Share

Part 6

Kau tidak serius soal menikahi Kahfi, kan?" cecarnya tanpa basa-basi lagi. 

"Bukan urusanmu. Kau sudah melihat kami berciuman. Masih bilang aku bercanda?"

"Kau hanya bermain-main, Key. Kau hanya ingin membuat Papamu marah. Kau sudah gagal. Jadi, cepat batalkan niatmu itu."

"Memangnya kau siapa, berani mengatur hidupku?"

"Aku mengenal semua teman kencanmu, Key. Kahfi bukan termasuk kriteria seperti mereka."

"Sudah kubilang jangan menilai Kahfi di depanku. Tentu saja dia berbeda dari para bedebah itu. Mereka tak sama, dan aku tidak ingin kehilangan laki-laki seperti dia."

"Pikirkan lagi, Key," ucapannya sedikit melunak. "Jangan anggap pernikahan seperti mainan yang biasa kau mainkan. Kau bisa menyakiti perasaannya."

"Oh, my brother. Mulia sekali hatimu," sindirku dengan nada mendayu. "Kau sedang memikirkan perasaannya, atau perasaanmu?" Telunjukku kini telah menempel di dagunya. 

Aku mendekatkan wajah, merasakan hembusan napasnya yang terasa bergemuruh. Matanya sedikit terpejam, menikmati sentuhan meski hanya dari sebuah jari. 

"Kau cemburu, Erik?" Dia kembali membuka matanya. Memandangku dengan tatapan penuh harap. 

"Ya. Kau sudah tahu tentang itu."

"Hmmm... itukah sebabnya kau memintanya untuk melapor padamu, saat aku sedang mabuk?"

"Ya. Aku memang memintanya."

Aku meniup wajahnya dengan kasar, kemudian mendorong tubuhnya menjauh. Aku tertawa melihat wajah penuh hasrat itu sedang menatapku. 

"Kumohon, Key. Hentikan niatmu itu."

"Alasan apa yang harus kukatakan pada Papa? Bahwa anak tiri kesayangannya, begitu tertarik pada putri kandungnya?" Aku semakin. tertawa sambil menepuk kedua tanganku.

"Key, aku..."

"Keluar!" bentakku kemudian. "Aku muak mendengar suaramu."

Seperti biasa, dia selalu menarik diri agar tak lepas kontrol saat bersamaku. Dia langsung menurut begitu aku mengusirnya. Kuakui, dia cukup sopan ketimbang pria-pria lain yang berusaha mendekatiku. Hingga aku pun pernah jatuh hati dibuatnya. 

Tapi itu dulu. Dulu sekali. Saat keluargaku, dan keluarganya masih menjalin hubungan yang begitu harmonis. 

.

 

"Kahfi!" Aku melompat girang saat baru saja turun dari mobil. 

Dia tengah duduk bersantai sambil menghisap rokok, karena sedang tak ada pelanggan. Dia melirik sekilas, kemudian membuang pandangan. 

"Hei, kenapa wajahmu cemberut seperti itu? Aku punya kabar bagus."

"Kenapa? Kau berhasil membuat Papamu mengamuk dengan berita kehamilanmu?" sindirnya dengan nada mengejek. 

"Kau salah, Kahfi," ucapku, sembari duduk di sebelahnya. "Yah, walaupun aku sedikit kecewa karena kenyataannya dia terlihat bahagia."

"Kau mau bilang apa? Jangan bertele-tele."

"Papa menyetujui pernikahan kita. Kau senang?  Dia menyukaimu, Kahfi. Ajak Ibu dan Sifa datang malam ini."

"Jangan bercanda, Key. Kau pikir itu lucu?"

"Come on, Fi. Ini bukan lelucon. Tutup kedaimu, ayo pulang. Aku ingin bicara pada Ibumu." Aku menarik lengannya untuk segera bangkit. 

"Kau benar-benar sakit jiwa rupanya. Minggir!" Dia menepiskan peganganku. 

