Beranda / Young Adult / Gadis Incaran Duda Menawan / Charlotte Menghindari Daniel

Share

Charlotte Menghindari Daniel

Penulis: Author Mars
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-02 08:00:00

Keesokan harinya.

Charlotte berdiri di depan lift, menunggu dengan sabar sambil memandangi layar ponselnya. Matanya tertuju pada foto majalah iklan yang ia ambil sebelumnya.

Ternyata kinerjaku bagus juga, modelnya cukup tampan dan luar biasa, batinnya, bibirnya melengkung membentuk senyuman tipis. Ada kepuasan tersendiri saat melihat hasil pekerjaannya yang mulai diakui.

Suasana di lorong studio pagi itu cukup lengang, hanya terdengar suara langkah kaki sesekali melintasi koridor. Tidak lama kemudian, suara derap kaki yang mantap dan berirama menarik perhatiannya, tapi Charlotte tak mengalihkan pandangannya dari layar ponsel.

Daniel dan Levis baru saja tiba di studio. Keduanya melangkah dengan tenang menuju lift, tempat di mana Charlotte berdiri.

Mata Daniel tanpa sadar tertuju pada sosok wanita yang berdiri tak jauh di depannya. Wanita yang pernah mengisi hari-harinya, namun kini hanya menjadi kenangan yang penuh luka. Langkahnya sempat terhenti s

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Gadis Incaran Duda Menawan   Mengundurkan Diri

    Restoran itu sepi, hanya suara lembut alat makan dan bisikan pelayan yang terdengar samar. Di sudut ruangan yang agak tersembunyi, dua pria duduk saling berhadapan. Ketegangan di antara mereka terasa begitu kental, seolah udara pun enggan bergerak.Elvis menarik napas dalam-dalam sebelum menyerahkan selembar cek ke atas meja. Tangannya bergetar halus, namun sorot matanya tegas."Daniel," ucapnya perlahan. "Cek ini untuk membayar ganti rugi Lolipop yang akan mengundurkan diri. Sesuai kontrak kerjanya. Kalau dia berhenti, maka kami harus bayar kompensasinya. Harap kamu menerimanya."Daniel menatap cek itu dengan tatapan penuh ejekan. Ia tidak menyentuhnya. Matanya yang tajam kini beralih menatap pria yang dulu telah merenggut segalanya darinya."Dengan uang ini kau berharap bisa menebus semua kesalahanmu?" tanyanya dingin, nadanya tajam seperti bilah pisau."Daniel..." Elvis menunduk sejenak, menahan emosi. "Saat itu Lolipop baru berusia tiga tahun.

  • Gadis Incaran Duda Menawan   Peringatan Dari Daniel

    Charlotte melangkah masuk ke dalam ruang kerja mantan suaminya. Suasana di ruangan itu hening, hanya suara langkah kakinya yang terdengar menggema di lantai kayu yang mengkilap. Ia berjalan pelan namun mantap, lalu meletakkan kamera di atas meja di hadapan Daniel."Kamera ini tidak berguna lagi untukku. Sudah saatnya aku mengembalikannya," ucap Charlotte dengan suara dingin, tanpa tatapan hangat sedikit pun di wajahnya.Daniel, yang berdiri di balik mejanya, menatap kamera itu dengan ekspresi datar. Ia tidak menyentuhnya, hanya bersandar pada meja dengan tangan menyilang. "Kalau kau tidak menggunakannya lagi, untuk apa meletakkannya di sini? Tidak ada yang akan memakainya juga," katanya dengan nada datar yang mengandung sindiran halus.Charlotte mengangkat bahu. "Terserah. Mau diberikan pada siapa, atau dibuang ke tempat sampah. Bukan urusanku lagi."Levis, yang berdiri di sisi ruangan, melangkah maju sedikit. "Nona, kamera itu adalah hadiah untuk Anda."

