"Pft, hanya 15 detik." Si gadis terlihat kesal.
Sekarang Ardi yang terlihat pucat ketakutan. Bagaimana mereka begitu sial bisa bertemu dengan gadis ini ? Kecantikannya benar-benar menipu.
"Loh, katanya mau mengoyak tubuhku ? Mau ngasih sama anjing jalanan kalau kalian sudah puas ? Bahkan untuk pemanasanku aja kalian berempat gak punya kemampuan. Dasar lelaki loyo!"
Wajah Ardi dan ketiga temannya terlihat pias, mereka bahkan tidak mampu untuk mengangkat wajahnya apalagi untuk menjawab hinaan gadis tersebut.
"Woi kalian kenapa kok lama banget sih? Cuma ngancurin motor aja..."
Dari belakang terdengar suara teman Ardi yang tadi bertugas berjaga dari luar. Tapi ucapannya langsung terhenti begitu melihat seorang gadis cantik dan bertubuh seksi.
Saat itu Ia belum melihat Ardi dan teman-temannya.
"Wow, ada bidadari cantik nih."
Sama seperti Ardi sebelumnya, Ia langsung berbinar mesum begitu melihat kecantikan gadis imut tersebut dan jadi melupakan keempat temannya.
"Oh hai, mau bergabung dengan pesta kita ?" Kata gadis imut tersebut dengan wajah ceria dan bersemangat.
'Wah, asem. Gue nungguin diluar, mereka malah asik pesta disini ternyata.'
Pemuda tersebut sempat mengira jika Ardi sengaja melupakannya agar mereka bisa bersenang-senang dengan gadis cantik ini didalam area parkir.
'Gak apa-apa sisa, daripada tidak sama sekali. Lagian gadis ini imut banget, gak sabar buat menjamahnya.'
Saat Ia mendekat, barulah Ia terpana. Keempat temannya terbaring dibawah kaki gadis cantik tersebut dengan kondisi meringkuk menggenaskan.
"Hah, a-apa yang terjadi ?" Tanya nya seolah tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Begitu melihat wajah kesakitan keempat temannya, jelas yang terjadi berbanding terbalik dengan imajinasinya.
Firasatnya menyiratkan bahaya yang mengancam, secara otomatis Ia berbalik dan berusaha lari sejauh mungkin dari sana. Ia tidak ingin mengalami nasib yang sama dengan keempat temannya itu.
"Oh mau coba lari ?"
Gadis cantik tersebut mengambil sebuah besi yang semua hendak digunakan Ardi dan teman-temannya untuk menghancurkan motor Awan. Lalu dengan gerakan kuat dan terfokus, besi tersebut melayang ke arah teman Ardi yang sedang berlari.
Bruhggg.
Besi seukuran lengan tersebut tepat mengenak kepala belakang si pria dan menembus tengkorak kepalanya. Pemuda tersebut langsung jatuh tersungkur dan berteriak sebentar, seperti ayam yang sedang disembelih sebelum diam untuk selamanya.
Ardi dan teman-temannya tercengang semakin ketakutan. Bahkan mereka tidak bisa lagi mengontrol kantung kemihnya. Tidak lama bau pesing menyeruak dari celana mereka.
Wanita ini terlalu kejam! Ia terlihat begitu santai setelah menghabisi nyawa orang lain. Sekarang ekspresi mereka sudah seperti mayat, seolah tidak ada lagi darah yang mengaliri tubuh mereka berempat.
Wajah gadis ini benar-benar menipu. 'Ini bukan lagi bidadari yang turun ke bumi, gadis ini adalah iblis.'
Sadar jika mereka bisa kehilangan nyawa kapanpun, keempatnya langsung menangis dan sujud minta ampun.
"Tolong ampuni kami, Nona."
"Iya, kami bersalah karena telah menyinggungmu sebelumnya."
"Benar, kami tidak bermaksud menyinggung anda nona. Kami benar-benar bodoh dan telah kurang ajar pada anda.
"Jangan bunuh kami, nona."
"Hmnn kemana kesombongan kalian tadi? Tidakkah kalian ingin bersenang-senang denganku?"
