Share

Bab 22. Boleh Saya Buka Baju Bapak?

"Ya, sahabat sejak kecil." Uwais tersenyum, lalu menepuk sesuatu di dinding. "Ada nyamuk!" sahutnya.

Djuwira tersenyum. "Oh," sahutnya singkat, lalu meneruskan, "Alhamdulillah aku bisa diterima bekerja di sini. Pekerjaan apa pun akan aku lakukan demi terbebas dari utang. Bekerja adalah salah satu jalan supaya dapat gaji. Terima kasih banyak atas bantuannya, Uwais."

"Apa pun?" tanya Uwais menaikkan alisnya sebelah.

"Ya, apa pun," jawab Djuwira polos.

"Kalau jadi pembunuh bayaran, apa kau mau? bayarannya besar," tanya Uwais.

"Astaghfirullah! bukan kerjaan itu juga kali, Uwais." Djuwira syok mendengarnya.

"Haha! aku bercanda. Kau di sini tidak sendiri. Ada aku yang bisa kau panggil saat kau butuh pertolongan." Uwais menaikkan kedua alisnya sambil tersenyum.

Djuwira pun ikut tersungging mendengarnya. Memang sedari tadi dia merasa asing. Terlebih bekerja bersama karyawan yang super sibuk dan berhati dangkal. Umpatan terus terdengar merendahkannya.

"Key di mana?" tanya Uwais.

"Ah, Pak Keane
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status