Tapi dari raut wajahnya aku tahu kalau dia percaya dengan kata-kataku barusan. Dia terlihat gelisah, kurasa dia benar-benar gugup dengan semua ini. 

"Tolong, Key. Demi apa pun itu, hentikan semua permainanmu. Carilah cara lain untuk melampiaskan kemarahanmu pada mereka, tapi jangan libatkan aku."

"Ayolah, Fi. Aku hanya ingin seseorang membawaku keluar dari rumah itu. Aku ingin sekali tinggal bersamamu. Aku menyukai masakan Ibumu, dan aku juga menyukai Sifa. Aku ingin tinggal di sana. Aku akan jadi istri, menantu, serta kakak ipar yang baik." Aku melebarkan senyum di depan wajahnya. 

"Selama ini kau selalu datang ke rumah. Tak perlu sampai menikah."

"Tapi Papa selalu melarangku menginap. Dia pasti mengancam, akan menyuruh Erik menyeretku pulang."

"Memang seharusnya begitu, kan? Tidak baik seorang gadis menginap di luar rumah."

"Terserah kau saja. Papa ingin kita cepat-cepat menikah."

"Dasar gila. Aku tidak mau."

"Kenapa? Kau tidak mau karena sikapku selama ini? Ayolah, Fi. Aku tidak seburuk itu. Aku masih perawan."

"Haish... apa lagi yang kau bicarakan?"

"Kau pasti meragukanku, kan? Kau bisa membuktikannya saat malam pertama kita nanti. Kalau tak ada noda darah di pahaku, malam itu juga kau boleh menceraikan aku."

"Astaga, Key. Bicaramu semakin tak karuan. Kau tidak malu bicara seperti itu di depanku, ha?"

Aku tertawa geli. Seolah baru pertama kali ini aku membicarakan hal pribadi kepadanya. Dia bahkan pernah berlari ke warung, saat tiba-tiba aku datang bulan saat berada di rumahnya. Saat itu aku masih kelas satu SMP. Belum terlalu hafal, kapan jadwalnya akan datang bulan. 

Aku bahkan pernah melihat sarungnya terjatuh saat luka bekas khitannya belum mengering. Apa lagi yang mau dia sembunyikan? 

"Oh, Tuhan. Kenapa kau mengungkit-ngungkit hal itu lagi? Kita sudah dewasa, Key." Dia semakin tak karuan. 

"Biar kau selalu ingat, sudah tak ada jarak lagi di antara kita."

.

Aku makan siang dengan sangat lahap. Kahfi sengaja meminta Sifa untuk tak mengantarkan makanan ke kedai, karena aku ingin ikut ke rumahnya. 

"Ingat, kau diam saja. Biar aku yang bicara pada Ibu!" ancamnya, sebelum sampai di pintu. 

Well, biarkan saja. Yang penting keluarganya akan datang malam ini. 

"Vlog kakak di Bali kemarin masuk trending. Bagus." Puji Sifa, adik perempuan Kahfi yang masih duduk di kelas tiga SMA. 

"Kau menyukainya?" sahutku senang. Sifa mengangguk penuh senyuman. 

"Oke, good. Lain kali kita bisa pergi bersama sekeluarga."

"Nak Keyra mau jalan-jalan sama Bapak?" Ibunya Kahfi terlihat senang. Karena yang seperti yang dia tahu selama ini, aku dan keluarga baru Papa tak pernah cocok dan selalu saja berselisih paham. 

"Tidak, Bu. Maksudku, keluarga kita. Sebentar lagi aku akan jadi menantu Ibu. Aku akan menikah dengan Kahfi." Aku tersenyum riang sambil membentuk huruf v di samping telingaku. 

"Key... " Suara bariton itu muncul dari belakangku. 

Ups! Aku keceplosan lagi. 

                          ************ 

Komen (4)
goodnovel comment avatar
Julia
Terasa disisihkan...
goodnovel comment avatar
Rosse Ryu
cewe berani s key mah ...
goodnovel comment avatar
NURUL LAILI MUFIDA
kay benar" yah hahaha
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status