Share

BAB 4 | LINTAH DARAT

“Apa maksudmu?” bentak Shayu pada pria yang masih saja berada di hadapannya itu, ia merasa pria itu sedang ingin menggodanya, pria setampan dan semapan itu menggoda seorang gadis biasa seperti Shayu, gadis itu merasa ada yang tidak beres pada Biru. Biru mulai mendekat, dan  semakin dekat lalu berbisik di telinga Shayu.

“Aku tau kau sangat penasaran terhadapku bukan?” tanya Albiru, hembusan nafas itu lagi-lagi menggelitik manja di area leher Shayu. Seakan ia sengaja melakukannya untuk membangunkan hasrat Mashayu.

“Albiru, siapa sebenarnya dirimu? Dan kenapa kau terus saja menggangguku?”  Shayu tak tau lagi harus menggunakan bahasa apa, agar pria itu mau menjelaskan maksud dan tujuannya.

“Mashayu, aku tertarik padamu. Menikahlah denganku, dan kau tak perlu lagi bekerja keras untuk melunasi hutangmu,” kata Biru tepat pada wajah Shayu. Sejenak gadis itu berfikir bagaimana mungkin pria itu tahu tentang hutangnya. Mungkinkah ia benar-benar telah mengenal Shayu dan keluarganya sebelumnya.

“Kau tau tentang hutangku?” tanya gadis itu ragu.

“Tentu saja, ibumu yang memiliki hutang, bukan?”

“Iya benar. Dari mana kau tau?”

“Bukankah bunganya semakin mencekik leher kalian?” Biru tersenyum sinis saat mengatakan hal itu, bahkan ia pun tau tentang suku bunga hutang yang Shayu miliki, yaitu bunga yang kian menyiksanya dan ibunya.

“Dari mana kau tau Biru? Jawab aku!” Shayu pun membentaknya.

“Karena akulah orangnya Shayu, akulah orangnya!” ucap Biru, kali ini sorot matanya begitu dingin. Seakan menyimpan kebencian untuk Shayu.

“Apa maksudmu Biru? Bicaralah dengan jelas!” Albiru membetulkan kaca mata hitamnya,

 “Shayu, menikahlah denganku dan semua hutangmu akan kuanggap lunas!”  akhirnya ucapan itulah yang menyadarkan Shayu tentang siapa dirinya yang sebenarnya.

“Jadi, kau adalah rentenir itu?” ucap Shayu dengan mulut menganga. Pria sekaya Albiru ternyata adalah seorang rentenir, tetapi untuk apa? Dan kenapa? Bukankah kekayaan yang ia milikki sudah lebih dari cukup, ucap Shayu dalam hati.

Dia hanya tersenyum saat mendapati gadisnya itu terkejut.

“Bagaimana Shayu? Jadi kapan kita akan menikah?”

“Jangan kurang ajar Biru! Aku tidak akan menikah denganmu, kupastikan hutangku akan segera lunas!”

“Kau terlalu percaya diri sayang, tetapi tak apa, aku menyukai pekerja keras sepertimu!”  ucap Biru kembali dengan membelai wajah Shayu. Bagaikan serangan aliran listrik. Seluruh tubuh gadis itu terasa lumpuh saat belaian tangan Biru mengelusnya dengan lembut. Shayu ingin mengutuk dirinya sendiri atas semua itu.

Hari semakin siang, setelah kepergian lintah darat itu. Shayu pun kembali melanjutkan kegiatannya,  ia merasa wajah pria itu  begitu tercetak jelas di otaknya,  ia menyayangkan sekali mengapa wajah setampan itu harus memiliki sifat yang tak baik.

Dia mesum, dia rentenir dan dia ingin menikahiku sebagai penembus hutang keluargaku, benar-benar jahat. Bahkan bunga pinjaman yang ia berikan selalu saja naik dan naik, membuatku kelabakan untuk membayarnya.

Tetapi, aku tak akan menyerah, setelah wisuda aku akan kembali bekerja, masih tersisa satu tahun lagi sebelum jatuh tempo pelunasan, dan aku akan terselamatkan dari pria mesum seperti dirinya, Shayu sibuk bermonolog sambil melanjutkan pekerjaannya.

Keesokan harinya Shayu memulai pekerjaannya  seperti  biasanya, selesai bekerja ia pulang seperti biasanya, namun saat perjalanan kembali ke rumah, tiba-tiba saja sebuah mobil menghadang motornya, dan dia pun berhenti.

“Turun!” teriak sesorang berpakaian bodyguard. Shayu panic, sementara suasana sangat sepi, ia  tak mungkin mendapat bantuan untuk kabur.