"Tidak.. tidak Nona. Mohon ampuni kami, kami salah."
"Iya, kami tidak berani.
"Oh jadi maksud kalian saya tidak cantik dan kalian tidak mau bersenang-senang denganku ?" Gadis cantik tersebut melotot tajam, membuat Ardi dan tiga temannya semakin menciut ketakutan.
Mereka tidak lagi berani untuk bertingkah dan menyinggung wanita sadis didepan mereka ini.
"Kami tidak berani Nona. Kami hanya sampah, tidak layak untuk bersenang-senang dengan anda Nona."
"Iya Nona. Kami tidak layak untuk bersenang-senang dengan anda."
Ketiganya benar-benar ketakutan dan berusaha sehormat mungkin pada wanita ini, jika tidak mereka bisa saja kehilangan nyawa seperti satu temannya itu.
"Nah begitu bagus, kalian bisa jadi anjing yang baik. Tapi sayang kalian mau melakukan hal yang jahat pada tuanku."
Ardi dan teman-temannya terkejut, siapa tuan yang di maksud wanita ini?
"Kami tidak berani nona. Sungguh kami tidak tahu siapa yang tuan yang nona maksud." Ujar Ardi cemas.
Sempat terlintas dipikirannya tentang anggota baru aiden di kelasnya itu, tapi cepat Ia membantahnya sendiri. Wanita cantik ini walau sadis tapi pakaiannya jelas berkelas, tidak mungkin tuannya adalah orang sembarangan. Sial, siapa yang telah disinggungnya?
Wanita cantik tersebut tersenyum dingin menatap Ardi dan tiga temannya. Jantung mereka seakan berhenti seketika itu juga, menyadari tatapan wanita didepan mereka itu seperti tidak mau berkompromi.
Mereka terlihat putus asa, seperti tidak ada harapan lagi.
"Sayangnya, sampah seperti kalian tidak layak untuk mengenal tuan mudaku. Sesali saja kesialan kalian hari di neraka."
Begitu Ia selesai bicara, empat jarum perak melayang tepak di kening keempat pria malang tersebut, lalu raga merekapun diam tidak bergerak untuk selamanya.
"Waah Kakak benar-benar tidak memberi ampun pada mereka." Sapa seorang gadis cantik yang memiliki kecantikan yang lebih muda. Ia tiba-tiba muncul dari belakang.
"Siapa suruh mereka nyari gara-gara dengan tuan muda."
"Hmn kakak gak menyisakan satupun untukku." Ucap gadis itu cemberut.
"Kamu bisa membersihkan ini kalau mau." Cibir si kakak sambil tertawa.
"Ih, gak mau. Suruh mereka saja."
Si adik hanya bertepuk satu kali, lalu beberapa pria berpakaian serba hitam muncul tiba-tiba di dekat keduanya.
"Bersihkan area ini! Jangan meninggalkan jejak sedikitpun. Jangan sampai tuan muda tahu tentang kejadian ini."
"Baik nona Lana, nona Xynthia." Ucap mereka patuh.
Hanya beberapa menit, semua tempat itu benar-benar kembali seperti semula. Seolah tragedi beberapa waktu lalu tidak pernah terjadi sama sekali disana.
***
Rachel sudah menunggu 90 menit. Seharusnya Adri, adik sepupunya itu sudah menjemputnya begitu Ia keluar pada jam terakhir kuliahnya. Sekarang sudah berlalu 30 menit.
Rachel sendiri memiliki fisik yang cantik dan banyak diidamkan oleh para Mahasiswa di JIU. Karakternya tegas dan sangat populer dikalangan para Mahasiswa di sana.
Saat Ia berjalan ke kantin, beruntung Rachel melihat Seila masih nongkrong disana bersama teman-temannya.
"Seila, kamu lihat Ardi gak ?"
"Eh, Kak Rachel. Ardi ?" Seila sempat salah tingkah beberapa saat. Terakhir Ia mengatakan akan ke gedung b3 untuk melakukan rencana jahatnya. Tapi, tidak mungkin jika Seila mengatakan hal tersebut.
"Waduh, kurang tau, Kak. Tadi jam terakhir juga gak masuk. Memangnya kenapa Kak ?" Tanya Seila khawatir.
