Share

Bab 2

Penulis: Pena_yuni
last update Terakhir Diperbarui: 2021-11-30 13:37:38

GADIS KECIL DI PELAMINANKU 2

Membaca pesan yang tidak lengkap dari ponsel Mas Daffa, membuatku mengingat kembali mimpi yang begitu terasa nyata. Di mana, seorang gadis kecil yang datang ke pelaminanku. 

***

"Sayang, kau tahu, akulah lelaki paling beruntung di dunia ini. Karena apa? Karena aku bisa bersanding denganmu di sini. Menggenggam tanganmu, dan melihatmu dari jarak yang sangat amat dekat." Seorang pria yang baru saja bergelar suami, mengecup lembut tanganku yang sedari tadi dia genggam.

Hati mana yang tidak akan luluh jika diperlakukan begitu lembut dan manis oleh seorang pria yang kita sayangi. Aku jatuh cinta pada dia, yang aku sebut suami.

"Ekhem, inget dong, ini masih di pelaminan, belum di kamar pengantin. Tahan, Mas Bro!" ujar salah satu teman dari suamiku yang hendak bersalaman dengan kami.

Wajahku pasti sudah merah merona karena malu. Malu telah tertangkap basah sedang bermesraan di atas pelaminan.

Sedangkan Mas Daffa suamiku, dia menggaruk lehernya dan tersenyum simpul. 

"Aku kira, tidak ada yang memperhatikan," ucapnya berbisik.

"Makanya, jangan genit." Aku mencubit lengannya pelan.

Hari ini, aku telah resmi menjadi seorang istri. Setelah dipersunting oleh pria yang sudah lima tahun menjadi kekasihku.

Bahagia? Tentu saja.

Lima tahun bukan waktu yang sebentar untuk sebuah hubungan. Selama itu, aku harus terus bersabar menunggu kekasihku untuk menghalalkanku. Karena dia yang harus menyelesaikan pendidikannya terlebih dahulu. Juga, dia yang harus mengelola usaha keluarganya, membuat kami terpaksa harus menjalani hubungan jarak jauh.

"Sabar, ya. Aku sedang berjuang untuk masa depan kita." Itu kata ajaib yang selalu Mas Daffa ucapkan, kala aku memintanya untuk segera meminangku.

Sekarang, kesabaranku sudah terbayarkan. Semua penantianku, kini berbuah manis. Akhirnya bertepatan di hari ulang tahunku, Mas Daffa mempersuntingku. Menjadikanku ratu dalam hatinya.

Pesta yang cukup meriah dan mewah jadi bukti keseriusannya. Juga, tamu undangan yang hadir jadi saksi betapa kita adalah pasangan yang berbahagia saat ini.

"Gara-gara kamu, aku jadi malu, Mas." 

Setelah teman Mas Daffa turun dari pelaminan, aku mencubit kembali tangan suamiku.

"Aku kira, juga tadi gak ada yang lihat kita," ujarnya terkekeh.

Hari sudah semakin siang, tapi tamu undangan tak kunjung usai. Malah semakin ramai. Saat semua tamu sedang sibuk dengan hidangan yang disajikan, mataku tiba-tiba melihat sesuatu yang tidak biasa.

Di sana, di pintu masuk gedung ini, ada seorang anak kecil yang sepertinya sedang menangis dengan menarik tangan ibunya.

'Kenapa dengan anak itu?' Aku bergumam dalam hati.

Entah kenapa, mataku ingin terus melihatnya. Aku penasaran kenapa anak itu sampai menangis dan merengek kepada ibunya.

'Apakah anak itu ingin makan dan dilarang ibunya?'

'Kenapa dia melarang anaknya makan? Bukankah makanan di sini gratis untuk tamu undangan?'

"Sayang, senyum, dong. Itu, diajakin foto," ujar Mas Daffa.

Aku pun tersenyum pada kamera yang dibawa salah satu tamu undangan.

Tamu tadi sudah turun dari pelaminan, aku pun kembali melihat pada anak tadi. Tapi, tidak ada. 

'Ke mana mereka?'

Mataku menyusuri ke seluruh ruangan mencari keberadaan gadis kecil yang memakai gaun warna merah muda tadi.

"Kok, menghilang?" Aku bergumam.

"Siapa yang menghilang?" tanya Mas Daffa.

