Share

Bab 2

Penulis: Lia M Sampurno
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-01 22:20:22

Dua hari berlalu, dengan hati berdebar Tyo menunggu putrinya pulang. Sudah hampir Magrib, tetapi Bianca belum juga menampakkan hidungnya. Tyo jalan mondar-mandir di depan rumahnya. Tak lama, terlihat Bianca turun dari angkutan umum. Tyo menyambutnya dengan mata berbinar.

“Hei, mana, sudah kau dapatkan duitnya?” tanya Tyo tidak sabar. Bianca melirik sekilas, lalu masuk ke dalam rumah tanpa menghiraukan sang ayah.

“Hei, anak sial! Kau tidak dengar?!” Tyo segera menjejeri langkah sang putri dan menarik lengannya.

Bianca membalikan badannya. Roman lelah jelas tergambar di wajahnya yang ayu.

“Uang sebanyak itu, mau aku dapatkan dari mana, Pak? Sudahlah, Pak. Itu kan utang Bapak. Tinggal pilih saja, mau masuk penjara atau kau pergi saja ke neraka!” jawab Bianca seolah lupa dengan etika.

Sebuah tamparan kembali mendarat di pipi putih itu. Menyisakan tanda merah dan isak tangis. Bianca memegang pipinya yang terasa perih. Terlebih lagi hatinya.

“Bunuh saja aku, Pak. Biar kau puas!” teriak Bianca.

Tyo meraih wajah mungil itu. Dengan seringainya yang khas, dia berkata, “Tidak akan! Sebelum kau kembalikan setiap rupiah yang aku keluarkan untuk menghidupimu!”

Tyo mengempaskan tubuh mungil itu lalu pergi meninggalkan rumah.

***

Sebuah rumah mewah yang pernah beberapa kali dia singgahi. Tyo menekan bel yang menempel di pilar pintu gerbang. Tak berapa lama seorang sekuriti muncul membukakan pintu.

“Mau ke siapa, Pak?” tanyanya tegas.

“Saya mau ketemu Tuan Danish.”

“Ada perlu apa?” tanyanya lagi.

“Bilang saja, Tyo datang membawa kabar gembira soal Bianca,” jawab Tyo penuh percaya diri.

Setelah menghubungi bos-nya via telepon, akhirnya Tyo diizinkan masuk. Dia diantar menuju sebuah ruangan besar. Pintu jati coklat tua menyambut kedatangannya. Sekuriti itu mengetuk dua kali.

“Masuk!” Terdengar sebuah suara dari dalam. Saat dibuka, sesosok tubuh jangkung sedang berdiri membelakangi pintu. Buku di tangannya dia tutup saat mendengar langkah kedua orang itu.

Lelaki itu membalikan badannya.  Wajah dengan rahang yang tegas itu menyunggingkan seulas senyum sinis. Matanya menyipit. Dia jentikkan jarinya sebagai tanda mengusir pada penjaga rumahnya. Lelaki berseragam biru tua itu mundur perlahan lalu menutup pintu.

Danish masih berdiri dan bersandar ke meja di belakangnya.

“Duduk!” pintanya pada Tyo. Lelaki tua itu pun menurut.

“Berita apa yang kau bawa hingga berani menampakkan lagi batang hidungmu di hadapanku?” ujar lelaki itu sinis.

“Bianca. Aku mau menawarkan Bianca padamu.” Tyo menghentikan ucapannya lalu menatap lelaki gondrong di depannya. Dia berusaha menilik, apakah orang itu masih tertarik dengan putrinya atau tidak. Sekilas Tyo bisa menilai binar mata lelaki di depannya itu.

“Bukankah dulu kau pernah bilang menginginkan Bianca?” telisik Tyo. Mata lelaki muda itu menyipit.

“Apa yang kau inginkan hingga kau mau memberikan Bianca padaku? Sorry, maksudku berapa banyak uang yang kau inginkan?”

“Lima ratus juta,” jawab Tyo berapi-api.

“Heh, rupanya kau tidak berubah. Kau  masih saja serakah, Tyo. Aku tau kau pasti terlilit utang lagi,” gumam lelaki itu sambil menatap pada pria tua di depannya.

“Aku pikir itu harga yang pantas untuk seorang Bianca. Bagimu uang sejumlah itu tidak ada artinya,” jawab Tyo terkekeh. Danish manggut-manggut sambil meminkan pematik api di tangannya.

