Share

Gadis Malam tuan Alex
Gadis Malam tuan Alex
Penulis: Y.S

Merelakan Keputusan Takdir

“Apapun yang terjadi Karin harus ikut Ayah dan putuskan sekolah!” Laki-laki yang dalam keadaan mabuk dan juga dipenuhi amarah itu membanting botol minuman dihadapan kamar Karin.

Karin tersentak detak jantungnya semakin kencang sudah hampir satu bulan ini laki-laki itu tidak pulang kerumah dan kali ini hanya Karin Bersama nenek yang ada di dalam rumah. Rasa takut menghantui Karin Nenek yang tidur disebelah Karin juga terbangun, menenangkan hati Karin yang berkecamuk dan ketakutan.

Nenek mengisyaratkan telunjuknya kepada bibir agar Karin tidak mengeluarkan suara.

“Buka Pintunya!” Suara laki-laki itu Kembali bergetar dan kuat sekali membuat siapapun yang mendengarnya akan ketakutan.

Paijo, adalah Ayah Karin yang suka sekali mabuk-mabukan dan juga sering main judi, Paijo banyak sekali hutang dimana-mana sering rentenir memukulinya dan juga memaksanya untuk membayar semua hutang-hutangnya.

Beberapa hari lalu Paijo dihadang oleh anak buah Mami Tania germo terkenal dikota itu, Paijo membuat pinjaman kepada Mami Tania dan sekarang sudah masuk tempo pembayaran. Mami Tania tidak akan sembarangan memberikan pinjaman uang kalua tidak melihat ada tumbal gadai yang akan diberikan peminjam padanya. Kelicikan Mami Tania saat ini harus ditebus oleh Karin.

“Nenek bagaiamana ini?, Aku takut!” Karin berbisik ditelinga Nenek.

Sudah dari kemaren Paijo menelpon Karin agar ikut dengannya tapi Karin tidak menghiraukan dan akhirnya tengah malam seperti ini Paijo datang menghampiri Karin dan Neneknya.

GUBRAK!

Pintu kamar di dobrak oleh Paijo dan beberapa orang suruhan Mami Tania.

Dua orang berbadan kekar langsung masuk dan menyeret Karin dari pelukan Nenek.

“Nenek! , Nenek! Karin nggak mau dibawa Nek, tolong Karin Nek!” teriak Karin.

Apa boleh buat Nenek yang tidak berdaya dan sudah tua renta tidak bisa berbuat apa-apa.

“Jangan bawa cucuku Paijo!” hanya itu yang dapat Nenek lakukan.

Paijo yang marah langsung mengambil botol minumannya

PLAK!

Satu pukulan tepat dikepala Nenek, darah segar mengucur dan Nenek menghembuskan nafas terakhirnya.

“Lihat, Aku bisa saja membunuhmu seperti Nenekmu!, jadi kali ini turuti permintaanku!” ucap Paijo mengancam Karin.

Karin langsung terdiam, Ia takut untuk memberontak karena Ia juga tidak ingin mati ditangan Paijo,laki-laki jahat yang sudah menghancurkan kebahagiaannya, kebahagiaan ibunya juga membunuh Neneknya.

Karin yang lemah hanya bisa menarik nafas Panjang dan mengikuti semua instruksi Paijo.

“Nenek, maafkan Karin semoga Nenek tenang dialam sana, Karin harus pergi Nek” Pamit Karin saat membereskan beberapa pakainnya untuk dibawa pergi. Karin masih sempat mencium kening Nenek nya yang berlumuran darah.

Kesedihan mendalam yang Karin alami membuat air matanya tak hentinya mengalir.

“Hentikan tangisannya!” perintah salah seorang berbadan Kekar utusan Mami Tania.

“Diam! Aku tidak akan segan-segan menyakitimu!” ucap yang satunya mengancam Karin dengan pisau belatinya.

Karin hanya bisa pasrah dan mengikuti intruksi yang diberikan.

Karin dibawa pergi meninggalkan rumah dengan keadaan mayat Neneknya yang masih ada dikamar.

“Bereskan mayat itu!” perintah salah seorang diantara lelaki kekar yang membawa Karin lewat telpon. Agaknya mereka tidak ingin kalau ada jejak yang akan membuat mereka berutusan dengan pihak yang berwajib. Tapi Karin adalah saksi satu-satunya yang menyaksikan adegan pembunuhan itu.

“Maafin Karin Nek” Karin menahan tangisan dalam hatinya.

Akibat tekanan yang dialaminya Karin terlelap dan tidak tahu lagi apa yang terjadi saat ini.

***

BYUR!

Seember air  yang disiramkan pada wajah Karin. Karinpun terkejut dan terbangun dari tidurnya.