"Oh, bukan siapa-siapa, Mas. Tadi, aku seperti melihat temanku, tapi sepertinya bukan," jawabku seraya mencari-cari dua wanita beda usia tadi.

Aku tersenyum saat melihatnya kembali masuk dengan menarik tangan ibunya. Kini dia tidak menangis. Mungkin ibunya sudah mengabulkan permintaan dia.

Kalaupun dia ingin memelukku, dengan senang hati aku akan mengabulkannya. Anak itu sangat cantik dan menggemaskan. Aku suka sekali pada anak kecil. 

Gadis kecil yang cantik itu semakin dekat ke arahku, dia terus berjalan dengan menuntun tangan ibunya yang mengekor dari belakang. 

Berbeda dengan anak itu yang terlihat sangat senang ketika semakin dekat dengan pelaminan, si ibu justru semakin menundukkan kepala dan gugup saat mereka akan sampai.

"Sini, naik," ucapku pada gadis kecil itu.

Suara sepatu gadis kecil itu terdengar indah saat dia menaikki satu persatu anak tangga menuju pelaminanku. 

Aku merentangkan tanganku, menyambut peri kecil itu dengan senyum termanis yang aku punya. Namun ... dia melewatiku. Gadis kecil itu menolak tanganku dan justru berlari dan menubruk kaki Mas Daffa.

"Ayah, Tasya, rindu Ayah."

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Gadis Kecil di Pelaminanku   Bab 72 ENDING

    GADIS KECIL DI PELAMINANKU 72Dalam kebingunganku, tiba-tiba Azzam melepaskan sabuk pengamannya, ia menarik tanganku dan memeluk tubuhku. Menyandarkan kepalaku di dadanya."Maaf, ya tadi aku teriak di depanmu, dan bikin kamu takut," ujarnya seraya mengusap kepalaku.Oh, ternyata dia mengerti kegelisahanku. Aku pun membalas pelukannya dengan menganggukkan kepala.Setelah mengecup kepalaku singkat, Azzam kembali memakai sabuk pengamannya, dan melajukan mobil."Mau mampir dulu, enggak?" tanyanya."Ke mana?""Ke mana aja. Kamu maunya ke mana, aku ikutin," ujarnya melirikku seraya tersenyum.Mendadak aku teringat pada Nabila. Sejak mengantarkan dia ke madrasah, aku tidak pernah tahu lagi keadaan dia. Juga tidak pernah bertukar kabar dengannya.Rasanya aku ingin sekali melihatnya. Bagaimana keadaan dia sekarang, dan kehidupan dia sesudah keluar dari rumah Mama

  • Gadis Kecil di Pelaminanku   Bab 71

    GADIS KECIL DI PELAMINANKU 71"U—Umi?""Jangan seperti itu, Yumna." Umi berucap dengan manatapku lekat."Maaf, Umi.""Ayo, ikut Umi."Umi menuntunku ke belakang rumah. Hatiku jadi tidak karuan, pastinya Umi akan memarahi aku karena niatku jailku tadi."Kamu mau mengerjai Rahma, 'kan?" tanya Umi."Maaf, Umi. Yumna, tidak suka karena tadi dia mendekati Bang Azzam," jawabku pelan."Iya, intinya tadi kamu mau ngerjain Rahma, 'kan?"Aku mengangguk lemah."Bukan pakai itu, caranya." Umi mengambil bubuk cabe dari tanganku. "Tapi, dengan itu," tunjuk Umi pada ulat bulu yang berada dalam toples.Aku membulatkan mata, tidak percaya dengan apa yang Umi lakukan."M—maksud Umi?""Kita kerjain dia pakai itu. Ini memang salah, tapi Umi sudah empet banget sama Rahma. Beberapa kali sudah Umi bilang, kalau datang ke sini harus

