Share

GTMTMA BAB 3

"Minggir!" Zee membulatkan mata, menatap nyalang pada Birru yang malah menghadangnya di tengah pintu. Wajah jahil Birru tergambar jelas di paras rupawan pria berdarah blasteran.

"Ini balasan karena kamu nonjok muka aku lagi," desis Birru emosi. Semalam, pasutri baru itu ribut kembali, dengan hasil akhir Zee meninju wajah sang suami untuk kedua kali.

"Salahmu sendiri!" Zee mendelik tak terima, dia teringat hasil kerjanya diacak-acak sang suami. Padahal Zee sudah bela-belain begadang untuk mengerjakan tugas dari dosennya.

"Itu masuk ranah KDRT. Aku bisa tuntut kamu," ujar Birru tak mau kalah.

"Silahkan, aku tidak takut. Kita lihat siapa yang bakal menang. Kasus body shaming aku atau KDRT kamu," tantang Zee tanpa takut. Dua orang itu saling tatap sengit dengan Abdi dan beberapa ART turut menonton keributan tuan dan nyonya muda mereka. Hiburan tersendiri di kala rutinitas monoton melanda.

"Aihh, rumahku jadi penuh warna lihat Tom and Jerry gelut terus tiap hari," gumam Abdi menyeruput teh hijaunya.

Kontak mata antara Zee dan Birru terputus ketika suara klakson terdengar. Birru menoleh cepat dengan wajah mengeras seketika. Dia tidak suka melihat siapa yang datang. "Awwww, Zeeniya Agatha!" teriak Birru yang kakinya sakit karena diinjak Zee.

"DALEM SHUAYANG," sahut Zee menirukan jargon yang populer beberapa waktu di kalangan K-popers. Cekikikan, Zee berlalu meninggalkan Birru yang meringis ngeri melihat kakinya.

"Astaga, seperti diinjak gajah," ringis Birru. Terpincang berjalan ke arah mobilnya sambil menghunus tatapan tajam ke pemilik mobil sport berwarna merah yang tersenyum sinis padanya.

"Alfa Hendrajaya, awas kau!" kata Birru dengan manik mata mengunci lelaki berparas oriental yang kini sedang membukakan pintu untuk sang istri. Tak berapa, kuda besi dengan lambang kuda jingkrak itu mulai melaju meninggalkan kediaman Erlangga.

"Serius Zee, bilang sama aku kalau Birru ngapa-ngapain kamu," kata Alfa cemas begitu mereka sampai di depan kampus sang gadis. Zee tersenyum, berusaha menetralkan debar jantung yang selalu saja ngereog saat bersama Alfa.

"Jangan khawatir Kak Fa, Zee bisa jaga diri," balas Zee kalem. Dia menyukai Alfa yang peduli padanya. Selalu perhatian pada dirinya. Helaan nafas terdengar dari arah Alfa. Lelaki itu cukup tahu kapasitas Zee dalam melindungi diri.

"Ya sudah kalau begitu. Hubungi aku jika dia berbuat buruk sama kamu." Jantung Zee harus segera diturunkan atau dia akan terkena serangan lagi. Apalagi ditambah dengan Alfa yang mengusap sayang kepala Zee, gadis itu seperti terbang ke langit ke tujuh.

"Oh iya Kak Fa, kata Wafa programku harus segera dimulai." Alfa menaruh atensi penuh pada ucapan Zee. Alfa sudah lama mendukung Zee, tapi gadis itu belum tergerak untuk mengikuti saran dokter.

"Benarkah? Itu bagus sekali. Hidupmu akan lebih baik setelah program itu, percaya sama aku." Senyum Alfa merekah sempurna, membuat Zee terpana. Gadis itu tanpa sadar mengangguk, membulatkan tekat untuk mengikuti saran Wafa.

"Kamu selingkuh ya?" Zee melompat kaget mendengar tuduhan yang Birru tujukan untuknya. Hari sudah berubah malam, pasutri itu sudah berada di dalam kamar. Dengan posisi berada di sisi ranjang.

