Share

Belum Lima Menit

Alisha menatap meja makan yang penuh dengan berbagai macam jenis sayuran, perempuan itu tidak dapat menahan diri untuk tidak meringis. Alisha bisa membayangkan akan selapar apa perutnya sampai waktu makan siang nanti jika hanya di isi dengan berbagai jenis sayuran tanpa sesuap nasi.

“Jadi nama kamu Alisha?”

Alisha mengalihkan pandangan kepada Anggela yang duduk di ujung meja, perempuan dengan lipstick semerah darah itu menunjukan kuasanya dengan baik. Alisha bahkan tidak perlu bertanya untuk menyadari bahwa Anggela adalah orang yang paling menguasai paviliun kanan.

“Kamu benar-benar putri Galahan Erlang?” perempuan dengan rambut ikal bertanya.

“Iya.” Jawab Alisha sembari memindahkan beberapa lembar selada ke mangkuknya, perempuan itu sama sekali tidak habis pikir bagaimana nona-nona muda ini bisa sangat menikmati sarapan mereka.

“Kamu enggak suka makanannya?” tanya perempuan bermata bundar. “Ah, kamu pasti enggak terbiasa dengan salad.” Ucap perempuan tadi sembari terkikik.

“Astaga, kamu benar-benar mencoreng nama baik keluarga Erlang, Alisha hahahah.” Perempuan dengan wajah pucat yang duduk di samping Anggela ikut terkikik, “Pantas Galahan menyembunyikan keberadaan kamu selama ini.”

Tangan Alisha terkepal, perempuan itu cukup cerdas untuk menyadari bahwa ia sedang di rundung.

“Astaga, maafin aku ya Al. Seharusnya aku tanya dulu apa makanan kesukaan kamu sebelum mengundang kamu sarapan bersama kami di sini.” Anggela mengulum senyum, meski begitu Alisha bisa merasakan tatapan meremehkan dari perempuan itu.

Tangan Anggela terangkat, melihat hal tersebut salah satu pelayan dengan sigap mendekat.

“Minta koki untuk membuat menu baru untuk Alisha.” Ucap Anggela mencoba pengertian, “Kamu mau apa Al, nasi goreng?’”

“Atau nasi..” si perempuan berambut ikal mencoba mengingat nama menu yang pernah di makan oleh pelayan yang sering melayaninya, “Oh, atau kamu mau nasi lemak Al? hahaha.”

Para perempuan itu tertawa dengan keras, mereka bahkan sampai harus menyeka air mata yang ada di sudut mata mereka masing-masing.

“Astaga, aku enggak bisa membayangkan rasanya memakan makanan penuh kalori seperti itu.” si perempuan dengan wajah pucat bergidik.

“Jangan begitu, Alisha mungkin berbeda dengan kita. Benarkan Al?”

Alisha menelan ludahnya dengan susah payah, perempuan itu berusaha tetap tenang ketika mengangguk, “Iya, saya terbiasa langsung makan berat untuk sarapan.”

“Pft!” si perempuan dengan mata bulat kembali tertawa, “Hahaha maaf, aku hanya tidak menyangka kalau keluarga Erlang membiarkan kamu melakukan itu.”

Anggela ikut mengulum senyum, perempuan itu kembali menatap pelayan yang menunggu perintahnya.

“Minta koki untuk membuatkan nasi lemak untuk Alisha. Kalau waktunya enggak cukup, beli aja di luar.”

“Baik nona.”

Anggela kembali menatap Alisha begitu pelayan tersebut melaksanakan perintahnya.

“Ya ampun, maaf ya Al. Aku harap kamu masih bisa menikmati pesta penyambutan yang kami buat untuk kamu.”

Alisha mengangguk sembari tersenyum simpul. Para nona-nona yang lain masih sibuk membahas soal kalori di dalam makanan ketika pelayan datang membawakan pesanan Anggela.

“Ini dia sarapan kamu.” Ucap Anggela sembari bangkit dari duduknya dan mengantarkan sepiring penuh nasi lemak dangan lauk pauknya ke hadapan Alisha. “Selamat menikmati sarapan kamu Al.”

Alisha menulurkan tangan, bibirnya sudah terbuka hendak mengucapkan terimakasih ketika Anggela tiba-tiba saja menjatuhkan piring di tangannya hingga mengotori pakaian Alisha.

“Ups, aku enggak sengaja.”

Tangan Alisha terkepal, jelas-jelas Anggela sengaja melakukannya.

“Al, cepet ambil makanannya. Katanya kalau belum lima menit masih bisa di makan, hahahaha.” Si perempuan berambut ikal mengompori.

“Iya kalau belum lima menit masih bisa di makan.” Desis Alisha.

Para nona di meja makan tertawa puas begitu Alisha berjongkok dan mengumpulkan makanan yang berserakan di atas rumput, tawa itu kemudian berubah menjadi jeritan ketika Alisha memasukan segenggam nasi ke dalam mulut Anggela dengan paksa.

“Arghh!”

“Alisha! Apa-apaan kamu?!” para nona yang lain bangkit dari duduknya, mereka berang karena Alisha berani melawan.

“Kalian mau juga? biar aku suapin.” Ucap Alisha kemudian berlarian mengejar para nona yang sibuk berlarian karena katakutan.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status