Share

Ratapan Pengantin Baru

Hari demi hari berlalu, beberapa hari sudah Ginda melewati hari menjadi seorang istri bos besar yang sangat terpandang.

Bahagia seharusnya, namun tidak untuk Ginda, ia yang justru sering menangis dan meratapi nasibnya, karena sejak pernikahan itu ia belum pernah mendapat perhatian dari Marvin suaminya.

Seharusnya masa ini adalah masa bahagia untuk sepasang pengantin baru seperti mereka, pergi berbulan madu dan bersenang senang berdua. Namun nyatanya tidak untuk Ginda.

Siang ini, Ginda yang menangis terisak isak di halaman belakang rumahnya.

Hiks hiks!

"Apa begini rasanya menikah karena paksaan? Jangankan berbicara berdua, romantis romantisan, tapi ini bertemu pun jarang, bahkan sikap mas Marvin begitu kasar, tak menganggap aku sebagai istrinya," gumam Ginda dengan suara bergetar.

Ucapan itu tak sengaja didengar oleh Sukma, yang juga terpukul karena merasakan penderitaan sang menantu, perlahan langkahnya mendekat ingin mencoba menenangkan Ginda dengan caranya.

"Ginda," panggil Sukma yang membuat tangisan Ginda seketika terhenti.

Dengan cepat ia menghapus air matanya, agar tak terlihat di pandangan Sukma.

"Iya, Bu."

Sukma pun meraih bahunya dengan lembut, yang kemudian terduduk di sebelahnya. Ia pandangi Ginda dengan seksama, sejujurnya Sukma melihat kecantikan dalam diri Ginda, meski matanya buta, namun sifat dan wajahnya benar benar cantik.

"Sabar ya, Nak. Jangan bersedih. Ibu akan coba bicara dengan Marvin persoalan kalian ini," ucap Sukma yang membuat Ginda terkejut.

"Jangan, Bu. Jangan. Aku sadar kok, aku cuma wanita buta yang tidak berhak mendapat perhatian dari Mas Marvin."

"Ginda, jangan bicara seperti itu. Meskipun kamu buta, tapi kamu sangat cantik nak. Sudah ya, jangan lagi menangis, Ibu akan berusaha bicara dengan suamimu."

Tak menjawab apa apa lagi, Ginda kini terdiam pasrah, apa yang akan dilakukan Sukma yang pasti adalah yang terbaik untuknya.

Di tengah tengah perbincangannya tiba tiba..

"Bu.. Ibu.."

Terdengar suara Marvin yang berteriak memanggil Sukma, hingga membuat Sukma menoleh ke arah sumber suara.

"Iya, Vin. Ibu disini."

Mendengar jawaban itu, dengan cepat Marvin mendekat. Langkah kebut nya seketika terhenti kala ia dapati sang Ibu yang sedang duduk bersama Ginda.

"Ada apa, Vin?"

"Apa Ibu tau map diatas meja kerjaku? Ibu simpan dimana?"

"Ngga, Ibu ngga tau."

Mendengar ucapan itu membuat Ginda terbelalak, lantaran tadi ia yang membersihkan ruangan itu, dan ia menaruh map itu entah dimana.

"Ma-af map diatas meja ya? Tadi aku Mas yang membersihkan meja itu, tapi aku lupa taruh mapnya dimana," ucap Ginda yang membuat Marvin terbelalak.

"Apa, jadi kamu? Sudah berapa kali saya katakan? Jangan ikut campur urusan saya. Saya tidak mau kamu ikut campur ataupun membersihkan ruangan itu. Kenapa kamu bengal sekali?" Ucap Marvin marah.

Amukannya membuat Ginda benar benar ketakutan.

"Vin, sudah lah jangan marah marah gitu, kamu kan bisa cari map itu, ayo Ibu bantu."

"Tapi dia kurang ajar Bu, dia.."

Belum selesai Marvin berkata, kini Sukma meraih tangannya dan dengan cepat membawanya pergi dari tempat, sebelum Marvin lebih lama lagi memarahi Ginda.

Kembali air mata Ginda luruh, rasanya ia tak pernah ada benarnya dimata sang suami. Sementara Sukma yang kini membawa Marvin masuk kedalam ruang kerjanya.

"Marvin, kamu apa apaan sih? Kasihan Ginda, kamu selalu memarahinya, kamu selalu kasar sama dia, dia itu istrimu, Vin. Ngga seharusnya kamu bersikap seperti ini," omel Sukma yang membuat Marvin mengeraskan rahang.

"Kalau bukan Ibu yang memaksa, aku tidak akan pernah menikahi gadis buta itu Bu, aku malu Bu, aku malu punya istri buta seperti dia," jawab Marvin yang membuat Sukma terbelalak.

"Astagfirullah Marvin. Jaga ucapanmu, kalau kamu malu punya istri buta, lakukan sesuatu Marvin, bukan malah menghinanya seperti ini."

"Maksud, Ibu. aku harus membiayai dia operasi mata? Biar dia bisa melihat lagi gitu, Bu? Tapi sayangnya aku tidak akan pernah melakukan itu, Bu."

Kembali Sukma melebarkan matanya, ia benar benar tak menyangka, ternyata niatnya ingin menolong Ginda malah justru membawanya ke dalam masalah besar seperti ini.

