Home / Rumah Tangga / GADIS TAWANAN CEO / BAB 4 | LINTAH DARAT

Share

BAB 4 | LINTAH DARAT

Author: Meilina07
last update Last Updated: 2022-04-22 21:57:23

“Apa maksudmu?” bentak Shayu pada pria yang masih saja berada di hadapannya itu, ia merasa pria itu sedang ingin menggodanya, pria setampan dan semapan itu menggoda seorang gadis biasa seperti Shayu, gadis itu merasa ada yang tidak beres pada Biru. Biru mulai mendekat, dan  semakin dekat lalu berbisik di telinga Shayu.

“Aku tau kau sangat penasaran terhadapku bukan?” tanya Albiru, hembusan nafas itu lagi-lagi menggelitik manja di area leher Shayu. Seakan ia sengaja melakukannya untuk membangunkan hasrat Mashayu.

“Albiru, siapa sebenarnya dirimu? Dan kenapa kau terus saja menggangguku?”  Shayu tak tau lagi harus menggunakan bahasa apa, agar pria itu mau menjelaskan maksud dan tujuannya.

“Mashayu, aku tertarik padamu. Menikahlah denganku, dan kau tak perlu lagi bekerja keras untuk melunasi hutangmu,” kata Biru tepat pada wajah Shayu. Sejenak gadis itu berfikir bagaimana mungkin pria itu tahu tentang hutangnya. Mungkinkah ia benar-benar telah mengenal Shayu dan keluarganya sebelumnya.

“Kau tau tentang hutangku?” tanya gadis itu ragu.

“Tentu saja, ibumu yang memiliki hutang, bukan?”

“Iya benar. Dari mana kau tau?”

“Bukankah bunganya semakin mencekik leher kalian?” Biru tersenyum sinis saat mengatakan hal itu, bahkan ia pun tau tentang suku bunga hutang yang Shayu miliki, yaitu bunga yang kian menyiksanya dan ibunya.

“Dari mana kau tau Biru? Jawab aku!” Shayu pun membentaknya.

“Karena akulah orangnya Shayu, akulah orangnya!” ucap Biru, kali ini sorot matanya begitu dingin. Seakan menyimpan kebencian untuk Shayu.

“Apa maksudmu Biru? Bicaralah dengan jelas!” Albiru membetulkan kaca mata hitamnya,

 “Shayu, menikahlah denganku dan semua hutangmu akan kuanggap lunas!”  akhirnya ucapan itulah yang menyadarkan Shayu tentang siapa dirinya yang sebenarnya.

“Jadi, kau adalah rentenir itu?” ucap Shayu dengan mulut menganga. Pria sekaya Albiru ternyata adalah seorang rentenir, tetapi untuk apa? Dan kenapa? Bukankah kekayaan yang ia milikki sudah lebih dari cukup, ucap Shayu dalam hati.

Dia hanya tersenyum saat mendapati gadisnya itu terkejut.

“Bagaimana Shayu? Jadi kapan kita akan menikah?”

“Jangan kurang ajar Biru! Aku tidak akan menikah denganmu, kupastikan hutangku akan segera lunas!”

“Kau terlalu percaya diri sayang, tetapi tak apa, aku menyukai pekerja keras sepertimu!”  ucap Biru kembali dengan membelai wajah Shayu. Bagaikan serangan aliran listrik. Seluruh tubuh gadis itu terasa lumpuh saat belaian tangan Biru mengelusnya dengan lembut. Shayu ingin mengutuk dirinya sendiri atas semua itu.

Hari semakin siang, setelah kepergian lintah darat itu. Shayu pun kembali melanjutkan kegiatannya,  ia merasa wajah pria itu  begitu tercetak jelas di otaknya,  ia menyayangkan sekali mengapa wajah setampan itu harus memiliki sifat yang tak baik.

Dia mesum, dia rentenir dan dia ingin menikahiku sebagai penembus hutang keluargaku, benar-benar jahat. Bahkan bunga pinjaman yang ia berikan selalu saja naik dan naik, membuatku kelabakan untuk membayarnya.

Tetapi, aku tak akan menyerah, setelah wisuda aku akan kembali bekerja, masih tersisa satu tahun lagi sebelum jatuh tempo pelunasan, dan aku akan terselamatkan dari pria mesum seperti dirinya, Shayu sibuk bermonolog sambil melanjutkan pekerjaannya.