“Ok. Aku terima tawaranmu. Bawa dia padaku dan aku akan segera memberikan uangmu.”

Mendengar itu Tyo langsung bangkit. Dia hendak meraih tangan Danish dengan maksud berterima kasih. Namun, lelaki itu menepisnya.

“Tidak perlu kau berbasa-basi mengucapkan terima kasih,” ucapnya lalu melangkah menuju pintu dan membukanya untuk sang tamu.

“Besok pagi aku akan membawanya ke sini,” ujar Tyo sebelum meninggalkan ruangan itu.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • GADIS KESAYANGAN TUAN MUDA   Bab 50

    Danish duduk termenung di pinggir ranjang. Tatapannya kosong. Bian mengelus punggungnya perlahan.Lelaki itu perlahan menoleh. “Apa kamu memang merencanakan ini semua sebelum berangkat ke sini?” tanya Danish. Bian mengangguk.“Jadi kamu sudah tahu kebobrokan mereka?”Bian kembali mengangguk.Danish memejamkan matanya dan melengos.“Dia lelaki yang paling aku benci. Tidak pernah berubah walaupun sudah tua. Dia tidak pernah puas dengan satu wanita,” ucapnya menyesalkan.“Apakah itu yang menjadi alasanmu berganti-ganti wanita?” tanya Bian polos.Danish menoleh dan menatap wanitanya lekat. “Aku jadikan itu sebagai pelampiasan. Selain ibuku, aku menganggap semua wanita adalah sama. Makhluk murah dan menjijikan. Mereka hanya bisa menjadi pemuas nafsu sesaat. Sebelum akhirnya aku bertemu kamu dan menyadari semuanya. Kau berbeda, Bian,” ungkap Danish.“Setiap wanita yang kutemui, mereka dengan mudah menyerahkan kehormatannya demi sejumlah uang. Ada juga yang tergila-gila padaku dan mau melaya

  • GADIS KESAYANGAN TUAN MUDA   Bab 49

    “Apa-apaan ini?” Irene berusaha mempertahankan selimut yang menutupi tubuh polosnya. Namun, Monic pun tak mau kalah. Dia menarik tangan Irene yang tengah duduk dan menyilangkan tangan di dadanya.Monic tahu, semua itu demi menutupi tubuhnya yang tak memakai apapun.“Berengsek, ya, kalian! Nggak punya otak! Nggak punya hati!” teriak Monic.“Kau perempuan ular, Irene! Kau tega menikamku dari belakang. Akan aku bongkar semua kebobrokanmu sekarang juga.” Monic berteriak dengan napas yang naik turun. Matanya merah menahan sedih dan amarah.“Perlu kau tau, Danish. Kalau sebetulnya sekarang ini dia tidak hamil. Dia berpura-pura hamil supaya bisa menjebakmu dan memperoleh semua kekayaanmu.” Monic terengah.Danish terperangah. Namun, tidak dengan Bian. Dia sudah bisa menduganya.“Diam kau sialan!” Irene kini yang bangkit walaupun dengan gerakan tak bebas karena berusaha menutupi tubuhnya yang polos.“Aku tidak akan tinggal diam, Irene! Kau tega menggoda Demian di belakangku!” balas Monic.Bian

  • GADIS KESAYANGAN TUAN MUDA   Bab 48

    Bian masih menyembunyikan masalah itu dari Danish. Dia tidak ingin menambah beban suaminya yang tengah sibuk dengan pekerjaan dan bisnisnya. Bian berencana akan menangkap basah keduanya dengan disaksikan oleh Danish juga Monic.Dia yakin jika tak lama lagi Irene akan meminta izin pada Danish untuk pergi ke luar kota, entah dengan memberikan alasan apa.Benar saja, hanya berselang beberapa hari, Irene meminta izin pada Dnish jika dia akan ada acara reuni dengan teman-temannya di Bali. Tepat seperti yang pernah Bian dengar saat di kafe jika kedua pasangan selingkuh itu akan pergi ke Bali.“Boleh, kan, Danish?” pinta Irene dengan rengekan manjanya. Danish tak menanggapi. Dia malah asik melanjutkan makan malamnya.“Tuan, Mbak Irene lagi bertanya.” Bian berbisik. Namun, Danish tak menggubrisnya.“Aku nggak peduli. Mau dia pergi ke neraka sekalipun, aku nggak peduli,” jawab Danish. Bian tersenyum malas. Sedangkan Irene tampak biasa saja dengan sikap Danish yang tak peduli.“Jadi kamu kasih