Namun sayangnya, kini hanya tinggal penyesalan, yang bisa Sukma lakukan saat ini hanyalah membantu Ginda untuk menaklukan hati beku Marvin.

"Ibu bener bener kecewa sama kamu, Vin. Ternyata sekasar ini sikapmu? Ginda itu istrimu, Vin. Wanita yang seharusnya kamu sayangi dan kamu cintai, bukan malah menjadi sasaran amukanmu seperti ini."

"Bu, aku sudah mengikuti keinginan Ibu, untuk menikahi wanita buta itu, dan sekarang tolong, Bu. Jangan paksa aku untuk menyayangi atau pun mencintai dia, karena aku ngga akan pernah bisa," ucap Marvin yang kemudian meninggalkan tempat.

Mood bekerjanya kini telah menghilang, perkara urusan Ginda yang selalu membuatnya sakit kepala.

Di dalam ruang kamarnya, kini Marvin melepas jasnya dan melemparnya dengan kasar, moodnya yang saat ini berantakan membuat emosinya memuncak.

Setelah melepas dua kancing kerah kemejanya dan menggulung lengan kemeja itu hingga ke siku, kini Marvin terduduk kesal, raut wajahnya muram dan matanya memerah.

Ia yang sedang memikirkan betapa sialnya kehidupannya saat ini, sejak kedatangan Ginda, sang Ibu selalu membelanya.

Benar benar menyebalkan! Apa kelebihan Ginda? Bukankah ia hanya wanita buta yang tak memiliki kelebihan apa pun? Cantik? Memang tak bisa dipungkiri wajahnya sangat cantik tapi tetap saja ia hanya wanita Buta yang tak sebanding dengan Marvin Marcello.

Sejenak terdiam, untuk meredam amarahnya, sebelum akhirnya sebuah ide cemerlang melintasi pikiran Marvin, tak menunggu lama, kini Marvin pun beranjak dan berjalan mencari Ginda.

"Ginda," panggil Marvin pada Ginda yang sedang terduduk di ruang makan seorang diri.

Mendengar suara itu, seketika Ginda menoleh, ia mendengar langkah kaki Marvin berjalan mendekat.

"Mas.."

"Saya mau bicara."

Tersenyum, Ginda mendengarnya tersenyum bahagia. Ia berpikir setelah sekian hari, akhirnya Marvin mau bicara dengannya.

"Ada apa, Mas?"

"Saya ingin bertanya dengan kamu, bukankah kamu menikah dengan saya juga karena terpaksa? Bukankah kamu hanya ingin hutang dua puluh jutamu itu lunas?"

"Lalu?"

"Dan sekarang, saya sudah menganggap hutang itu lunas, dan kamu bisa per.."

Belum selesai Marvin berkata tiba tiba Sukma datang memutuskannya.

"Cukup, Marvin. Jaga ucapanmu!"

Ucapan itu membuat Marvin seketika menoleh, dan membuat Ginda bingung, dengan kegelapan ia mencoba mencerna ucapan sang suami dan sang mertua.

"Ada apa, Bu? Mas Marvin kan belum selesai bicara," tanya Ginda tak mengerti.

"Tidak papa, Nda. Yaudah kamu kekamar aja ya, kamu istirahat, ayo Ibu antar!" Ucap Sukma yang kini membawa Ginda pergi dari hadapan Marvin.

Kepergian Ginda dan Sukma membuat Marvin tak berkedip, dan memandangnya dengan pandangan tajam.

"Sialan!"

Tak lama kemudian.

Setelah Sukma kembali bersama Marvin.

"Ibu ingatkan sekali lagi, Vin. Jangan pernah berkata seperti itu lagi, itu artinya secara tidak langsung kamu menalak istrimu."

"Memang itu yang aku inginkan, Bu. Aku ingin menalaknya. Karena buat apa, Bu? Aku bertahan dengan wanita yang tidak aku cintai?"

"Astagfirullah Marvin. Berhenti berpikiran seperti itu, Ibu ngga akan pernah ngizinin kamu menalaknya, Ibu memintamu menikahi Ginda bukan untuk menceraikannya, Vin."

"Tapi, Bu.."

"Jangan membangkang Marvin, jika kamu tidak mau Ibu menarik semuanya," ucap Sukma yang membuat Marvin berekspresi heran dan bingung.

"Bu, sebenarnya apa sih? Yang membuat Ibu membela wanita itu seperti ini?"

Terdiam, Sukma yang tak dapat berkata apa apa setelah Marvin melontarkan pertanyaan itu, entah rahasia besar apa yang sedang ia sembunyikan dari Marvin, hingga sepertinya membuatnya begitu tertutup.

"Belum saatnya kamu tau, Vin. Tapi ingat, setelah kamu tahu alasan Ibu nanti kamu akan berterima kasih pada Ibumu ini," jawab Sukma yang kemudian melangkah meninggalkan tempat.

Kepergian sang Ibu membuat Marvin terdiam, mencoba mencerna jawaban yang baru saja terlontar.

"Ada apa ini sebenarnya?" Gumam Marvin penasaran.

BERSAMBUNG...

Komen (7)
goodnovel comment avatar
Rifatul Mahmuda
kasihan ginda
goodnovel comment avatar
dian muh
marvin mencurigakan
goodnovel comment avatar
Abigail Briel
asli penasaran ama alasan bu sukma
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status