"Selingkuh sama siapa? Ada juga dia yang selingkuh," cibir Zee.

"Jangan sembarangan ya kalau bicara." Emosi Birru merayap naik. Dia paling benci di tantang. Dia paling tidak suka dibantah. Dan dua hal ini hobi sekali dilakukan oleh sang istri.

"Aku lihat dengan mata kepalaku sendiri." Zee teringat ketika dia diminta Abdi mengunjungi Birru di kantor, tapi berakhir dengan melihat sang suami berciuman dengan wanita yang tempo hari jalan berdua dengan Birru.

"Ngawur!" seru lelaki dengan titel suami Zee.

"Birru lepas!" Zee berontak ketika Birru mendorongnya ke kasur. Lalu menindihnya. Size boleh sama lebar tapi kekuatan jelas jomplang. Sekuat tenaga Zee berusaha menggeser tubuh Birru dari atasnya, tapi nihil. Jangankan berubah posisi, bergerak pun tidak. Zee kalah telak.

"Hayo ngaku, apa hubunganmu sama Alfa brengsek itu?!" cecar Birru kalap. Meski Zee adalah istri yang tidak dia anggap, tetap saja Birru tak suka melihat sang istri berduaan dengan lelaki yang berpotensi menimbulkan rumor. Terlebih ini Alfa.

"Aku tidak ada hubungan apa-apa sama Kak Alfa," jawab Zee terbata. Nafasnya mulai tersengal, ini yang dia takutkan. Birru ini kenapa sih? Cemburu? Tidak mungkin kan?

Saat itu pintu kamar terbuka tiba-tiba dengan Abdi berdiri di depan pintu. "Ups, maaf ganggu. Ada tamu, tapi kalau kalian lagi nanggung ya teruskan saja. Biar Kakek yang temui dia." Baik Birru dan Zee sesaat melongo melihat pintu yang ditutup kembali. Hingga Birru tersadar dengan sebutan "dia" yang sang kakek gunakan.

Lelaki itu melompat turun, gegas mengejar Abdi. Berhasil mencegat tuan besar Erlangga di tengah tangga. "Siapa dia Kek?" kejar Birru.

"Oh bukan orang penting. Biar Kakek saja yang menemuinya. Kakek tinggal bilang kalau kamu lagi sibuk sama istri kamu, jadi tidak bisa diganggu." Abdi berucap santai sambil menoleh ke arah ruang tamu. Di mana seorang gadis berdiri dengan tubuh menegang setelah mendengar perkataan Abdi.

"Vero," lirih Birru. Detik berikutnya Vero berjalan keluar dengan langkah tergesa. Hatinya sakit mendengar Birru sudah menikah. Wanita itu tak memperdulikan panggilan Birru juga enggan menghentikan langkah meski dia tahu, Birru mengejarnya.

Di kamar Birru. Dada Zee terasa sesak, dia merangkak turun dari kasur Birru. Berusaha menggapai ranselnya. Istri Birru menuang asal isi tasnya hingga di menemukan apa yang dia cari."Dapat." Tangan Zee sudah tremor tidak terkendali.

Obat yang dia pegang nyaris meluncur lari dari genggamannya, hingga dengan gemetar dia menyelipkan benda berupa pil kecil ke bawah lidah. Zee menarik nafas, memposisikan tubuhnya bersandar di punggung sofa.

Air mata Zee mengalir. Dia meraih ponsel, menghubungi sebuah nomor. Tanpa menunggu jawaban dari ujung, Zee sudah lebih dulu berucap. "Aku mau programnya segera di mulai. Aku gak mau mati Fa, aku mau hidup. Aku mau hidup." Wajah Zee kian pucat dengan nafas pendek-pendek.

Bersamaan dengan itu teriakan kepanikan melengking dari arah pintu. "Tuan besar, nyonya muda!"

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status