  • GADIS KESAYANGAN TUAN MUDA   Bab 47

    “Hei, Bian.” Sebuah suara menyapa Bian yang sedang memilih pakaian di sebuah pusat perbelanjaan. Sekarang dia sudah berani ke mana-mana sendiri tanpa diantar oleh Danish yang super sibuk.“Hei, Lena!” Bian ikut terperangah saat melihat siapa yang menyapanya. Seorang teman lama semasa SMA.“Kamu keren, ya, sekarang. Makin cantik dan modis aja,” ujarnya sambil menilik Bian dari atas sampai bawah.Bian tertawa kecil.“Kamu lagi beli baju?” tanyanya dan Bian mengangguk.“Katanya, sekarang kamu punya suami yang kaya raya, ya? keren, deh, Bian.”Karena merasa tak enak diperhatikan oleh orang-orang, Bian mengajak Lena untuk mengobrol di kafe.“Kamu yang traktir, ya?” goda Lena mengedipkan mata. Bian tersenyum sambil mengacungkan jempolnya.Mereka kembali mengobrol setelah memesan makanan dan minuman. Lena menanyakan kehidupan Bian yang konon bersuamikan seorang bule kaya. Bian hanya tertawa tanpa banyak mengungkapkan bagaimana Danish sebenarnya.“Sama ajalah sama yang lain. Bedanya suamiku e

  • GADIS KESAYANGAN TUAN MUDA   Bab 46

    Mata biru itu membelalak saat melihat siapa yang sedang duduk di ruang TV. Dengan santainya Rey memindahkan saluran sambil bersilang kaki.“Berani juga kau ke sini,” sindir Danish yang baru turun dari kamarnya. Rey tersenyum malas.“Aku ingin tahu keadaan Bian,” jawab Rey dengan entengnya.Danish terbahak.“Apa kau terlalu santai hingga mengurusi istri orang, hah? Dia itu tanggungjawabku, kau tidak perlu repot-repot memikirkannya. Hidupnya sudah sempurna dengan berada di sisiku.”Rey bangkit dan tersenyum kecut. “Oh, ya? Bagaimana dengan ini?” ucapnya menunjukan surat panggilan dari Pengadilan Agama.Danish membelalak. Dia tak menyangka jika Bian benar-benar mengajukan gugatan cerai.Dengan penuh amarah Danish menyambar surat itu dan menyobeknya hingga berkeping-keping.“Ini hanya lelucon. Bian akan segera mencabutnya,” ucap Danish jumawa.“Oh ya? Apa kau sudah yakin?” tanya Rey mengejek.Danish kembali terbahak. Dia kemudian meneriakan nama sang istri dengan lantang. Memangginya agar

  • GADIS KESAYANGAN TUAN MUDA   Bab 45

    Danish menatap secarik kertas berwarna hitam putih dengan gambar siluet bayi tak begitu jelas. Dahinya mengernyit. Dia tidak meyakini kebenaran tentang gambar hasil USG itu.Tanpa mengatakan apapun, Danish pergi dan melempar begitu saja hasil USG itu ke atas meja.“Gambar seperti ini bisa punya siapa saja. Aku tidak akan percaya sampai lihat hasil tes DNA,” ujarnya santai.Irene terlihat kesal dan meremas kertas hitam putih itu hingga tak berbentuk.“Dasar laki-laki nggak bertanggungjawab!” teriak Irene geram.Danish yang hampir menginjakan kakinya di undakan tangga terhenti seketika dan perlahan berbalik. Tersungging senyum sinis di wajahnya.“Kau bilang aku tidak bertanggungjawab?” Danish tersenyum kecut. “Lalu bagaimana kau bisa tinggal di sini dengan uang yang aku berikan padamu setiap kau minta?”Irene melengos.“Kau tidak pernah memperlakukan aku seperti kau perlakukan Bian. Kau tidak adil!” Irene kemudian berani berteriak.Danish melangkahkan kakinya mendekati wanita itu.“Apa

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status