Compartir

Bab 26 Tipe Pak Arhan

Autor: Ratu As
last update Última actualización: 2025-10-30 07:52:32

"Benar, dia suami Vela."

Ziana pun mengangguk, tanpa basa-basi dia berjalan mendekat namun pura-pura tidak menargetkan. Saat berpapasan, Ziana sengaja menjatuhkan diri dengan kaki yang tersandung.

Reflek Bram yang berada paling dekat dengan Ziana menangkap tubuh gadis muda itu, membuat botol minuman di tangannya yang tinggal sedikit tumpah.

Ziana membulatkan matanya membentuk tatapan kaget ketika berada dalam dekapan lelaki itu. Meski Bram sudah paruh baya, namun perlu diakui jika tubuhnya terbilang bugar dan atletis. Di usianya yang sudah tua saja, otot lengannya sangat kekar.

"Ma--maaf," ucap Ziana menegapkan tubuhnya dan mengusap bagian bajunya yang basah karena tumpahan air di botol.

"Saya yang harusnya minta maaf." Bram melihat ke arah Ziana. Dan ya, lelaki itu terpesona. Bukan hanya cantiknya, senyum manisnya, tapi juga ekspresi lugu yang terkesan menggemaskan.

"Tidak apa, ini hanya sedikit," ujar Ziana tidak mempermasalahkan. Dia tidak mengganti baju itu, karena tumpahann
Continúa leyendo este libro gratis
Escanea el código para descargar la App
Capítulo bloqueado

Último capítulo

  • Gadis Lugu Tertindas, Dipungut Paman Tampan   Bab 66

    "Maaf--" Arhan langsung membalik badannya ketika tersadar tanpa sengaja melihat Ziana sebagai sosok seorang gadis. Gadis cantik yang tubuhnya begitu ramping dengan kulit mulus. Ziana menyilangkan tangan, menutupi dada tanpa bisa menyingkir. Dia menggigit bibirnya, merasakan dingin juga kakinya yang nyeri. Tangan Arhan meraih handuk dan menjatuhkannya tepat di atas Ziana. Membuatnya tertutup seperti anak kucing. "Pakai itu dulu," titah Arhan masih membelakangi Ziana. Ziana membenarkan handuk dengan melilitkannya ke dada. Setelahnya, baru Arhan mendekat dan membantunya. "Kenapa sampai jatuh?" Arhan berjongkok. "Terpeleset--" jawab Ziana memegang pergelangan kakinya. Arhan menyentuhnya sebentar, lalu mengambil shower dan memilih membersihkan tubuh Ziana yang masih berbusa, rambutnya juga belum selesai berkeramas. "Bersihkan dulu. Nanti kita obati di luar. " Ziana menurut, menahan rasa sakitnya. Dia menggosok rambut dan tubuhnya saat air mengucur ke arahnya. "Pak Arhan

  • Gadis Lugu Tertindas, Dipungut Paman Tampan   Bab 65

    Ziana menanggapi Sandra dengan begitu serius. "Tentu saja jalan-jalan dan shopping!" jawab Sandra antusias dengan kekehan geli. Sontak saja dia mendapat cubitan lagi. ***Kondisi Vela saat ini memperihatinkan. Dia dipulangkan ke pihak keluarganya, namun meski tahu putrinya mendapat penganiayaan dari sang suami, orang tua Vela tidak bisa bertindak. Ibu Vela hanya bisa duduk menahan tangis, melihat Vela terbaring tak sadarkan diri dengan luka-luka yang belum sepenuhnya pulih. "Aku tidak bisa melakukan apa pun. Ayah Vela terikat kerja sama bisnis dengan Bram. Jika kita melaporkan dia ke polisi, bisnis keluarga bisa runtuh dan terancam bangkrut." Ibu Vela meratap, dia bicara dengan wajah sendu tak berdaya. "Semua ini gara-gara gadis itu. Aku yakin sebenarnya memang ada perselingkuhan. Tapi Bram sengaja membuat berita palsu untuk menyudutkan Vela dan membuat namanya bersih." "Herman, apa kamu tahu siapa gadis yang sebelumnya ada di berita itu?" Ibu Vela bertanya pada adiknya yang se

  • Gadis Lugu Tertindas, Dipungut Paman Tampan   Bab 64

    Sebelum bicara, Darma bersikap begitu manis dengan mengambilkan potongan daging dan menaruhnya di piring Ofi. "Santai saja. Kita bicara sambil makan--" "Tapi aku tidak punya banyak waktu," sahut Ofi dengan angkuh. "Lebih baik Ayah tidak perlu basa-basi."Darma tersenyum kecut, menahan gereget pada putri kandungnya yang sekarang sok berkuasa. "Begini, sekarang kamu kan sudah bertunangan dengan Arhan. Bagaimana kalau kamu bantu Ayah bujuk dia agar mau bekerja sama untuk proyek--"Ofi berdeham keras memotong ucapan Darma. Lalu mengambil tisu dan mengelap bibirnya dengan anggun. Sudah Ofi duga, orang tuanya pasti memiliki tujuan. Ingin mengambil keuntungan dengan memanfaatkan hubungan Ofi dan Arhan. "Maaf, Ayah, sekali pun aku dan Pak Arhan bertunangan, tapi masalah bisnis Ayah sama sekali enggak ada hubungannya denganku--" Jawaban Ofi seketika membuat wajah Darma memerah. "Lagi pun kami baru bertunangan, belum resmi menikah. Jadi bagaimana bisa aku memintanya, kecuali--" Ofi bica