  • Gadis Kecil di Pelaminanku   Bab 70

    GADIS KECIL DI PELAMINANKU 70"Maaf, Umi. Yumna tidak bisa bantu menyiapkan sarapan," ucapku pada Umi pagi ini.Bagiamana aku bisa membantu Umi, kalau Azzam tidak membiarkanku keluar kamar setelah salat subuh tadi. Dia mengurungku dengan alasan kami adalah pengantin baru."Tidak apa-apa, Yumna. Ayo duduk, kita sarapan bareng."Aku mengangguk, mulai melayani suamiku di meja makan. Setelah makanan untuk Azzam sudah siap, aku duduk di samping Syila yang sedang menikmati sarapannya."Nda, yambutnya basah, ya? Tuh, keyudung Nda jadi ikutan basah."Sontak saja, semua mata kini tertuju padaku yang terkena serangan rasa malu. Jangankan untuk menjawab, menelan ludah pun rasanya sulit. Bibir Syila membongkar segalanya. Ketahuan juga jika aku baru saja mandi sebelum turun untuk sarapan.Jika Umi hanya tersenyum menanggapi celotehan cucunya, beda lagi dengan Azzam y

  • Gadis Kecil di Pelaminanku   Bab 69

    GADIS KECIL DI PELAMINANKU 69Kakiku mendekati ranjang. Rasanya begitu berbeda dengan sebelumnya. Aku merasa gugup dan bingung harus berbuat apa.Haruskah aku loncat ke atas ranjang?Ah, memalukan!Apa aku harus pura-pura ke kamar mandi untuk menghilangkan kegugupan ini?Terlambat. lututku sudah mentok menyentuh ranjang.Ya Allah, bisakah malam ini mati lampu, agar dia tidak bisa melihat wajahku yang sudah terasa memanas ini?Pinggulku sudah menyentuh ranjang. Aku duduk dengan kaki yang masih menjuntai ke bawah. Sedangkan dia, dia terus saja menatapku tanpa berkedip.Itu mata emang gak pedih, ya?Detak jantungku bertalu-talu saat kurasakan ranjang di sebelahku bergoyang. Dia bergerak merangkak semakin dekat dan .... Azzam menyimpan kepalanya di pangkuanku.Aku bisa bernapas lega, tapi desiran halus kini kurasakan kembali saat dia mengambil tanganku lalu diletakkan di k

  • Gadis Kecil di Pelaminanku   Bab 68

    GADIS KECIL DI PELAMINANKU 68"Dra, yang mau menjalani rumah tangga itu kamu, bukan Umi. Jadi, pandai-pandailah mengenali karakter dan sifat seseorang yang akan kamu jadikan istri. Umi tidak bisa menjawab pertanyaan kamu, karena Umi pun, belum mengenal Salsa itu. Mungkin nanti kamu bawa dia ke sini, kenalkan sama Umi," ujar Umi panjang lebar.Salsa itu orangnya baik, cuma memang bicaranya saja yang suka nyablak dan sesuka bibirnya kalau berucap."Sayang, sudah sarapannya? Kita jalan-jalan, yuk!"Azzam bicara padaku, aku pun mengangguk karena memang sarapanku sudah habis."Hadeuh ... terus saja terus, bikin ubun-ubunku tambah ngebul!" ujar Andra yang melihat kemesraan aku dan Azzam.Tanpa mendengarkan ledekan adiknya, Azzam menggandengku dan Syila untuk pergi. Setelah sebelumnya kita berpamitan kepada Umi terlebih dahulu.Aku tidak mau bertanya ke mana di

  • Gadis Kecil di Pelaminanku   Bab 67

    GADIS KECIL DI PELAMINANKU 67"TIDAK!!""Sssttt ... kok, malah teriak?"Aku menutup mulutku rapat-rapat dengan telapak tangan.Oh, ya ampun, ternyata aku hanya berhalusinasi! Ternyata kita belum melakukan apa-apa. Azzam yang tadi mengulurkan tangannya, kini menariknya kembali. Aku menoleh ke sampingku, melihat gadis kecil itu yang masih terlelap dalam tidurnya.Azzam bangkit dan menghampiriku, ia duduk di pinggir ranjang, tepat di sampingku yang tengah mengatur napas."Kenapa?" tanyanya."Jangan, Bang. Kita tidak bisa melakukannya sekarang, aku tidak mau apa yang ada dalam bayanganku jadi kenyataan. Serem, Bang."Azzam menautkan alis. Dia tidak paham dengan apa yang aku katakan."Maksudnya? Emang kamu membayangkan apa?"Aku pun menceritakan apa yang aku bayangkan tadi. Namun, diluar dugaan. Azzam malah tertawa. Ia sampai menutup mulut menggunakan telapak tangan agar tawanya

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status