Home / Thriller / Gadis Persinggahan / Bab 15: Jaring Laba-Laba

Share

Bab 15: Jaring Laba-Laba

Author: Alyantha_Z
last update Huling Na-update: 2025-12-22 15:21:36

Lampu temaram di apartemen mewah Tri menciptakan bayangan-bayangan panjang yang menari di dinding. Tri duduk bersandar di kepala tempat tidur, menatap kosong ke arah jendela besar yang menampilkan gemerlap lampu kota. Di pangkuannya, sebuah ponsel bergetar pelan. Pesan dari nomor tak dikenal masuk, namun Tri tahu persis siapa pengirimnya.

“Tri, aku tahu kamu sedang memikirkanku. Jangan biarkan dr. Adrian menyentuhmu malam ini dengan tangan sucinya itu. Dia tidak akan pernah bisa memahamimu seperti aku.”

Tri menatap layar itu dengan mata yang tampak sayu dan lelah. Tidak ada kemarahan yang meluap, hanya sebuah helaan napas panjang yang terdengar sangat berat.

Saat pintu kamar terbuka dan Adrian masuk membawa segelas air, Tri dengan tergesa-gesa menyembunyikan ponselnya di balik bantal, sebuah gerakan yang sengaja dibuat agar terlihat mencurigakan bagi mata yang sedang jatuh cinta.

"Kamu belum tidur?"
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Gadis Persinggahan   Bab 27: Lahir dari Abu

    Lampu operasi itu tidak lagi terasa menyilaukan, ia kini terasa seperti panggung. Selama berminggu-minggu di dalam laboratorium terisolasi itu, Tri Ananda Putri telah belajar satu pelajaran berharga yang tidak pernah diajarkan di bangku kuliah kedokteran mana pun, rasa sakit adalah alat tukar, dan kehancuran adalah jubah penyamaran yang paling sempurna.Di atas meja bedah yang dingin, Tri membiarkan tubuhnya tetap lunglai. Ia mengatur napasnya agar tetap pendek dan tersengal, menirukan kondisi seseorang yang jiwanya telah benar-benar patah. Ia tahu Sarah sedang memperhatikannya melalui monitor di balik kaca satu arah. Sarah menyukai kerapuhan, wanita itu mendambakan momen di mana Tri benar-benar memohon untuk diakhiri. Dan Tri memberikannya apa yang dia inginkan."Kak Sarah..." gumam Tri, suaranya parau, nyaris tak terdengar di antara dengung mesin pendingin ruangan. "Tolong... hentikan. Aku tidak kuat lagi. Aku... aku hanya ingin tidur."Pintu geser labor

  • Gadis Persinggahan   Bab 26: Janji Berdarah

    Kilas Balik – Sepuluh Tahun Lalu.Bau antiseptik di klinik dr. Gunawan selalu membangkitkan memori yang ingin Tri Ananda Putri kubur dalam-dalam di dasar palung ingatannya. Di sanalah, sepuluh tahun yang lalu, ia pernah tergeletak dalam kondisi katatonik, sebuah raga tanpa jiwa yang hancur setelah menyadari bahwa pria yang ia puja sebagai "pelabuhan terakhir" Raihan Azizi hanyalah seorang predator yang menggunakan janji lamaran sebagai jerat untuk menjadikannya properti psikologis.Tri masih bisa merasakan dinginnya cincin perak tebal yang dulu melingkar di jarinya, sebuah simbol pengabdian buta yang akhirnya dipaksa lepas oleh tangan kekar Pak Darma. Ayahnya, pria dengan integritas yang tak tergoyahkan, adalah orang pertama yang merobek topeng karisma Raihan di koridor klinik itu. Tamparan keras yang mendarat di pipi Raihan hari itu seharusnya menjadi akhir dari segalanya, sebuah titik balik yang membebaskan Tri dari belenggu manipulasi."Aku ingin menjad