  • Gadis Incaran Duda Menawan   Rencana Elvis

    Tempat Tinggal ElvisNanny terduduk lemas di atas sofa ruang tamu, tangan tuanya menggenggam erat sapu tangan berenda yang telah basah oleh air mata. Wajahnya muram, matanya sembab. Pikirannya masih sulit menerima kenyataan yang baru saja ia ketahui tentang siapa Daniel sebenarnya."Kenapa semua ini terjadi pada Lolipop?" gumam Nanny dengan suara bergetar, hampir seperti bisikan. "Dia tidak ada hubungan dengan masalah ini. Anak yang polos harus menerima kenyataan pahit ini." Air mata kembali mengalir di pipinya yang sudah dipenuhi keriput. Hatinya remuk membayangkan cucu kesayangannya harus menanggung luka sebesar itu.Elvis berdiri di dekat jendela, menatap kosong ke luar seolah mencari jawaban di balik awan kelabu. Ia menggigit bibir bawahnya, gelisah. “Ma, bagaimana kalau kita kirim Lolipop ke luar negeri saja?” ucapnya pelan, seolah takut mengutarakan usulan itu. “Hanya ini satu-satunya caranya agar dia tidak tahu.”Nanny menga

  • Gadis Incaran Duda Menawan   Kepedulian Daniel

    Beberapa saat kemudian.Charlotte yang sedang menyantap makanannya bersama Kelvin tampak murung. Tangannya memegang sendok, tetapi makanan di piringnya nyaris tidak tersentuh. Ia hanya mengaduk-aduk sayuran di dalam mangkuknya tanpa minat.Kelvin yang duduk di hadapannya memperhatikan gerak-geriknya dengan dahi berkerut. Ia meletakkan sumpitnya dan bersandar ke kursi, menatap Charlotte dengan penuh perhatian."Kenapa tidak makan? Apakah kau tidak suka sayurnya?" tanya Kelvin dengan nada prihatin.Charlotte tersentak dari lamunannya. Ia mengangkat kepala, menatap Kelvin sebentar, lalu menggeleng pelan."Tidak! Aku hanya... sedang memikirkan persiapan untuk besok," jawabnya, berusaha menutupi kegelisahannya.Kelvin masih menatapnya curiga. "Lolipop, kenapa sepertinya kau dan Bos terlihat sedang bermusuhan?"Charlotte terkejut mendengar pertanyaan itu. Ia mengangkat satu alisnya, lalu memasang ekspresi tak acuh."Kenapa bicara sep

  • Gadis Incaran Duda Menawan   Charlotte Menghindari Daniel

    Keesokan harinya.Charlotte berdiri di depan lift, menunggu dengan sabar sambil memandangi layar ponselnya. Matanya tertuju pada foto majalah iklan yang ia ambil sebelumnya.Ternyata kinerjaku bagus juga, modelnya cukup tampan dan luar biasa, batinnya, bibirnya melengkung membentuk senyuman tipis. Ada kepuasan tersendiri saat melihat hasil pekerjaannya yang mulai diakui.Suasana di lorong studio pagi itu cukup lengang, hanya terdengar suara langkah kaki sesekali melintasi koridor. Tidak lama kemudian, suara derap kaki yang mantap dan berirama menarik perhatiannya, tapi Charlotte tak mengalihkan pandangannya dari layar ponsel.Daniel dan Levis baru saja tiba di studio. Keduanya melangkah dengan tenang menuju lift, tempat di mana Charlotte berdiri.Mata Daniel tanpa sadar tertuju pada sosok wanita yang berdiri tak jauh di depannya. Wanita yang pernah mengisi hari-harinya, namun kini hanya menjadi kenangan yang penuh luka. Langkahnya sempat terhenti s

  • Gadis Incaran Duda Menawan   Kebencian Daniel

    "Daniel, kau... adalah anak itu?" tanya Elvis dengan suara gemetar, hampir tidak percaya dengan sosok di depannya. Daniel menyeringai pahit, matanya memancarkan amarah yang tertahan bertahun-tahun. "Benar!" suaranya bergetar karena emosi yang meluap. "Aku adalah anak yang harus kehilangan ibunya di masa muda, sementara kau hidup bahagia bersama keluargamu. Aku harus menanggung rasa kehilangan yang begitu dalam hingga terluka dan terpuruk. Keluarga kecilku yang dulu penuh cinta berubah menjadi lautan duka. Dan semua ini... karenamu."Elvis menelan ludah, rasa bersalah mencengkeram dadanya. "Apakah... kau melihat rekaman itu?" tanyanya lirih, suaranya nyaris tak terdengar. Matanya mulai berkaca-kaca, menahan luapan emosi yang sulit dikendalikan.Daniel tertawa sinis, langkahnya mendekat perlahan dengan tatapan tajam menusuk. "Iya, kau memang sungguh hebat, Samuel." Ia menyebut nama asli Elvis dengan nada penuh kebencian. "Kau menyimpan bukti penting itu dalam liontin putrimu. Kalau buk

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status