Keesokan harinya Shayu memulai pekerjaannya  seperti  biasanya, selesai bekerja ia pulang seperti biasanya, namun saat perjalanan kembali ke rumah, tiba-tiba saja sebuah mobil menghadang motornya, dan dia pun berhenti.

“Turun!” teriak sesorang berpakaian bodyguard. Shayu panic, sementara suasana sangat sepi, ia  tak mungkin mendapat bantuan untuk kabur.

“Turun Nona!”

“Tidak! Siapa kalian?” ucap Shayu, tetap berada di atas motor.

“Nona jangan memaksa kami untuk berbuat kasar!”

“Katakan dulu, siapa kalian?” ucap Shayu, masih saja ingin mereka mengaku padahal kondisi gadis itu tengah berada dalam situasi yang tak aman.

“Tidak, Nona akan tau setelah ikut kami,” ungkap pria itu. Dan kemudian dia dan bodyguard yang lain menarik tubuh Shayu dengan paksa, lalu membawanya ke dalam mobil.

“Kalian sangat kurang ajar! Siapa kalian sebenarnya ha?”

“Nona, akan tau jawabannya segera!”

“Kau!” Shayu memukuli bodyguard itu, ia sangat ketakutan sekarang dan tak tau kemana mereka akan membawanya setelah ini.

“Nona, tenanglah jangan membuat kami dimarahi bos besar jika terjadi sesuatu pada anda!” bodyguard berkacamata itu  masih saja memegangi tangan halus Mashayu. Dia menangkap satu hal, jadi mereka diperintahkan oleh seseorang, padahal Shayu merasa tak punya musuh sama sekali selama ini.

“Katakan, siapa bos kalian ha?”

“Nona akan tau setelah ini!” ucap Shayu, memberontak dan terus berusaha melepaskan diri dari mereka saat mobil itu tiba di sebuah mansions mewah.

“Lepaskan aku! Aku tidak mau ikut kalian! Aku mau pulang!” rasanya Shayu sangat takut, tetapi ia tak mampu melawan.

Mereka membawanya masuk ke dalam mansion mewah itu, dengan disambut oleh beberapa pelayan yang berseragam khusus.

“Bawa nona ini menemui tuan,” ucap bodyguard tadi kepada salah satu pelayan, Shayu pun dengan sigap menggunakan kesempatan itu untuk berlari namun beberapa bodyguard berhasil menangkapnya lagi.

Kini ia kembali di tahan, dan tiba-tiba seseorang membungkam mulutnya secara tiba-tiba dengan sebuah kain beraroma obat.

“Kau ini, sangat liar Shayu, tepaksa aku akan menengkanmu lebih dulu!” sama-samar terdengar seseorang mengatakan hal itu kepada Shayu yang mulai lemas, sebelum akhirnya pengelihatan gadis itu buram dan ia terpejam.

"Dan kalian! jika sampai lengah dalam menjaganya, kupastikan kepala kalian tidak akan berada pada tempatnya lagi!" ucap Biru pada para pengawalnya.

"Baik tuan," ucap para pengawal patuh.

Biru mengangkat tubuh lunglai itu dengan lengan kokohnya, bak seorang pengantin pria membawa pengantin wanitanya dalam dekapan. Dia membawa gadis itu ke sebuah ruangan, kemudian beberapa pelayan menghampirinya. 

"Selamat siang tuan," ucap para maid.

"Siang, bawa nona ini ke ruang treatment, ubah segalnya yang tidak indah, segera bawa ia padaku setealah kalian selesai," ucap Biru. 

Setelah merasa semua rencananya berjalan dengan mulus, CEO tampan itu pun kembali ke ruang kerjanya, untuk melanjutkan pekerjaannya, Biru sangat menggilai dunia IT, ia bahkan menciptakan beberapa software terkemuka di dunia, hingga bebrapa perusahaan ternama juga mengunakan software buatannya tersebut, ia mewarisi kecerdasan ayahnya yang seorang hacker. Sayangnya, saat karir sang ayah sedang melejit, tiba-tiba saja sebuah insiden kecelakaaan merenggut nyawa ayah Albiru, yaitu Rajendra Declair. 

