Share

PENYESALAN MENDALAM

9. PENYESALAN MENDALAM

Sultan Bima syailendra

Hampir semalaman mata ini tak mampu terpejam. Rasa bersalah membuat hidup tak tenang.Membayangkan gadis itu pasti sedang menangis. Aku seperti merasakan kepedihan itu. Ya, ada denyutan nyeri jauh dari dalam dada. Memegang dada yang terasa agak nyeri.

“Sayang, ayo di makan.” Suara istriku membuyarkan lamunan. Tanpa kusadari aku hanya mengacak-acak nasi tanpa memakannya. Hidangan yang tersedia di meja, sama sekali tak mengundang selera makanku.

“Ayo di makan. Sudah siang, nanti kamu telat ke kantor. Sini, aku suapin ya.” Marina mengambil piring yang ada di hadapan. Itulah kenapa aku sangat mencintainya. Dia selalu mengerti apa yang ada dalam pikiran. Saat ada masalah, dia berhasil menenangkan. Seperti saat ini, aku sedang sangat gelisah dan tak ingin makan. Dengan sigap dia menyuapiku. Kalau sudah begini, aku tak bisa menolak. Bagai anak kecil yang menurut apa kata orangtua.

&ldquo

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status