Share

Seayah lain Ibu

Harga diri laki-laki.

Part: 5

***

Maya mencoba menyadarkan Mikayla. Sedangkan Asih tak peduli sama sekali. Luka di hati wanita paruh baya itu sudah berkarat. Hingga untuk melunturkannya butuh waktu lama, bahkan tak akan mungkin bisa kembali pulih.

"Tuan, tolong ambilkan minyak angin yang ada di atas meja itu!"

Gio dengan sigap bergerak.

Maya mengoleskan ke hidung, dan bagian belakang leher Mikayla. Perlahan Mikayla mulai sadar, Maya juga memberikan minum.

"Minum dulu! Kamu pasti syok," ujar Maya.

Mikayla meneteskan air mata, ia duduk dan langsung memeluk Asih dengan erat.

"Maafkan saya, Bu. Saya tidak tahu kalau ternyata Ayah dan Bunda saya pernah menoreh luka begitu dalam pada keluarga Ibu," lirih Mikayla terisak.

Asih bergeming, ia tak membalas pelukan Mikayla. Dalam hati Asih pun ikut menangis.

Siapa yang harus dipersalahkan?

Mikayla?

Bukankah Mikayla tak tahu apa-apa?

"Sekarang kamu sudah tahu semuanya. Lalu apa tanggapanmu?" tanya Maya datar.

Mikayla melepaskan pelukannya, dan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status