Lagi-lagi masalah tidak terselesaikan, Aarav belum menyanggupi permintaan Sifabella untuk menjauhi Abigail.
Pria itu hanya mengatakan kalau dia sudah tidak mencintai Abigail lagi tapi siapa yang bisa menjamin?Hati setiap manusia tidak bisa diselami.Dan ketika Aarav menginginkannya di saat masalah belum terselesaikan, Sifabella dengan sukarela melayani Aarav.Kini, tubuh polos mereka berdua hanya dibalut selimut yang biasa tersampir di sofa.Sifabella berbaring miring memeluk Aarav dari samping yang berbaring terlentang menatap kosong langit-langit kamar.Jemari Aarav dari tangan yang menjadi bantalan kepala Sifabella menari di pundak terbukanya menandakan kalau pria itu tidak tidur.“Bel ….”“Hem?”“Udah enggak marah, kan?”Hening, Sifabella tidak menjawab karena masih ada yang mengganjal hatinya.“Bel …,” panggil Aarav lagi.“Kenapa Mas?” <“Kamu lagi apa?” “Aku masak makanan sehat untuk Aleia, ada sup kacang merah … aku baca di Google katanya baik untuk penderita leukimia ….” Harvey menatap punggung Sifabell dari belakang, dia mengutuk takdirnya yang terlambat bertemu Sifabella padahal beberapa bulan lalu mereka berada di kota yang sama yaitu Jakarta.Mereka semestinya bertemu sebelum Sifabella menikah dengan Aarav sehingga dia bisa menikahi Sifabella, memberikan ibu terbaik untuk Aleia.“Kamu bangunin Aleia, dia harus makan … apa ada obat yang harus dia minum?” “Oh … ada,” jawab Harvey setelah beberapa detik berhasil menguasai dirinya kembali.Dia pergi ke kamar Aleia dan kembali bersama Aleia yang ternyata sudah bangun begitu Harvey sampai ke kamarnya.Aleia tidak mampu berteriak, tubuhnya masih sangat lemah jadi dia diam saja sampai seseorang datang ke kamarnya.“Hai sayang, Aunty buatkan sup kacang merah … Aleia harus makan, Aunty suapin ya?” Aleia mengangguk pelan sambil tersenyum.“Aunty?”“Ya sayang?” Aleia
Tadi malam entah di mana Aarav tidur, dia belum juga pulang ke rumah meski hari ini adalah weekend.Sifabella sudah kehilangan kesabaran, dia kesal sekesal kesalnya karena Aarav bertingkah seperti anak kecil.Ternyata dibalik sikap humorisnya yang selalu berkata mesum dan nyeleneh, Aarav memiliki hati sensitif yang mudah marah dan tersinggung.Dia tidak akan mengirim pesan kepada suami lucknut-nya itu lebih dulu, tidak peduli Aarav akan pulang atau tidak.Baguslah dia yang pergi dari rumah karena kalau Sifabella yang pergi, dia akan pergi ke mana?Dengan hati yang terkungkung emosi, Sifabella yang tengah mencoba suatu tema make up memoles alisnya terlalu tebal membuatnya mirip dengan tokoh kartun Sinchan.Dia mengambil kapas kemudian membubuhkan miscellar water untuk menghapus alisnya yang tebal dan hitam pekat.Netranya terpaku pada cermin, menilai kembali hasil riasan yang menurutnya kurang bagus lalu Sifabella menghapus keseluruhan make up di wajahnya dengan kasar.Dia kesal tapi b
Bagaimana Sifabella bisa terus marah dan membenci Aarav yang tidak menghargainya dengan memberikan uang senilai tiga Milyar kepada papap Heru kalau alasan yang diucapkan pria itu membuatnya terharu.Dua kali Aarav mengatakan secara tidak langsung kalau uang itu dia berikan demi bisa menikahi Sifabella.Jadi ketika pria itu mencumbunya sambil menanggalkan satu persatu kain di tubuh mereka, Sifabella tidak ingin menolak.Dia sambut rayuan Aarav, membalas pagutan mesranya dengan penuh damba setelah membalikan badan duduk di atas pangkuan Aarav saling berhadapan.Kedua tangan Sifabella melingkari pundak Aarav, jemarinya meremat lembut rambut di belakang kepala Aarav saat bibirnya sudah berpindah ke pipi dan berakhir di leher Sifabella.Sementara kedua tangan Aarav mengangkat bokong Sifabella agar miliknya bisa masuk sempurna.Gerakan mereka menciptakan gelombang air yang berhamburan ke lantai.Punggung Sifabella menegak, dia tatap mata Aarav saat bokongnya bergerak naik turun.Mata Aarav