"Gak penting-penting amat sih. Tadi dia janji mau bareng pulangnya, tapi ditelpon sedari tadi hpnya tidak aktif sama sekali. Aneh, tidak biasanya anak itu begini."
"Oh iya, si Bram juga gak masuk perasaan tadi. Apa mereka pergi bersama yah ?" Celetuk salah seorang teman Seila.
"Iya, tadi gue lihat Ardi ngumpul sama Bram, sebelum mereka pergi ke arah parkiran." Kata teman Seila yang lain.
Deg.
Seila mulai was was. Teman-temannya itu jelas tidak tahu apa yang dilakukan Ardi dan teman-temannya. Karena saat Ardi menemuinya dan mengutarakan rencananya, hanya ada Seila dan Viona.
"Coba kalian hubungi Bramnya." Kata Rachel dengan nada memerintah.
"Guysss, kangeenn." "Iya, gue juga kangen ma kalian semua." "Hmn, tidak terasa waktu lima tahun begitu cepat berlalu." "Iya, gue sudah gak sabar menunggu seminggu lagi. Rasanya, kalendernya pengen gue sobek biar bisa segera bertemu kalian semua." Dalam video call tampak 7 orang, yang terdiri dari lima wanita dan dua pria saling melepas rindu satu sama lain. Suasana tampak begitu ceria dan penuh kehangatan. "Novi, dari tadi diam aja. Mentang-mentang sebentar lagi mau jadi jaksa." "Iya, kah? Pantesan Shiren dari tadi juga ikutan kalem banget, gak kayak biasanya." "Loh, Siska, lu gak tahu kalau Shiren sebentar lagi bakal jadi 'ibu' jaksa?" "Vebyyy, ember deh." "Hahaha, orangnya ngamuk. Biar yang lain pada tahu, Ren." "Tapi, gak gitu juga kali! Ah, lu juga sih. Jadi, gak surprise kan." "Hem-hem, jadi cinta lama bersemi kembali nih ceritanya." "Hahaha, lagian siapa yang bisa menolak pesona seorang jaksa sih?" "Ih, jadi karena itu Novi bawaannya kalem sekarang." "Hahaha, tidak
Keesokan harinya.Itu adalah hari yang dipenuhi kesedihan dalam klan Sanjaya. Madam Chiyo memimpin acara pemakaman hari itu. Ribuan orang dari klan Sanjaya dan klan Atmaja memadati hampir seluruh area pemakaman. Pemakaman seluas dua puluh hektar tersebut, tampak menjadi lebih kecil karena saking banyaknya orang yang hadir untuk menghadiri acara pemakaman masal hari itu.Mereka yang hadir disana hanya dari klan Sanjaya dan Klan Atmaja saja, dan beberapa lainnya dari kenalan terdekat mereka. Sesuai ramalan nenek Chiyo sebelumnya, pertempuran sehari sebelumnya telah menelan banyak korban nyawa. Jadi sangat wajar, semua orang tampak begitu sedih dan merasa kehilangan dengan banyaknya korban yang berjatuhan. Tidak termasuk orang-orang Sanjaya yang berkhianat, karena mereka semua di urus oleh pihak divis zero dan militer.Saat semua orang sedang berduka, sekelompok orang baru datang meminta ijin pada penjaga yang berjaga di luar gerbang pemakaman. Sekelompk orang ini dipimpin oleh pange
Saat ia melangkah semakin jauh ke dalam alam jiwa Awan, ia menemukan sebuah tempat yang sangat gelap. Itu adalah satu-satunya tempat yang belum dilewatinya, Renata merasakan perasaan yang sangat kuat, jika Awan berada didalam sana. Renata coba mendekati tempat itu. Benar saja, ia mendapati Awan berada di dalam sana dalam keadaan terbelenggu. Lebih tepatnya, ia telah membelenggu kesadarannya sendiri. Kehilangan Angel dan juga bayi mereka, membuat pukulan yag sangat besar bagi mentalnya. Awan merasa semua itu adalah kesalahannya, karena itu ia menghukum dirinya sendri dan telah siap mati demi menebus kesalahannya tersebut. Renata ingin masuk ke dalam sana. Hanya saja, tempat itu seperti menolak kehadirannya. Renata coba berteriak sekeras yang ia mampu, namun suaranya tidak bisa tembus ke tempat Awan berada. Tidak peduli, sekeras apapun Renata berusaha. Renata menangis disana, sambil terus memanggil nama Awan. Ia tidak tahan melihat Awan menyiksa dirinya sendiri dengan menanggung s