Rajendra adalah seorang hacker yang kerap bekerjasama dengan polisi cyber dalam memecahkan suatu masalah informasi dan teknologi yang menyangkut hukum. Hingga akhir hayatnya pun, beberapa software yang memiliki hak cipta atas nama ayahnya masih saja berkeliaran dan naik daun, meskipun sang empunya telah tiada. 

Sepersekian detik kemudian, ponselnya berbunyi dan ia pun mengangkatnya.

"Ya halo, Ma," jawab Biru dengan ekspresi wajah cerah.

"Biru, Mama akan segera datang ke mansion, apa calon menantu mama sudah siap?" tanya wanita di seberang sana.

"Tentu Ma, Mama akan segera bertemu dengannya," ucap Biru tersenyum puas.

"Mari membuat kekacauan Mashayu!!" gumamnya membayangkan apa yang akan terjadi.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • GADIS TAWANAN CEO   BAB 49 | KAU HAMIL

    "Biru, jelaskan padaku!" rangek Mashayu sambil menghentak-hentakkan kakinya, terlihat lucu di mata Albiru."Jelaskan apa sayang?" "Tentang gadis itu!" Mashayu semakin terlihat kesal. melihat sang suami begitu sengaja mengacuhkannya setelah berhasil membuat gadis itu penasaran setengah mati."Sudah kukatakan, kaulah gadis itu Shayu, mengapa masih belum percaya juga," ucap pria itu kemudian melingkarkan tangan kekarnya pada pinggang ramping Mashayu."Kau bohong!" "Sayang, ayolah hentikan perdebatan ini. Apa kau tidak merasa lapar?" tanya Albiru sambil meletakkan dagunya pada pundak sang istri. Terlihat begitu romantis meskipun dengan wajah Mashayu yang sedang diselimuti kekesalan. "Aku belum lapar!" jawab Mashayu ketus."Adik bayi, apa kau juga tidak merasa lapar sama seperti mama?" goda pria itu sambil mengelus perut Mashayu."Jangan gila Biru, aku tidak sedang hamil!""Belum sayang, dan mungkin sebentar lagi." ucap Albiru, kemudian meraih ponselnya untuk menelepon seseorang."Charl

  • GADIS TAWANAN CEO   BAB 48 | KAULAH ORANGNYA

    Mashayu menggeliat sambil membetulkan posisinya, tangan halusnya menyentuh seprei satin yang kusut dan acak akibat ulah suaminya, sementara Albiru yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan rambut yang basah dan wajah yang segar begitu terlihat bersemangat. "Sayang, jadi jalan-jalan?" tanya Albiru pada gadis yang masih berbaring di atas bed itu. "Apa kau senang sekarang?" sungut Mashayu, ia masih saja kesal karena Albiru mengerjainya dari pagi hingga siang hari. "Maaf sayang, kau sangat menggoda sehingga aku tak dapat menahan diri," Albiru menunjukkan ekspresi menyesal namun itu tidak membuat Mashayu lantas memaafkannya. "Kau sungguh menyebalkan! kau menghilangkan mood liburanku, Biru!" "Oh sayang, bukankah kita sedang berbulan madu saat ini hm?" Albiru menyentuh dagu gadis itu lalu memberikan kecupan pada bibirnya. "Sungguh menyebalkan!" dengus Masahyu dengan area dadanya yang semakin terasa sakit, seperti nyeri saat ingin datang bulan, tetapi nyatanya tamu bulanannya tid

  • GADIS TAWANAN CEO   BAB 47 | JALAN-JALAN

    “Biru, aku ingin pergi ke pantai,” ucap Mashayu sambil mengeratkan pelukan tangannya pada lengan Albiru.“Ke pantai? Sekarang?” Biru mengerutkan keningnya, terheran tidak biasanya sang istri manja seperti itu.“Iya!” seru gadis itu kemudian memeluk tubuh Albiru, menempelkan dadanya dengan dada bidang suaminya, membuat pria itu sedikit terangsang.“Apa kau sedang ingin menggodaku sayang?” Albiru menaikkan satu alisnya sambil mencubit dagu tirus Mashayu.“Tidak Biru,” ucap Shayu menggelengkan kepalanya.“Hu’um, aku sungguh ingin pergi sekarang,” ucapnya lagi, sambil semakin mengeratkan pelukannya bahkan ia juga menciumi pipi sang suami. Albiru menghentikan pekerjaannya, menutup laptop dan segera merengkuh pinggang Mashayu.“Kau sungguh ingin menggodaku rupanya ya?” sergah suami Mashayu itu lalu merebahkan tubuh Mashayu di atas ranjang.Mashayu menutup matanya, ia selalu saja merasa risih saat tatapan Albiru begitu terlihat menyeramkan seperti itu, tatapan yang sangat menunjukkan jika pr

  • GADIS TAWANAN CEO   BAB 46 | APA KAU SEDANG NGIDAM?