“Bagus, akhirnya Kamu bangun juga!” ucap perempuan yang berdandan menor dan juga berpakain seksi.

“Apakah ini Mami Tania sang germo?” Tanya Karin dalam hatinya.

“Kamu harus melayani tamu special malam ini, dan mulai hari ini Kamu harus bekerja padaku untuk membayar semua hutang ayahmu yang tidak berguna itu!” ucapnya sangat marah.

Karin tidak mengeluarkan suara apapun saat ini kepasrahan tengah dilaluinya apalagi tidak seorangpun mampu membantunya keluar dari tempat itu.

“Apakah ini takdir hidup yang Tuhan berikan untukku?, bukankah ini menyakitkan?” Karin hanya bisa menelan ludah.

“Persiapkan Dia!” perintah Mami Tania pada beberapa orang asistennya.

“Ingat jangan sampai lecet!” Mami Tania pergi dari ruangan itu.

Tania dibawa oleh beberapa orang kedalam sebuah ruangan.

“Tentunya Kamu bisa mandi dengan bersih?” Tanya salah seorang yang bertubuh mungil dan kelihatan cantik dan ramah.

Karin mengangguk karena masih sangat ketakutan.

Karin melangkahkan kakinya kedalam kamar mandi yang terlihat luas, bathup nya yang lebar juga aroma bunga-bunga yang sudah dicampurkan kedalamnya, Karin mencoba menerima keadaan ini, Karin membersihkan dirinya meski air mata masih mengalir di pipinya.

“Kamu harus kuat Karin, selesaikan tugasmu dan pergi dari tempat ini segera!” tekadnya dalam hati.

Lama sekali Karin berendam karena sengaja mengulur waktu meski tidak ada papun yang bisa dilakukannya saat ini selain pasrah pada takdir yang telah menghampirinya.

“Aku rasa sudah cukup, keluarlah dari sana!” ucap perempuan yang tadi menyuruh Karin mandi.

Karin menuruti perintahnya dan beranjak menuju kamar, perempuan itu dengan telaten membersihkan tubuh Karin, Karin yang merasa risih berusaha menutupi bagian penting dari setiap tubuhnya.

“Tidak usah takut, kenalkan Aku Foy bukan nama asli tapi mereka selalu memanggilku Foy disini, setiap orang juga punya nama masing-masing” sapa Foy yang sepertinya baik.

Foy melakukan treatmen pada tubuh Karin hal ini membuat Karin merasa sedikit geli karena tidak terbiasa

“Relax saja, tidak aka napa-apa” Foy menenangkan.

“Buka lebar!” Foy memberikan perintah agar Karin membuka kedua pahanya.

“A-Aku tidak terbiasa” Karin takut.

“Tidak sakit, Aku hanya akan membersihkannya!” Foy meminta lagi.

“Biar Aku saja!” Karin meminta.

“Jangan membantah buakankah Kamu tidak ingin celaka?” Foy mengingatkan.

Karin tidak bisa berbuat apa-apa Karin menuruti perintah Foy dan membiarkan bagian sensitifnya dibersihkan oleh Foy, Karin memejamkan matanya dan tampak jelas buliran bening mengalir deras disana. Tidak berapa lama Foy selesai dengan tugasnya.

“Pakailah gaun ini!” ucap Foy.

“Tapi ini terlalu…..” Karin belum menyelesaikan perkataannya.

“Pakai saja, kita hanya budak disini, lama-lama Kamu juga akan terbiasa, ingat pesanku jangan membantah karena Kamu akan celaka!” Foy mengingatkan lagi pada Karin.

Karin tidak membantah lagi, Karin menyelesaikan seluruh ritual yang Foy suguhkan.

“Bertindaklah professional, jangan percaya pada siapapun karena bagaiamanapun dirimu sangat berharga, Aku harus pergi!” Foy membawa dua kotak alat make up nya.

Karin berdiri dan memperhatikan dirinya di cermin.

“Sebentar lagi Kamu akan kehilangan bahagian berharga dari hidupmu! Angkat dagumu! Meski ini bukan keinginanmu tapi bersikaplah profesiaonal agar semua orang menghormatimu ditempat ini!” Karin teringat kata-kata Foy tadi.

HUFT!

Karin mengehela nafas Panjang memberikan kelapanagan untuk dadanya.

“Bawa Dia!” salah satu laki-laki berbadan kekar menyuruh Karin berjalan hanya dengan satu kedipan mata.

Karin menurutinya dan masuk kedalam sebuah ruangan yang sudah disediakan. Detak jantung Karin semakin cepat,entah apa yang Akan terjadi padanya selanjutnya,Apakah ini akan menjadi akhir yang buruk?

GUBRAK!

Pintu di buka secara kasar oleh seorang laki-laki. Karin mundur beberapa Langkah.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status