Share

Foto Prewedding di Laci Kerja Suamiku
Foto Prewedding di Laci Kerja Suamiku
Penulis: Siti_Rohmah21

Bab 1

[Dek, tolong cek berkas-berkas, Mas yang ada di laci. Tolong antarkan melalui ojek online ya! Itu mau dibawa saat meeting nanti siang.]

Barusan adalah isi chat yang Mas Danu Raditya kirim. Aku segera ke ruangan kerjanya mencari berkas yang Mas Danu butuhkan. Dengan semangat, aku langkahkan kaki ini ke arah ruangan kerja Mas Danu.

Hati ini rasa senang, tiap kali Mas Danu membutuhkan tenagaku. Ya, ia adalah laki-laki yang paling aku sayang selain papa. Sayangnya, aku sudah 2 tahun menikah, namun belum juga dikaruniai keturunan.

Mas Danu adalah pria yang satu-satunya berani melamarku. Bagaimana tidak, aku ini anak semata wayang, tapi mempunyai kekurangan. Kekurangan itu, sangat memalukan untuk sebagian wanita. Yaitu, tidak dapat bicara atau disebut juga tunawicara. Bukan bisu bawaan atau dari lahir, tapi karena kecelakaan.

Sepanjang pernikahan, Mas Danu sangat mencintaiku sepenuh hati. Oleh karena itu, ia mendapatkan hak perusahaan oleh Papa. Aku pun sangat percaya padanya.

Segera mungkin aku mencari keberadaan berkas yang Mas Danu pinta, pertama aku cari di laci meja kerja. Namun, laci itu ada tiga. Dahi ini mengerut ketika harus mencari laci yang harus kubuka? Satu, dua, atau tiga?

Akhirnya kuputuskan untuk mencari dari laci atas. Akan tetapi yang terlihat hanya pena dan beberapa materai berserakan di dalam laci. Kemudian aku buka laci kedua, betapa terkejutnya melihat foto Mas Danu. Ya, foto mesra dengan seorang wanita. Aku perhatikan sekali lagi, khawatir salah lihat, tapi berulang kali memperhatikan, tetap yang nampak memang Mas Danu, suamiku. Hatiku hancur saat itu juga. Namun, mencoba tegar dan kututup laci tersebut dengan kencang.

Buk!

Suara hentakan laci yang terbuat dari kayu jati.

Aku marah melihat foto mesra suamiku di laci itu. Namun, rasa penasaran kian menggebu karena belum melihat jelas siapa wanita yang sedang Mas Danu gendong saat di foto yang kutemukan tadi.

Aku mencoba menghampiri laci kedua lagi, lalu membukanya perlahan. Dengan rasa kesal dan marah, aku ambil foto tersebut.

Aku menghela napas dalam-dalam, dan aku hembuskan kembali. Foto yang aku lihat adalah foto prewedding suamiku dengan wanita yang bernama Syakila Maharani. Sakit hati ini melihat ada tulisan nama wanita lain selain aku.

Aku memandang foto itu rasanya tak sanggup, terlihat jelas tulisan itu tertera di depan mata ini. Kubaca tulisan di bawah nama pasangan itu. Ternyata tanggal yang tertera adalah tanggal 14 February 2018. Setahun sebelum aku dijadikan istri oleh Mas Danu.

Aku pertegas lagi tanggal beserta tahunnya. Tetap sama, tahun yang tertera lebih dulu dibuat dibandingkan pernikahanku dengan Mas Danu. 'Astaga, berati aku adalah istri kedua? Bagaimana bisa terjadi? Sedangkan waktu mempersuntingku, KTP yang Mas Danu ajukan adalah bujang,' batinku kesal.

Pantas saja, ia selalu berusaha mengambil alih perusahaan milik papaku. Ternyata ini alasannya. Pernikahan bersamaku hanya untuk menguasai perusahaan papa.

Segera aku tutup laci itu kembali. Derai air mata yang sejak tadi tumpah, kini aku seka dengan kedua tangan ini. Aku wanita tunawicara, bukan wanita lemah. Setidaknya akan aku cari tahu perkawinan Mas Danu sebelumnya, dan kenapa ia bisa melakukan ini? Sebegitu teganya ia padaku.

Kemudian wanita itu, yang berada dalam foto prewedding. Ia adalah wanita yang pertama kali memperkenalkan Mas Danu kepadaku. Ia adalah teman saat aku kuliah dulu. 'Sungguh teganya kamu Syakila, membohongiku sampai sejauh ini, dan anehnya, sudah 2 tahun berjalan. Aku tidak pernah mencurigainya. Pantas saja ia sering berkunjung ke rumah ini. Ternyata Syakila juga istri dari suamiku,' gerutuku di dalam hati.

Bagaimana bisa ini terjadi? Dengan mudahnya Mas Danu dan Syakila mempermainkan aku. Kemudian tangan ini melanjutkan pencarian berkas yang Mas Danu butuhkan. Aku ambil berkas itu yang berada di laci ketiga. Lalu segera mengirimkannya ke kantor. Sembari membawa foto prewedding yang berada di laci ini, sebagai bukti kepada papa, bahwa banyak kebohongan yang Mas Danu buat selama ini. Ya, ia sudah berani memalsukan datanya sebagai bujang untuk dapat menikahiku.

[Mas, aku akan ke kantor. Membawa berkas yang kamu butuhkan.]

Aku mengirimkan pesan melalui aplikasi berwarna hijau. Aku hanya bisa melakukan itu karena tidak mungkin bicara padanya melalui telepon. Sedangkan suara saja tidak sanggup aku lontarkan. Wanita bisu ini ternyata dimanfaatkan olehnya.

[Cepat ya, kamu hati-hati di jalan]

Balasan pesan yang masih terkesan memperhatikanku. 'Mulutmu manis sekali, Mas, seperti manisnya madu. Namun, akan aku balas dengan pahitnya racun,' batinku kesal.

Bersambung

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status