Mereka berempat dibawa ke ruangan madam Gisel oleh Jodi. Meli sepertinya sudah kelewatan apakah yang akan dilakukan madam Gisel setelah ada kejadian seperti ini. Melempar Meli ketempat seharusnya ataukah langsung memecat Meli hari itu juga. Marni berpikiran macam-macam begitu juga dengan Lisa yang tak mau Meli kehilangan pekerjaannya karena terus memendam perasaan kesal yang tak mendasar kepadanya.
"Madam anak-anakmu ini telah bertengkar di ruang latihan vokal. Aku serahkan kepada madam untuk menentukan hukuman apa untuk mereka," ucap Jodi.
"Keributan lagi apa yang terjadi sebenarnya. Hari ini kebetulan hatiku sedang tidak dalam suasana yang baik. Aku bisa saja memberikan kalian kepada pria yang sudah kelaparan untuk menikmati kalian sampai puas," bentak madam Gisel karena kesal.
Tania yang pertama minta maaf dan menjelaskan apa yang terjadi diantara mereka. Mungkin ini adalah kesalahpahaman mumpung ada di ruangan madam Gisel biarkan masalah ini selesai dengan a
Barang berharga itu ciut membuat Marni lega semoga setelah ini tidak akan bisa berdiri lagi karena sudah malas untuk bangkit lagi."Kenapa bisa mati lampu hotel macam apa ini?" ucap pelanggan yang menyewa Marni."Tidak usah banyak gaya karena memang uangmu hanya cukup untuk menyewa hotel murah ini," sindir Marni.Pria itu marah lalu pergi memakai baju dan komplain ke pihak manajemen hotel ia mengatakan hanya kamarnya saja yang mati lampu sedangkan Marni sudah memakai pakaian lengkap dan kabur meninggalkan hotel."Akhirnya aku terselamatkan sekarang mending pulang saja karena pasti pria itu sudah tak kuat berdiri," gumam Marni.Marni tak lupa mengabari madam Gisel kalau pelanggannya sudah keluar satu kali dan untuk yang kedua kali barang miliknya ciut kembali saat mati lampu dan membuatnya marah. Marni terpaksa pergi karena dia takut menghadapi pelanggan yang matah takut meninggal tak wajar setelahnya."Marni sekarang kamu dimana apa butuh bantuan madam. Kalau
Arsen mengatakan kalau Resti lebih menjijikkan dengan alasan sudah bersuami masih menggoda seorang pria lajang yang sudah mempunyai kekasih.Dulu sempat pacaran tapi Resti berselingkuh dengan pria kaya status suami orang sampai menikah siri dan menghinanya. Sekarang pria itu jatuh miskin Resti menggoda lagi mantan kekasihnya yang sudah naik jabatan dan kehidupannya enak."Arsen kamu tega sekali padaku. Aku hanya melakukan kesalahan dan tidur dengan satu lelaki. Sedangkan wanita itu setiap malam berganti lelaki untuk menjajakan dirinya. Kenapa kamu tega mengatakan itu padaku!" tegas Resti."Karena kamu memang wanita menjijikkan sudah merusak rumah tangga orang. Masih ingin menjalin hubungan dengan mantan kekasih. Pria yang sudah kamu pilih menjadi suamimu ya sudah layani dia sepenuh hati," ucap Arsen.Arsen kembali menegaskan hidup adalah pilihan juga sudah ditentukan dengan benar tanpa pakasaan dari piha lain. Untuk apa saling menyakiti seperti ini sudah mening
Madam Gisel yang melihat Meli begitu memperhatikan kedua anak kesayangannya dengan tatapan yang berbeda membuat madam.menegur Meli. Madam tak ingin kedua anak yang ia sayangi akan menjadi target kerusuhan yang dibuat oleh Meli lagi."Meli jika kamu ingin mengobrol dengan mereka silahkan. Jangan menggerutu di belakang seperti itu. Aku malah takut kalau kamu akan mencelakai anak kesayanganku lagi," ucap Madam."Madam aku tak menggerutu kesal tapi aku hanya merasa semenjak mengenal Marni, sahabatku Lisa semakin menjauhiku," jawab Melo yang berpura-pura sedih.Madam Gisel menuju tempat perawatan Marni dan Lisa. Madam menanyakan apa yang terjadi diantara mereka apakah ada perselisihan dengan Meli atau hanya kesalahpahaman belaka.Madam memperhatikan kedua anak kesayangannya yang tengah asyik bercengkrama sambil melakukan creambat. Marni menyadari kedatangan madam Gisel lebih dulu lalu bertanya apakah ada yang bisa dibantu olehnya."Madam apakah ada sesuatu ya