Selain itu, ia juga telah berikrar untuk menanti Awan saat terakhir pertemuan mereka. Tapi hanya sebatas itu, tidak ada pernyataan yang menunjukkan bahwa hubungan mereka lebih dari sekedar teman.Annisa dengan malu-malu menjawab, "Kami... hanya sekedar teman dan kebetulan berasal dari kampung yang sama.""Oh." Gumam Amanda singkat. Meski tampak ragu dengan jawaban itu, karena Annisa tampak berpikir lama sebelum menjawabnya. Namun, Amanda tidak menampik kalau ia merasa lega setelah mendengar hal itu langsung dari mulut Annisa."Kalau kamu... Kamu ada hubungan apa dengan Awan? Bagaimana bisa kamu membawanya dan datang dengan cara yang 'mengejutkan' seperti tadi?"Giliran Amanda yang jadi salah tingkah dengan pertanyaan balik Annisa. Ia bingung bagaimana harus menjelaskan hubungan mereka. Keluarganya dan Ayah Awan jelas sudah membuat kesepakatan atas pertunangan mereka dan sampai detik ini ketika melihat seluruh perkembangan Awan dan juga menyaksikan kekuatannya, Amanda tidak memungkiri
30 menit sebelumnya.Amanda tidak mengerti alasan kenapa dokter wanita berkerudung di depannya itu, sampai bisa memegang segel terakhir dalam tubuh awan.'Apa hubungan Awan dengannya?'Ketika melihat betapa khawatirnya wanita yang di name tagnya itu tertulis nama 'Annisa Azzahra' tersebut pada Awan, membuat Amanda bertanya-tanya, jika hubungan keduanya pasti bukan sekedar hubungan biasa.Butuh waktu yang sangat lama bagi mereka, sampai akhirnya segel dalam tubuh terlepas. Proses tersebut pasti tidak mudah, karena begitu segel tersebut terlepas sepenuhnya dari dalam tubuh Awan, dua energi yang sebelumnya masih berada di dalam tubuh Awan, jadi menghilang sepenuhnya.Pastinya itu sangat melelahkan, terutama bagi Annisa. Tubuhnya tampak berkeringat dan pijakannya beberapa kali tampak goyah. Meski begitu, ia terlihat tidak ingin menyerah sedikitpun dan tetap berjuang untuk menyelesaikannya. Amanda juga tidak mengerti bagaimana cara Annisa melakukannya. Karena yang tampak di matanya, Annis
Mendengar pertanyaan itu, Kelvin hanya bisa tertawa pahit, "Sayangnya tidak bisa.""Kakak, apa itu artinya kami tidak akan pernah bertemu denganmu lagi?" Tanya Charlote syok.Ternyata itu adalah hari terakhir mereka bisa bertemu dengan Kelvin Sanjaya.Kelvin kembali hanya sebentar, untuk membantu Awan terakhir kalinya. Setelah itu, ia mempercayakan masa depan klan Sanjaya ditangan anaknya. Meski begitu, tidak nampak sedikitpun keraguan atau kekhawatiran di wajah Kelvin. ...Berkat campur tangan divisi zero dan juga militer, semua kekacauan tersebut berhasil di sembunyikan. Selanjutnya, peta penguasa di negeri ini pun mengalami perubahan yang sangat besar, setelah tujuh keluarga naga dikeluarkan setelah bukti keterlibatan mereka dengan organisasi ilegal the shadow begitu jelas, selanjutnya tujuh keluarga naga ini dimasukkan ke dalam daftar hitam dan tentu saja harus menerima hukuman sesuai hukum yang berlaku. Aset mereka disita sepenuhnya oleh negara, meski itu hanya berlaku untuk di