Share

Kehilangan Mahkota Paling Berharga

Karin merasa ketakutan melihat seseorang yang mabuk bahkan mereka masuk kamar tiga orang.

“Apa-apaan ini?,apakah kesucianku akan direnggut oleh tiga orang ini?” Batin Karin sangat ketakutan.

“Wah cantik sekali perempuan ini tidak sia-sia kita pilihkan untuk Alex” Seorang laki-laki berbadan kekar mendekati Karin dan meletakkan tangannya di dagu Karin agar Karin bisa mendongakkan kepalanya.

Karin tidak bersuara jantungnya berdegup kencang ditambah lagi rasa takut yang mendalam.

“Ayo keluar!” ucap seorang laki-laki lain yang telah meletakkan temannya ditempat tidur, agaknya laki-laki itu mabuk berat sehingga terlihat tidak berdaya.

Laki-laki yang bertubuh kekar itu langsung meninggalkan Karin dengan sebuah kedipan licik.

HUFT !

Karin menarik nafas lega, ternyata apa yang ada didalam fikirannya tidak seburuk itu, perasaan lega sedikit menghampirinya.

Karin beranjak dari tempatnya dan mengunci pintu, karin menatap laki-laki itu dan tidak ada gerakan tapi dengus nafas dan bau alkohol dari mulutnya sangat meresahkan.

“Kalila” ucapnya lirih.

karin terkejut dan ketakutan ketika melihatnya bergerak. Perlahan Ia bangkit dan melirik tajam kearah Karin, matanya yang sempat terkena cahaya lampu terlihat memerah dan sepertinya sangat marah,

“Kalila” ucapnya lagi.

“Maaf Tuan Aku bukan Kalila, Aku Karin dan kalau boleh Aku mohon pada Tuan tolong lepaskan Aku, Aku bahkan tidak ingin berada disini” Karin memohon dan tertunduk disudut ruangan. Laki-laki itu datang menghampiri Karin dengan langkahnya yang sedikit sulit karena sedang mabuk.

PLAK!

Sebuah tamparan mendarat di pipi Karin.

“Aku sudah berusaha menjaga agar semua menjadi lebih baik, tapi Kamu tidak menganggapku sedikit saja!” laki-laki itu bertambah marah dan menyeret Karin ke atas tempat tidur.

“Ampun Tuan!” Karin memohon dengan sangat air matanya sudah mengalir deras.

Tapi sepertinya laki-laki itu tidak akan melepaskannya, ada dendam yang Ia pendam dalam hatinya dan saat ini Karin yang menjadi sasarannya.

Tidak banyak yang dapat di perbuat oleh Karin, semua berlalu begitu saja apalah daya seorang Karin yang berbadan kecil dan mungil. Satu hentakan saja membuatnya tidak berdaya.

Agaknya laki-laki itu sudah tidak akan mengampuni Karin, sikapnya yang kasar karena pengaruh alkohol langsung menindih tubuh Karin dan tanpa perlawanan Karin harus merelakan apapun yang terjadi padanya, hanya isak dan tangisan yang membuat Karin kuat untuk bertahan merelakan semua yang Ia punya direnggut oleh laki-laki yang tidak dikenalnya.

Rasa sakit yang harus ditelan sendiri, tapi tidak sesakit hati Karin yang saat ini terasa beku dan tidak mungkin mudah mencair hanya karena apapun.

“Mungkin memang inilah jalan takdir yang harus Aku terima, Aku merasa sangat terhina tapi tidak mungkin melawan kekuatan takdir” gumamnya menghibur hati yang terluka.

“Agh……”Laki-laki itu melepaskan semua hasratnya dengan memeluk Karin dengan erat.

Karin menghela nafas panjang, agaknya satu urusannya telah selesai dan Ia sudah melewatinya dengan sempurna.

Ya, statusnya sudah bisa dikukuhkan saat ini menjadi sorang Kupu-kupu malam yang akan dicari dan akan diorder ketika orang lain membutuhkan jasanya.

Perasaan benci yang begitu dalam membuat Karin bahkan tidak ingin melihat dirinya dicermin, tetesan darah yang terlihat di alas tempat tidur membuat Karin menjadi kuat.

“Jangan menangis, sebab apa yang Kamu jaga saat ini sudah hancur ditangan laki-laki yang tidak Kamu kenal ini, tidak perlu munafik dan juga sok suci lagi, saat ini Kamu hanya seonggok daging yang tidak ada gunanya lagi” Karin menguatkan perasaannya dan terlelap dalam kegalauan yang membuat nya membenci kehidupan ini.

