunakan aplikasi. Malah operator yang menjawab karena nomornya tidak aktif. Nazmi semakin gundah, pikirannya kacau. Ia sama sekali tak mengerti mengapa begitu tepat di saat seperti ini kekasihnya malah menghilang begitu saja?Tiba-tiba Nazmi terpikir untuk menghubungi Hana. Segera ia mengirimkan beberapa foto yang didapatkannya dari Fauzan. Tak lama perempuan itu terpantau online, Nazmi pun segera melakukan panggilan.“Lo tega banget sama gue, Han. Lo bohongin gue selama ini?”“Ahahahaha. Akhirnya gue ketahuan?”“Apa? Jadi bener semuanya? Lo bohongin gue dan ambil cowok gue?”“Na

  • Forgotten You   BAB 179 - Mungkin

    “Gue di apartemen.”Tiba-tiba saja sebuah perasaan buruk menelisik dalam sanubari. Sambungan telepon dimatikan setelah Fauzan mengatakan bahwa ia hendak menemuinya dan membicarakan hal ini secara langsung.Apa yang sebenarnya terjadi? Apa yang dikatakan oleh Hana tadi pagi adalah sebuah kebohongan? Bagaimana bisa Hana berbohong, jelas dari matanya yang sembab gadis itu tengah terluka oleh Fauzan.Resah ia menunggu kedatangan Fauzan di tengah gulita rumah apartemen miliknya. Hujan masih turun sangat deras di luar sana. Beberapa kali dirinya melihat room chat dengan Fauzan yang masih belum terlihat tanda-tanda lelaki itu sudah sampai di apartemen padahal sudah hampir setengah jam.Jarak dari tempatnya sekarang jika ia berada di base camp tidak akan lebih dari setengah jam. Namun, darimana lelaki itu pergi menuju kediamannya? Dia hanya membuatnya gelisah saja.Tak berselang lama, bunyi denting bel nyaring terdengar di seisi ruangan. Segera Nazmi bangkit dan membukakan pintu. Itu adalah F

  • Forgotten You   BAB 178 - Tak Peduli

    -Ger, jangan lupa makan siang.-Tak ada jawaban dari pesan yang dikirimkan oleh Nazmi beberapa jam yang lalu. Di luar, hujan turun begitu deras. Gadis yang tengah duduk di dekat jendela besar menghadap ke luar menatap rintik hujan yang sedari tadi turun membasahi bumi.Ia menghela napas panjang setelah membaca pesannya. Padahal Geri terpantau online beberapa kali dalam beberapa waktu lalu namun, lelaki itu tak kunjung membalasnya.“Apa dia marah sama gue karena gak jadi ketemu tadi?” Gumamnya yang mulai putus asa sembari menggenggam ponsel di tangan kanan.Nazmi kembali teringat kejadian beberapa jam lalu ketika membatalkan sepihak pertemuan singkat antara dirinya dengan sang kekasih. Semua itu terjadi karena Hana yang tiba-tiba menelepon dan menyuruhnya untuk datang ke sebuah kafe.Setibanya di sebuah kafe yang masih sepi, Nazmi langsung tahu bahwa gadis yang tengah duduk memunggungi pintu masuk di sudut ruangan adalah Hana. Terlihat dari gaya berpakaian dirinya yang begitu korean lo

  • Forgotten You   BAB 177 - Berencana

    Waktu seakan cepat berlalu, sudah satu minggu semenjak Dewa berbicara empat mata dengan sang adik. Perempuan itu nampaknya sangat antusias dengan pernikahan kakaknya. Setelah beberapa jam berbincang, Nazmi akhirnya mendapatkan keputusan bahwa ia akan menikahi kekasihnya, Geri tepat satu bulan setelah pernikahan sang kakak berlangsung.Jika Karisma bertanya padanya lagi, mungkin kali itu dia akan menjawabnya dengan tegas bahwa dirinya tak mau kembali pada hubungan yang sudah lama terbengkalai bersama Karisma. Akhir-akhir ini Geri memang sangat sulit ditemui dan ngobrol melalui aplikasi pun sangat jarang. Meski begitu, perasaannya pada Geri malah semakin besar.Ia berniat untuk berbicara secara langsung perihal dirinya yang juga setuju untuk menikah dengan Geri ketika lelaki itu sudah tak sesibuk sekarang.Pagi itu matahari tidak bersinar seperti hari-hari sebelumnya. Nazmi yang sudah dua hari tidak ada jadwal photo shoot hanya berbaring di kamar seharian sembari berselancar di akun sos

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status