Share

Siap Menerima Hukuman Kamu Sekarang?

Arjuna mengetuk-ngetukan jarinya ke pinggiran meja, di hadapannya sudah berdiri lima orang Wanita dengan penampilan yang jauh dari kata Anggun. Untuk pertama kalinya, Arjuna melihat para mainan yang ia koleksi muncul dengan wajah penuh kotoran tanah dan tatanan rambut yang berantakan.

“Alisha yang lebih dulu mencari gara-gara.” Adu Anggela cepat.

Ke tiga perempuan lain ikut mendukung dengan menganggukan kepala secara bersamaan.

“Benar tuan, kami semua sudah berbaik hati menyiapkan pesta penyambutan untuk Alisha. Ka Anggela bahkan dengan sangat murah hatinya meminta koki mencarikan menu makanan kesukaan Alisha.” Perempuan dengan mata bulat memandang Alisha dengan marah, “Tapi lihat apa balasan perempuan bar-bar itu kepada kami!”

“Saya benar-benar enggak mengerti tuan, kenapa Alisha sampai tega melakukan hal ini terhadap saya.” Anggela bercerita dengan air mata mengalir deras di pipinya, “Memaksa saya memakan makanan yang sudah kotor.” Anggela menutup mulutnya, perutnya tiba-tiba saja mual membayangkan kejadian beberapa saat lalu.

“Astaga, ka Anggela pasti syok sekali.” Perempuan berambut ikal bergegas menahan tubuh Anggela yang nyaris tumbang, begitu juga ke dua perempuan yang lain. “Perempuan itu harus di beri pelajaran tuan.” Desis perempuan berambut ikal itu dengan geram.

Arjuna melonggarkan dasi demi meredam amarahnya, laki-laki itu baru akan berangkat bekerja ketika kepala pelayan melaporkan kerusuhan yang terjadi di paviliun kanan.

“Kalian ber empat boleh pergi.”

Anggela dan ke tiga perempuan lainnya saling berpandangan, mereka tidak akan tenang sebelum yakin Arjuna akan menghukum Alisha.

“Saya benar-benar berharap Alisha mendapatkan hukuman yang setimpal atas apa yang sudah ia lakukan kepada kami hari ini.” ucap Anggela mewakili teman-temannya.

Arjuna tersenyum miring, laki-laki itu mendekat. Menelusuri wajah halus mainan kesayangannya selama beberapa bulan belakangan ini.

“Jangan takut Anggela, atau kamu mulai meragukan kasih sayang yang selama ini aku berikan untuk kamu?”

Anggela menggelengkan kepala, “Enggak tuan, saya sama sekali enggak pernah meragukan kasih sayang anda.”

“Kalau begitu pergi dan bersihkan diri kamu, aku akan mengunjungi kamu begitu selesai mengurus Alisha.”

Anggela melirik Alisha yang sama sekali tidak merasa takut, putri keluarga Erlang itu dengan tenang menatap lurus ke meja kerja Arjuna.

“Saya akan menunggu tuan.”

Arjuna mengangguk kemudian memerintahkan Sebastian untuk mengurus ke empat mainannya yang meninggalkan ruang kerjanya dengan langkah menghentak-hentak.

***

“Jadi Alisha, bagaimana cara kamu menjelaskan ke kacauan hari ini?” Tanya Arjuna sembari melipat tangan di depan dada, laki-laki itu  berdiri sembari bersandar pada meja kerjanya. “Pft! Saya benar-benar tidak akan pernah melupakan kejadian di taman tadi.” ucap Arjuna sembari menahan tawa, para perempuan yang berlari ketakutan dan juga Alisha yang dengan lincah mengejar mereka semua adalah hiburan paling menyenangkan yang pernah Arjuna lihat.

“Astaga, saya enggak bisa membayangkan bagaiaman cara Galahan mendidik kamu selama ini.”

“Galahan enggak pernah mendidik saya.”

Arjuna mengangguk, “Saya mengerti kenapa kamu bisa bersikap bar-bar seperti tadi.”

Arjuna maju tiga langkah, di cengramnya dagu Alisha agar kepala perempuan itu bisa mendongkak. “Kamu beruntung karena saya merasa terhibur atas kejadian di taman tadi, tapi jika lain kali kamu membuat masalah.” Arjuna merendahkan kepalanya, “Kamu harus angkat kaki dari sini.”

Alisha menelan ludah dengan susah payah, perempuan itu sedikit kepayahan mengatasi aura Arjuna yang saat ini terasa sangat mengintimidasi.

“Saya.. paham tuan, saya minta maaf.”

Arjuna menganggukan kepala, “Jadi, siap menerima hukuman kamu sekarang?”

Kening Alisha berkerut karena pertanyaan Arjuna yang sangat tiba-tiba, sayangnya kebingungan Alisha tidak berlangsung lama karena Arjuna sudah lebih dulu menunduk dan melumat bibir tipis Alisha dengan penuh semangat.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status