***

 Suara berisik dari ponsel laki-laki yang semalam telah merenggut kesuciannya membuat Karin terbangun dan melihat kerah dinding waktu telah menunjukkan pukul 04:00 dini hari.

Karin bangkit perlahan dan langusng membersihkan dirinya, aliran air yang membasahi tubuhnya membuatnya bertambah kuat seperti tanaman yang baru saja disirami oleh air hujan, ada perasaan yang lepas dari dirinya,

Ya, perasaan benci dan marah kepada dirinya sendiri Karin menagis dibawah aliran sower yang semakin deras meski tidak mengeluarkan suara tapi Karin terlihat sangat hancur sekali.

TOK!

TOK!

"Buka pintunya, apakah ada orang didalam?" suara laki-laki diluar membuat Karin mematikan air.

"Apakah ada orang didalam?" ulangnya lagi.

Karin mengambil handuknya dan menutupi tubuhnya yang basah serta berjalan perlahan kearah pintu.

"Ada apa Tuan?" tanya Karin.

"Si-siapa Kamu? mengapa ada didalam ruangan ini bersamaku?" tanyanya bingung, apalagi melihat dirinya sewaktu bangun tidur tadi seperti bayi yang baru lahir tanpa benang sehelaipun.

Karin keluar dari kamar mandi dan mengambil pakaiannya yang berserakan dilantai.

laki-laki itu masih memperhatikan Karin dan tidak mengulangi pertanyaannya lagi.

"Anda sudah menjadi pelangganku tadi malam" jawab Karin tanpa menoleh kerah laki-laki itu.

"Apa?" ucapnya tidak percaya.

Alex yang merupakan seorang CEO perusahaan permadani yang mendunia itu merasa tidak percaya karena telah tidur dengan seorang Kupu-kupu malam, karena seingatnya semalam Ia hanya sedang merayakan hari kesedihannya bersama Ramli dan Aditya. Agaknya Ramli dan Aditya mengerjainya semalam.

"Ma-maafkan Aku ini adalah sebuah kesalahan diantara kita berdua dan AKu dijebak oleh teman-temanku hingga sampai ditempatmu ini" jelasnya merasa bersalah.

Karin tidak memperdulikan apapun penjelasn Alex. Karin hanya benci dirinya sendiri karena telah kotor saat ini dan perasaan hatinya sungguh tidak bahagia, meski laki-laki itu yang telah mengambil kesuciannya mengatakan bahwa ini adalah sebuah kecelakaan ataupun ketidak sengajaan, bukankah malam itu Ia sangat menikmati apa yang Karin suguhnkan? lantas haruskah Karin menerima permintaan maafnya?sungguh bodoh sekali pemikirannya sebab bagaimanapun Ia adalah laki-laki yang mengambil mahkota berharga milik Karin.

Melihat Karin yang terdiam Alex merasa bertambah bersalah apalagi pandangan matanya saat ini tertuju pada noda darah yang berada diatas tempat tidur.

Karin yang melihat arah pandang Alex pada noda itu faham kalau Alex sepertinya sangat jijik padanya.

"Tidak perlu takut Tuan, Aku adalah perempuan baik-baik yang belum pernah tidur dengan laki-laki manapun selain Tuan, dan Aku disini pun bukan karena keinginanku, Aku terpaksa melakukan semua ini, Aku sudah jelaskan dan memohon kepada Tuan semalam tapi Tuan tidak mendengarkanku!" Karin mengeluarkan isi hatinya tapi kali ini tidak dengan air mata.

"Bu-Bukan, Aku bahkan tidak takut kalau harus tertular penyakit tapi Aku hanya mengkhawatirkan dirimu, bagaiamana Aku harus bertanggung jawab atas apa yang telah Aku lakukan terhadap gadis baik sepertimu?" Alex tampak bungung.

Karin juga semakin bingung mendengar penuturan Alex, karena dalam fikirannya setiap pelanggan hanya akan memikirkan kepuasan batinnya tanpa harus memikirkan nasib perempuan yang telah direnggut kesuacian olehnya.

Karin mentap Alex dalam dan lekat, 

"Haruskah Aku meminta bantuan pada laki-laki ini?" Karin berharap dalam hati.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Asda Tan
kirain Alex sebegitu kejamnya eh malah mikirin Karin Kamu kayaknya orang baik Lex
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status