  • Gadis Persinggahan   Bab 24: Ruang Tanpa Udara

    Bau karat dan keringat yang asam memenuhi ruang kunjungan penjara yang sempit itu. Di balik sekat kaca yang tebal, Raihan duduk dengan tangan terborgol di atas meja besi. Wajahnya yang dulu angkuh kini tampak tirus, dengan bayangan hitam di bawah matanya yang menunjukkan bahwa tidur adalah kemewahan yang tidak lagi ia miliki. Rambutnya yang biasanya tersisir rapi kini tampak berantakan, menonjolkan urat-urat di keningnya yang berdenyut setiap kali ia menarik napas. Ia menanti pengacaranya dengan harapan tipis untuk penangguhan, namun yang muncul di balik pintu besi adalah sosok yang sama sekali tidak ia harapkan. dr. Tri Ananda Putri masuk dengan langkah yang bergema, seolah tumit sepatunya sedang memaku lantai semen yang dingin. Ia mengenakan mantel panjang berwarna krem yang elegan, kontras dengan seragam oranye kusam yang melekat pada tubuh Raihan. Tri tidak duduk. Ia berdiri di depan kaca, menatap Raihan dengan sorot mata yang begitu

  • Gadis Persinggahan   Bab 25: Labirin di Balik Pelukan

    Malam itu, Jakarta tampak seperti hamparan berlian yang berserakan di atas kain beludru hitam. Dari balkon unit griya tawang miliknya yang berada di lantai tiga puluh, Adrian menatap cakrawala dengan pikiran yang masih berkecamuk. Angin malam yang dingin berembus kencang, menerpa kemejanya yang tidak lagi rapi. Di tangannya, sebuah laporan dari tim investigasi internal rumah sakit tergeletak di meja kayu jati. Laporan itu menyatakan bahwa Sarah telah ditemukan dalam kondisi kritis di sebuah hotel akibat overdosis senyawa yang sangat spesifik, senyawa yang secara misterius terhubung dengan masa lalu kelam Raihan, sebuah residu kimia yang seharusnya sudah musnah sepuluh tahun silam. Pintu geser balkon terbuka perlahan dengan bunyi desisan halus. Tri melangkah keluar, mengenakan gaun tidur satin berwarna putih gading yang jatuh dengan lembut mengikuti lekuk tubuhnya. Wajahnya tampak pucat di bawah sinar bulan, matanya sengaja ia buat sedikit sembab, membe

  • Gadis Persinggahan   Bab 23: Labirin Ketakutan

    Lampu kamar hotel nomor 1402 berkedip redup, menciptakan bayangan-bayangan panjang yang menari di dinding ruang tamu yang sempit. Sarah berdiri di tengah ruangan, napasnya memburu, sementara tangannya gemetar hebat saat mencoba memasukkan beberapa lembar pakaian terakhir ke dalam koper yang terbuka. Di atas meja, paspor dan tumpukan uang tunai berserakan, tiket baginya untuk menghilang dari radar Tri dan Raihan."Kamu mau pergi ke mana, Sarah? Pelabuhan mana yang menurutmu cukup aman untuk orang seperti kita?"Suara itu datang dari sudut ruangan yang gelap, dari sebuah kursi bersandaran tinggi yang membelakangi lampu. Sarah tersentak, menjatuhkan sepotong gaun sutra ke lantai. Jantungnya seolah berhenti berdetak saat kursi itu berputar perlahan, memperlihatkan dr. Tri Ananda Putri yang sedang duduk dengan tenang, menyilangkan kakinya yang jenjang dengan keanggunan seorang ratu yang sedang meninjau wilayah jajahannya."Tri... bagaimana kamu...?" suara Sarah

  • Gadis Persinggahan   Bab 22: Retaknya Topeng Kesetiaan

    Matahari mulai tergelincir di balik gedung-gedung pencakar langit Jakarta, meninggalkan semburat warna jingga yang tampak seperti luka terbuka di cakrawala. Di kafe seberang rumah sakit, Sarah masih duduk mematung, meski Tri sudah lama pergi. Espresso di depannya sudah mendingin, meninggalkan noda hitam di cangkir porselen itu, sama seperti noda yang kini kembali menghantui pikirannya.Gemetar di tangannya belum hilang. Ancaman Tri tentang botol batch nomor 04 bukan sekadar gertakan. Sarah tahu persis bahwa jika Tri benar-benar memiliki catatan laboratorium itu, bukan hanya Raihan yang akan mendekam di penjara selamanya, tapi dia juga akan terseret ke dalam lubang yang sama. Sejak awal, ia datang untuk membalas dendam dan memeras harta keluarga Adrian, namun ia tidak menyangka bahwa "kelinci percobaan" yang dulu mereka hancurkan kini telah bermutasi menjadi predator yang jauh lebih cerdas.Ponsel Sarah di atas meja bergetar. Sebuah panggilan dar

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status