  • Gadis Lugu Tertindas, Dipungut Paman Tampan   Bab 63

    Yudis datang ke rumah sakit, mendapati tidak ada yang menjaga Ziana di ruang rawatnya. Dia memindai sekitar yang sepi. Tidak ada tanda-tanda akan ada orang yang datang. Lelaki itu pun menerobos masuk dan membangunkan Ziana. Siang itu, Ziana sedang tertidur sendirian. Sandra keluar untuk membeli makanan. Tanpa basa-basi, Yudis langsung mencengkeram rahang Ziana. Jelas saja Ziana yang tadi dalam kondisi tidak sadar, terbangun kaget. "Rupanya kau masih hidup--" Dia menyeringai, mengintimidasi. "Harusnya kamu mati saja, toh nyawa orang sepertimu sebenarnya sangat tidak berharga." Ziana tidak bisa bicara karena pipi yang ditekan sampai membuat rahangnya serasa akan remuk. "Tapi baiklah, karena rencana kemarin gagal. Aku akan melanjutkannya sekarang." Tangan Yudis beralih menyusuri leher Ziana lalu mencekiknya. "Le--pas!" Ziana berontak dengan menarik tangan Yudis, namun tenaganya kalah jauh. Sampai akhirnya Sandra datang. "Kak Yudis, apa yang sedang kamu lakukan!" sentaknya mengage

  • Gadis Lugu Tertindas, Dipungut Paman Tampan   Bab 62

    Ekspresi putrinya sangat menggelikan. Arhan tersenyum miring mencibirnya. Namun, dia yang sedang dalam kondisi hati yang baik tidak mempermasalahkan. "Pulanglah. Ada yang ingin Ayah bicarakan dengan dia," bisik Arhan pada Sandra. Sandra menatap ayahnya mencoba menebak apa yang hendak ayahnya bicarakan. "Apa itu tentang--""Benar," sahut Arhan cepat. Dia yakin putrinya mengerti apa yang hendak Arhan katakan pada Ziana. "Baiklah." Sandra menarik napas dalam, setelahnya menarik dua pemuda itu bersamanya. "Kalian juga ikut pulang! Biarkan ayahku yang menjaganya malam ini." "Eh, kalian mau ke mana--" Ziana juga tampak keberatan saat dia ditinggal hanya dengan Arhan. Tentu ketimbang dijaga Arhan, Ziana lebih nyaman bersama Sandra. Berada di dekat Arhan masih membuat Ziana selalu gugup, berdebar, tak jarang sampai susah napas. Setelah semuanya pergi, tinggal Arhan saja. Dia berdiri dengan tangan di saku. "Aku sudah lebih baik. Pak Arhan tidak perlu--""Saya juga tidak berniat menunggu

  • Gadis Lugu Tertindas, Dipungut Paman Tampan   Bab 61

    "Maaf, bukan maksudku--" Ofi bergeleng penuh rasa bersalah. "Aku--""Sudahlah, Ayah--" Sandra bersuara. "Sudah siang, Ayah harus pulang dulu sebelum ke kantor kan?" Sandra mendekati ayahnya, membujuknya agar tidak bersikap lebih dingin. "Aku akan jagain Zia." Untuk meluluhkan ayahnya, Sandra tidak lupa untuk memasang senyum dan bersikap manis. Bagaimana pun dia paling tahu cara menghadapi ayahnya. Arhan berdeham. Dia mengalihkan tatapannya pada jam tangan. "Kamu ingin saya antar? Ayo--" Arhan menoleh pada Evan yang sejak tadi berdiri penuh harap. Senyumnya yang tadi sempat memudar kini kembali menyala. Anak itu berjingkrak meraih tangan Arhan ingin digandeng. "Ayo, Om!" seru Evan riang. Dia berpamitan pada Sandra dan bergegas keluar bersama Arhan. Ofi juga menyusul, sebelum itu Sandra sempat memberinya semangat. "Tante enggak perlu canggung, tadi Ayah hanya reflek saja. Dia tetap menghargaimu." Ofi mengangguk dan membalas Sandra dengan seulas senyum. Usai kepergian mereka, ki

Más capítulos
Explora y lee buenas novelas gratis
Acceso gratuito a una gran cantidad de buenas novelas en la app GoodNovel. Descarga los libros que te gusten y léelos donde y cuando quieras.
Lee libros gratis en la app
ESCANEA EL CÓDIGO PARA LEER EN LA APP
DMCA.com Protection Status