Home / Romansa / Gadis Terakhir / Makan Malam Berdua

Share

Makan Malam Berdua

Author: Erna Azura
last update Last Updated: 2025-05-21 18:27:41

Aarav mengikuti saran oma Aneu untuk membawa Sifabella makan malam di sebuah restoran.

Bukan tanpa alasan mengapa sekarang dia menjadi cucu penurut yang tadinya adalah cucu pembangkang.

Aarav ingin mengetahui tentang calon istrinya lebih dalam lagi karena besok dia akan bertemu sang calon ayah mertua.

Dia harus bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan random yang mungkin saja dilontarkan calon ayah mertua yang entah siapa namanya itu saat besok mengungkapkan niat ingin mempersunting Sifabella.

Merepotkan memang, tapi demi obsesi oma dan kedua orang tuanya, demi agar berhenti dikatai sebagai jomblo menahun dan supaya berhenti dicurigai sebagai penyuka sesama jenis, Aarav harus menikahi Sifabella.

“Turun!” Aarav berseru dingin sebelum membuka pintu kemudian keluar lantas membanting pintu mobil.

Sifabella mendengkus seraya menjulurkan lidahnya pada Aarav yang sudah berjalan masuk ke dalam restoran.

Meski kesal karena sikap menyebalkan pria itu tapi Sifabella turun juga dari dalam mobil, mengi
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
May_maya🌸
HAHAHA, arav maklum
goodnovel comment avatar
Tati S
terimakasih thoor akhirnya ada lagi kisah martadijaya love youuu
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Gadis Terakhir   Ekstra Chapter 7

    Suatu pagi, aroma tumisan bawang putih sempat memenuhi dapur rumah utama keluarga Marthadijaya di kawasan elit kota Sydney.Sifabella sedang memasak melakukan rutinitas paginya setelah mereka liburan.Meski hanya mengenakan kaos putih longgar dan celana linen krem namun ibu satu anak itu tampak cantik dengan rambutnya diikat asal.Aura keibuan nya terpancar saat sibuk di balik meja dapur.Aghastya sudah bangun, dia duduk di kursi tingginya terlihat sibuk bermain mainan dinosaurus sambil sesekali menyuap sereal cokelat dari mangkuk.Aarav juga ada di rumah makan bersama Aghastya tapi di hadapannya laptop terbuka dan secangkir kopi.“Aga, habisin sarapannya, ya, sayang. Nanti kita antar kamu ke sekolah terus Papi kerja,” ujar Sifabella sambil mengaduk sayur.“Iya Miiii.” Aga menjawab malas-malasan.Tiba-tiba—“Ugh!”Sifabella menghentikan gerakannya. Tangannya refleks menutup mulut.Aarav langsung menoleh. “Sayang, kamu kenapa?”Alih-alih menjawab, Sifabella berlari ke kamar

  • Gadis Terakhir   Ekstra Chapter 6

    Matahari pagi sudah naik tinggi saat mobil yang dikemudikan Aarav tiba di area Carriageworks Farmers Market, yang terkenal dengan hasil bumi lokal segar, kopi artisan, dan suasana yang hidup setiap Sabtu dan Minggu pagi.Sifabella turun dari mobil, tubuh rampingnya dibalut setelan linen longgar warna sage green dan sandal tali, dengan kacamata hitam besar yang menutupi wajah segar tanpa makeup.Sementara Aarav menurunkan stroller—meski yang naik bukan bayi, melainkan Aghastya yang ngotot ingin naik stoller “seperti bayi bar-barat”.Mereka berjalan beriringan menuju deretan lapak.“Mami, aku mau beli pisang yang bisa jadi senjata!” seru Aga.“Pisang bukan buat dimainin, sayang,” timpal Sifabella sabar.“Tapi bisa jadi pistol bayangan!” balas Aga sambil mengacungkan jari ke udara.Di tengah keramaian, mereka menyusuri lorong-lorong lapak berisi ; buah-buahan lokal seperti persik dan ceri, sayuran organik dengan warna mencolok, roti sourdough yang menggoda, dan aneka bunga segar y