    “Shayu, apa kau mendengarku?” Albiru kembali mengulangi perkataannya.“Sayang, saat itu juga Albiru menoleh ke arah sang istri tetapi ia harus menahan kekesalan karena ternyata Mashayu telah tertidur.“Astaga Shayu, aku sudah sangat memberanikan diri untuk mengungkapkan semuanya kepadamu tetapi ternyata kau justru terlelap,” ucap Albiru menghela napas panjang, ingin memarahi sang istri tetapi tidak tega akhirnya ia hanya mengecup wajah cantik itu.‘Mungkin ini belum waktunya untukmu mengetahui semuanya Shayu, biarlah kita menjalani apa yang ada dulu. Aku belum siap untuk menerima kemarahanmu sayang,’ gumam pria tampan itu.***Tiba di Jakarta.Charles menjemput atasan beserta sang istri tersebut di area departure. Sesekali Mashayu mengerjapkan matanya saat berusaha melawan rasa kantuk yang masih melanda.“Sayang, apa kau masih saja mengantuk? Kau bahkan sudah tertidur lebih dari enam jam!” ucap Albiru sambil berjalan menggandeng tangan gadis itu.“Aku pun tak tau Biru, beberapa waktu

  • GADIS TAWANAN CEO   BAB 45 | PENGAKUAN ALBIRU

    BAB 45 ALBIRU SHAYUSatu bulan kemudian Shayu dan Albiru memutuskan untuk kembali ke Indonesia, dengan berat hati Sharon melepaskan putra dan menantunya tersebut, wanita paruh baya itu sudah sangat menyayangi Mashayu, baginya gadis itu merupakan secerca cahaya di dalam kehidupan putranya yang selama ini terbilang gelap dan hampa.“Biru, bisakah Shayu tetap tinggal di sini?” tanya Sharon menggoda putranya padahal ia tau jika Albiru begitu tidak bisa berjauhan dari istri cantiknya itu.“Apa maksud mama? Bagaimana mungkin Shayu berada di sini sedangkan Biru di Indonesia?”“Kau bisa mengunjunginya setiap minggu Nak!” rengek Sharon.“Tidak bisa Ma!” bantah Albiru.“Ayolah! Mama sangat kesepian di sini!” Sharon masih saja ingin mengerjai pria itu.“Ma, bukankah mama ingin agar Shayu segera hamil? Lalu jika kami harus menjalani LDR, peluang untuk hamil itu akan semakin mengecil ma,” balas Albiru, padahal ia memang tidak bisa berjauhan dengan Mashayu, pesona gadis itu terlalu memabukkan untuk

  • GADIS TAWANAN CEO   BAB 44 | TIDAK HAMIL

    BAB 44 ALBIRU SHAYUAlbiru semakin merasakan gejolak pada perutnya, sementara Sharon semakin menyunggingkan senyuman di wajahnya. Wanita paruh baya itu sangat berharap lebih pada putera dan menanantunya tanpa memperdulikan kondisi Albiru yang semakin kacau.“Ma, Shayu akan menelepon dokter sekarang juga!” ucap gadis yang mulai tidak tega pada suaminya itu.“No sayang! Kau tak boleh terlalu banyak bergerak, biarkan mama saja yang menghubungi dokter!” sergah Sharon kemudian berlari untuk mengambil ponselnya.“Ma, apa-apaan ini, Biru yang sedang sakit, tetapi mengapa mama malah mengkhawatirkan Shayu?”“Biru, jangan terlalu banyak bicara! Sebentar lagi kau akan menjadi seorang ayah!” pungkas wanita paruh baya itu kemudian berlalu. Albiru hanya menatap sang istri dengan ekspresi bertanya-tanya.“Sayang, apa kau hamil?” tanya Albiru ragu.“Aku tidak tau, Biru. Tetapi rasanya itu tidak mungkin, aku bahkan merasa sangat biasa-biasa saja saat ini,” jawab gadis itu santai.“Oh, jika kau benar h

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status