Lisa mengatakan sungguh kecewa kepada Meli karena sikapnya tidak pernah berubah selalu menyalahkan orang lain atas ketidak mampuannya sendiri meraih apa yang telah ia impikan sejak dulu.Seharusnya Meli bisa mengintropeksi diri kenapa dia belum pernah bisa mendapatkan apa yang ia impikan. Mungkin ada yang salah dengan dirinya sendiri bukannya sibuk iri atas pencapaian orang lain dan membencinya karena tidak bisa mirip dengan orang yang mencapai kesuksesan."Karena kamu tidak mau berbenah diri dan mengejar mimpimu. Kamu sibuk menyalahkan orang lain atas kegagalanmu sendiri," jawab Lisa."Jadi kamu sekarang pamer kalau kamu bisa melebihi pendapatan dan kepopuleranku. Jalang kamu Lisa aku akan merusak wajahmu!" seru Meli seperti seorang kesetanan menyerang Lisa.Plak! Lisa menampar Meli duluan ia sekarang menjadi tegas ia mengatakan pada Meli sampai saat ini juga otaknya masih tidak bisa mencerna apa yang disampaikan orang lain. Diberikan nasehat baik
Marni mengatakan kalau tahu siapa istri dari pengusaha yang memainkannya itu. Ini hanya siasat agar pria itu tak lagi melanjutkan permainannya. Ia juga mengancam akan mengadu pada istrinya kalau sang suami suka jajan di luaran dan menggoda wanita cantik di mendapatkan keuntungan."Aku kenal siapa istrimu aku punya kontaknya jangan sampai aku keceplosan dan mengatakan kalau kamu suka bermain wanita di luaran," jawab Marni."Sialan kamu pikir aku akan percaya. Aku bisa saja bilang kalau kamu merayuku. Memangnya kamu punya bukti kalau mau ngadu?" tanya lelaki itu.Marni tersenyum lalu mengeluarkan bakti kalau ada bukti untuk melapor pada istri sah. Pria itu mengeryitkan dahinya dan meraih alat perekam yang ada ditangan Marni lalu dia menghancurkannya dan tertawa merasa menang."Aku sudah menghancurkan bukti yang kamu miliki lalu kamu mau mengamcamku menggunakan apa lagi? Lebih baik menurut dan melayaniku dengan baik!" tegas lelaki itu."Aku tidak mau melay
Marni seketika tertawa mendengar apa yang ditanyakan oleh Lisa. Dia tidak mempunyai peliharaan ataupun menjadi simpanan siapapun tapi dia mempunyai kekasih. "Dia bukan peliharanku tapi dia adalah kekasihku, namanya Arsen nanti aku akan mengenalkanmu padanya jika waktunya tepat," jawab Marni. "Apa setiap malam dia mampir ke ranjangmu Marni?" tanya Lisa lagi. "Tidak setiap hari tapi kalau aku butuh dia pasti datang. Jangan bilang-bilang ya setiap malam aku memiliki siasat agar tidak melayani pria hidung belang yang ingin menikmati tubuhku. Aku memiliki berbagai macam cara untuk membuat loyo barangnya," bisik Marni. Mereka tertawa bersama lalu Lisa meminta caranya agar para pria hidung belang itu tidak bisa membuat barangnya berdiri hanya untuk menikmatinya. Padahal mereka sudah memiliki istri sah di rumah kenapa bisa mereka mencari hiburan di tempat bordil seperti itu. "Aku juga ingin sepertimu cepat katakan bagaimana kamu melakukan itu Marni?" tanya Lisa
Madam Gisel mempersilahkan duduk tuan Sanjaya yang panik dan dipenuhi dengan rasa keheranan di benaknya. Tuan Sanjaya duduk di bangku depan madam Gisel dan menanti apa yang dikatakan oleh madam Gisel."Bawa orangnya kemari!" seru madam Gisel kepada pengawalnya."Baik madam," jawab pengawal yang berada di ruangan madam Gisel.Madam Gisel meminta tuan sanjaya menunggu dengan sabar siapa yang akan datang ke ruanagnnya. Sepertinya dia adalah wanita kesayangan tuan Sanjaya, "Lihatlah apakah kamu mengenalnya?"Madam Gisel menunjuk seorang wanita yang dibawa oleh dua pengawal yang menyeretnya laluu melempar ke pelukan tuan Sanjaya."Tolong aku tuan, aku tidak mau mati di sini," pinta Resti sambil menangis ia juga mengingatkan bagaimanapun ia masih istrinya walau sirih."Kamu apa yang kamu lakukan sehingga bisa ditanggap madam Gisel. Kamu tahu aku sudah tidak punya banyak uang untuk menebusmu," bentak tuan Sanjaya.Tuan Sanjaya marah dan mema
Marni tentu saja cemburu dengan tatapan Arsen kepada dua sahabatnya memang cantik mempesona melebihi dirinya. Marni mengatakan kalau dia memang cemburu saat melihat Arsen menatap perempuan lain dengan tatapan yang tidak biasa. "Aku cemburu saat melihatmu menatap wanita lain dengan tatapan kagum," jawab Marni sambil memanyunkan mulutnya. "Aku tidak akan pernah meninggalkanmu apalagi menghianatimu. Aku mencintaimu Marni," Arsen mengecup kening marni. Arsen berpamitan berangkat kerja setelahnya lalu Marni kembali bergabung dengan teman-temannya melanjutkan sarapan dan merumpi pagi. Mereka sangat antusias dan bersemangat pagi ini. "Marni pasti memiliki Arsen yang bertubuh kekar itu sangat menggairahkan saat bercinta dengannya, iyakan ceritakan pada kami gaya apa yang kalian sukai," ucap Lisa dengan nada menggoda. "Gaya apa yang kami sukai. Aku suka setiap gerakan yang diinginkan Arsen semuanya membuatku mabuk kepayang dan kecanduan dengan barang besar milik