  • Gadis Terakhir   Ekstra Chapter 5

    Akhir pekan tiba dengan langit biru bersih tanpa awan. Udara di Rose Bay terasa segar, embusan angin dari lautan membawa aroma asin yang menenangkan. Di rumah mungil mereka yang terletak hanya dua blok dari pantai, suasana pagi lebih lambat dari biasanya.Sifabella berjalan santai ke dapur dengan daster bergambar semangka, rambutnya masih berantakan. Di meja, Aarav tengah menggulung pancake untuk Aghastya, yang sudah duduk manis di kursi tinggi sambil bernyanyi lagu dari kartun favoritnya.“Mami, hari ini kita ke pantai ‘kan? Aga mau cari kerang!” serunya sambil mengangkat dua tangan seperti orang teriak “yeay!”Aarav menoleh, “Kita bukan cuma mau cari kerang. Kita mau piknik! Mami udah siapkan sandwich dan buah-buahan, Papi yang nyetir, Aga yang nyanyi.”“Terus tugas Mami apa?” tanya Sifabella sambil menuang teh ke cangkir.Aarav mendekat, memeluk istrinya dari belakang. “Tugas Mami adalah kelihatan cantik dan bahagia. Bonus kalau nanti malam bisa… skidipapap.”Sifabella menyik

  • Gadis Terakhir   Ekstra Chapter 4

    Di pagi yang cerah di The Little Explorers Early Learning Centre, suasana kelas usia tiga tahun sedang sibuk-sibuknya.Meja bulat mungil dipenuhi crayon warna-warni, kertas gambar, dan remah-remah biskuit. Di sudut ruangan, dua anak kecil duduk berdampingan dengan wajah serius—seolah sedang membahas perjanjian internasional yang sangat penting.Mereka adalah Aghastya dan Amira.Aga memakai jumper dinosaurus favoritnya. Amira mengenakan dress bergambar unicorn. Di tangan mereka ada satu kertas gambar besar berisi lukisan aneh: seekor dinosaurus berwarna ungu yang memeluk pelangi dan makan donat.“Itu kamu ya, Aga?” tanya Amira menunjuk dinosaurus ungu.“Iya. Kamu yang pelangi,” jawab Aga mantap.“Kenapa aku pelangi?”“Soalnya kamu cantik, kayak langit kalau abis hujan,” sahut Aga, meniru ucapan papi ke mami malam sebelumnya.Amira terdiam sejenak, lalu tersipu—gaya anak tiga tahun tersipu adalah menunduk sambil menggigit lengan baju sendiri.“Tapi… kamu enggak boleh peluk pela

  • Gadis Terakhir   Ekstra Chapter 3

    Pagi itu aroma roti panggang, scrambled egg, dan kopi hitam memenuhi dapur padahal matahari belum sepenuhnya naik di atas Sydney Harbour.Sifabella dengan rambut dikuncir asal dan piyama berbentuk bintang-bintang, tengah menuang susu ke gelas kecil bergambar dinosaurus.Di meja makan, Aarav sudah duduk dengan koran digital di tablet dan secangkir kopi favoritnya, sementara Aghastya duduk di kursi tingginya sambil memukul-mukul sendok ke meja.“Mami, Aga mau dua telur! Tapi yang satu setengah! Yang satu lagi utuh tapi enggak boleh ada kuningnya!” katanya penuh semangat, lalu menepuk-nepuk meja seperti koki sedang demo masak di TV.Sifabella menoleh dengan alis naik satu. “Permisi, kamu pikir ini restoran hotel bintang lima, sayang?”Aghastya mengangkat bahu kecilnya. “Kan Mami chef terbaik se-Sydney,” jawabnya dengan senyum menawan.Aarav tertawa sambil melirik istrinya. “Pinter banget anak ini gombalin maminya.”“Ada turunan dari siapa ya kira-kira?” Sifabella memicing menatap

  • Gadis Terakhir   Ekstra Chapter 2

    Langit Sydney cerah dengan semburat merah muda ketika Aarav turun dari mobil hitamnya di depan gedung kaca menjulang di kawasan Barangaroo—pusat distrik finansial baru yang menggantikan dominasi Central Business District tua.Gedung kantor pusat Marthadijaya Group Australia berdiri megah menghadap Darling Harbour. Dindingnya memantulkan cahaya matahari pagi, menciptakan ilusi kolom-kolom cahaya yang bergerak.Seorang security lokal membuka pintu lobby dan menyapa ramah, “Morning, Mr. Marthadijaya.”Aarav membalas dengan anggukan kecil. Meski statusnya CEO, dia menjaga budaya kerja yang egaliter—budaya khas Australia. Tidak banyak formalitas, tapi tetap penuh profesionalisme.Begitu memasuki lift kaca yang bergerak pelan ke lantai 37, ia sempat melihat pantulan dirinya—kemeja putih bersih, coat abu-abu, dan wajah yang terlihat tiga tahun lebih tua sejak sang kakek, Beni Marthadijaya, wafat dan mewariskan perusahaan ini padanya.**Sesampainya di lantai eksekutif, Meira—asisten pr

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status