“Turun Nona!”

“Tidak! Siapa kalian?” ucap Shayu, tetap berada di atas motor.

“Nona jangan memaksa kami untuk berbuat kasar!”

“Katakan dulu, siapa kalian?” ucap Shayu, masih saja ingin mereka mengaku padahal kondisi gadis itu tengah berada dalam situasi yang tak aman.

“Tidak, Nona akan tau setelah ikut kami,” ungkap pria itu. Dan kemudian dia dan bodyguard yang lain menarik tubuh Shayu dengan paksa, lalu membawanya ke dalam mobil.

“Kalian sangat kurang ajar! Siapa kalian sebenarnya ha?”

“Nona, akan tau jawabannya segera!”

“Kau!” Shayu memukuli bodyguard itu, ia sangat ketakutan sekarang dan tak tau kemana mereka akan membawanya setelah ini.

“Nona, tenanglah jangan membuat kami dimarahi bos besar jika terjadi sesuatu pada anda!” bodyguard berkacamata itu  masih saja memegangi tangan halus Mashayu. Dia menangkap satu hal, jadi mereka diperintahkan oleh seseorang, padahal Shayu merasa tak punya musuh sama sekali selama ini.

“Katakan, siapa bos kalian ha?”

“Nona akan tau setelah ini!” ucap Shayu, memberontak dan terus berusaha melepaskan diri dari mereka saat mobil itu tiba di sebuah mansions mewah.

“Lepaskan aku! Aku tidak mau ikut kalian! Aku mau pulang!” rasanya Shayu sangat takut, tetapi ia tak mampu melawan.

Mereka membawanya masuk ke dalam mansion mewah itu, dengan disambut oleh beberapa pelayan yang berseragam khusus.

“Bawa nona ini menemui tuan,” ucap bodyguard tadi kepada salah satu pelayan, Shayu pun dengan sigap menggunakan kesempatan itu untuk berlari namun beberapa bodyguard berhasil menangkapnya lagi.

Kini ia kembali di tahan, dan tiba-tiba seseorang membungkam mulutnya secara tiba-tiba dengan sebuah kain beraroma obat.

“Kau ini, sangat liar Shayu, tepaksa aku akan menengkanmu lebih dulu!” sama-samar terdengar seseorang mengatakan hal itu kepada Shayu yang mulai lemas, sebelum akhirnya pengelihatan gadis itu buram dan ia terpejam.

"Dan kalian! jika sampai lengah dalam menjaganya, kupastikan kepala kalian tidak akan berada pada tempatnya lagi!" ucap Biru pada para pengawalnya.

"Baik tuan," ucap para pengawal patuh.

Biru mengangkat tubuh lunglai itu dengan lengan kokohnya, bak seorang pengantin pria membawa pengantin wanitanya dalam dekapan. Dia membawa gadis itu ke sebuah ruangan, kemudian beberapa pelayan menghampirinya. 

"Selamat siang tuan," ucap para maid.

"Siang, bawa nona ini ke ruang treatment, ubah segalnya yang tidak indah, segera bawa ia padaku setealah kalian selesai," ucap Biru. 

Setelah merasa semua rencananya berjalan dengan mulus, CEO tampan itu pun kembali ke ruang kerjanya, untuk melanjutkan pekerjaannya, Biru sangat menggilai dunia IT, ia bahkan menciptakan beberapa software terkemuka di dunia, hingga bebrapa perusahaan ternama juga mengunakan software buatannya tersebut, ia mewarisi kecerdasan ayahnya yang seorang hacker. Sayangnya, saat karir sang ayah sedang melejit, tiba-tiba saja sebuah insiden kecelakaaan merenggut nyawa ayah Albiru, yaitu Rajendra Declair. 

Rajendra adalah seorang hacker yang kerap bekerjasama dengan polisi cyber dalam memecahkan suatu masalah informasi dan teknologi yang menyangkut hukum. Hingga akhir hayatnya pun, beberapa software yang memiliki hak cipta atas nama ayahnya masih saja berkeliaran dan naik daun, meskipun sang empunya telah tiada. 

Sepersekian detik kemudian, ponselnya berbunyi dan ia pun mengangkatnya.

"Ya halo, Ma," jawab Biru dengan ekspresi wajah cerah.

"Biru, Mama akan segera datang ke mansion, apa calon menantu mama sudah siap?" tanya wanita di seberang sana.

"Tentu Ma, Mama akan segera bertemu dengannya," ucap Biru tersenyum puas.

"Mari membuat kekacauan Mashayu!!" gumamnya membayangkan apa yang akan terjadi.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status