“Mas kasih uang sama papap sebanyak tiga Milyar sebelum kita menikah? Iya?” Raut wajah Aarav berubah seperti orang yang ketahuan melakukan kesalahan membuat Sifabella yakin kalau ibu tirinya tidak bohong.Air mata Sifabella mengalir kian deras. “Kenapa? Kenapa di kasih!” Sifabella memukul dada Aarav menggunakan kedua tangan namun pria itu bergeming. “Aku udah bilang jangan dikasih! Aku enggak mau mereka memanfaatkan kalian mengatas namakan aku … aku enggak mau!” teriak Sifabella lantang.Joseph dan Josh yang tidak sengaja melihat pertengkaran tersebut dari dalam rumah kemudian bangkit dan mendekat ke arah pintu yang terbuat dari kaca agar bisa dengan jelas mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.“Jadi Mas kasih uang sama papap? Jadi itu kenapa papap mau jadi wali nikah kita? Iya? Mas membayar papap kandung aku sendiri untuk menikahkan kita, menjadi walinya aku? Iya?” Sifabella mengatakannya sambil berderai air mata.Demi Tuhan, hati Sifabella sakit sekali sampai tidak bisa diungkapk
Setiap hari minggu, Aarav dan Sifabella mengunjungi rumah opa Beni untuk makan siang dan akan pulang ketika sore harinya.Opa Beni menilai kalau hubungan Aarav dengan Sifabella telah memiliki banyak kemajuan dibandingkan awal pernikahan mereka. Yang biasanya duduk berjauhan kini duduk bersebelahan, yang awalnya datang tanpa bergandengan tangan—kini tangan Aarav selalu mengait di pinggang Sifabella atau menggenggam tangan Sifabella.Tentu saja opa Beni merasa senang dengan kemajuan hubungan itu, sang cucu yang pernah dianggap penyuka sesama jenis karena tidak bisa move on dari gadis di masa lalu—akhirnya bisa mencintai seorang gadis lagi. Dan makan siang kali ini mereka kedatangan om Aldo dan tante Jessy beserta Josh dan Joseph putra mereka.Baru sekarang Sifabella bertemu dengan tante Jessy karena setiap kali tante Jessy ke Sydney pasti Sifabella sedang memiliki urusan yang tidak bisa dia tinggalkan.Tapi mereka sering bertukar pesan yang diawali dengan tante Jessy mengirim pesan le
Tidak disangka-sangka, setiap konten yang Sifabella buat di akun media sosialnya telah ditonton banyak orang bukan cuma di Indonesia tapi juga di seluruh Australia dan mungkin dunia.Kata mereka, cara Sifabella mengaplikasikan make up mudah untuk diikuti dan hasilnya flawles yang bisa digunakan ke berbagai acara termasuk acara santai.Sifabella jadi semakin terkenal, tawaran endors dari produk skin care dan make up mulai berdatangan sampai dia tidak memiliki waktu bermain bersama Aleia karena mengerjakan semuanya sendirian hingga ke proses editing. Dan hari ini dia memiliki janji meeting dengan perwakilan perusahaan sebuah merk produk kecantikan.Kening Aarav berkerut seiring langkahnya menuju ke ruang makan dia memindai Sifabella yang tampak cantik dan berpakaian rapih.“Waw… mau ke mana istrinya Aarav Marthadidjaya pagi-pagi gini udah cantik?” Aarav bertanya setelah berada di samping Sifabella.Dia memberikan kecupan di pipi Sifabella kemudian menjauh.Matanya masih belum lepas dar