Home / Romansa / Gadis Tompel Kesayangan Tuan Muda / Bab 4. Perempuan Dalam Pelukan

Share

Bab 4. Perempuan Dalam Pelukan

Author: Diyahlubis
last update Last Updated: 2024-03-15 00:05:11

Dia pun menunduk, menatap karpet di bawahnya sambil berpikir. "Bukan cuma rusak, tapi mati total. Berarti biayanya lebih banyak atau jangan-jangan aku harus menggantinya dengan yang baru?" tanyanya dalam hati sambil menduga-duga, kedua matanya terbelalak menghitung jumlah uang yang harus dikeluarkan untuk membeli ponsel baru yang sama seperti itu.

Ingin rasanya Djuwira melarikan diri saja saat ini. Pikiran tanggung jawab atas kesalahannya harus dikubur dalam-dalam. Dia menyesal sudah bersedia bertanggung jawab.

Sambil tersenyum sedih, Djuwira menggeleng dengan dada sesak, lalu mundur dari posisinya saat ini. Dia benar-benar ingin kabur saja. Mengabaikan pandangan dingin dan menakutkan dari pria di depannya yang sudah membaca gerakan melarikan dirinya.

"Aku harus pergi," bisiknya dalam batin mengingat uang dalam dompet dan rekeningnya sangat terbatas.

Namun, baru dua langkah bergerak menjauhi pria tersebut—suara bel berbunyi pun terdengar. Membuat keduanya sama-sama menoleh. Sontak saja Djuwira mempercepat larinya kemudian dikejar oleh pria bertubuh tinggi dengan suara hak rendah pantofel yang digunakan bergesekan dengan lantai.

Tiba-tiba pria itu berhenti melangkah dan segera berbalik arah. Berjalan cepat menuju Djuwira kemudian menarik tangannya kasar dan membawa wanita itu ke belakang pintu. Menghempas tubuh Djuwira dengan kuat.

Djuwira menahan sakit dengan pandangan tetap pada pria di depannya. "Kenapa Tuan menarik saya?" tanya Djuwira.

Pria itu meminta Djuwira diam dengan jari telunjuk yang menutup bibirnya sendiri. Kedua mata indahnya menatap bergantian ke iris Djuwira kemudian memindahkan gadis itu ke dinding. Tepat di dekat pintu.

"Diam, jangan bersuara."

Djuwira langsung memasukkan kedua bibirnya ke dalam kemudian mengangguk dengan wajah panik. Tidak lama setelah itu, pintu dibuka dan Djuwira berada di baliknya. Dia disembunyikan oleh pemilik kamar saat ada yang datang. Rencana kaburnya gagal total. Bahkan dia tidak bisa bergerak bebas karena mulutnya dibekap oleh pria itu.

"Key, kau sedang apa? Ini sudah jam berapa, kenapa belum turun juga?!" tanya seorang wanita pada putranya.

Djuwira tidak bisa melihat wajah wanita itu dan hanya mendengar suaranya dari balik pintu. Dari sapaan pertama tersebut, Djuwira tahu nama pria yang sudah menghempasnya ke pintu dan dinding adalah Key.

"Sebentar lagi aku turun, masih bersiap-siap," jawab Key.

"Ponselmu mana? Mama hubungi sejak tadi, tapi tidak aktif," tanya wanita yang ternyata adalah ibunya.

"Rusak, Ma. Tiba-tiba mati," jawab Key, sambil menekan mulut Djuwira.

Djuwira berusaha menurunkan tangan Key dari mulutnya karena tenaga yang dia keluarkan terlalu besar. Namun, Key tidak mau menurunkan bekapan itu bahkan semakin dalam dan lebih naik lagi sampai menutupi hidung.

Bernapas dengan masker terpasang di wajah saja sudah menyulitkan, Key malah menambah beban lagi.

"Apa semua baik-baik aja, Key?" Sang ibu merasa wajah putranya tidak tenang.

"Semua baik-baik aja, Ma," jawabnya tersenyum tipis.

"Keluarga Sayuri belum datang satu pun, apa kau sudah menghubunginya?" Mamanya merasa risau.

Muka Key berkedut sebelah karena tidak punya jawaban atas pertanyaan ibunya. Key mengangguk saja agar tidak ada yang mengetahui keadaan sebenarnya.

Wina menyempitkan kelopak matanya kemudian pergi dengan perasaan tidak tenang. Key menutupi sesuatu yang terjadi tepat di hari pertunangannya dan sedang mencari solusi atas masalahnya.

Begitu pintu tertutup, Djuwira terlepas dari bekapan Key dan tiba-tiba terduduk lemas. Lubang pernapasan yang ditutup Key membuatnya kekurangan oksigen.

"APA KAU GILA?!" bentaknya dalam keadaaan lemah, tapi amarahnya yang dipendam akibat menutup mulut dan hidungnya membuat Djuwira menyisakan sedikit tenaga untuk membentaknya. Panggilan formal itu pun luntur setelah kejadian ini.

Key terkejut mendengar wanita itu bersuara lantang. "Apa maksudmu?" tanyanya dengan alis menyatu.

Djuwira bangkit dari lantai kemudian memperbaiki maskernya sebelum menjawab pertanyaan pria tersebut. Begitu tubuhnya sudah berdiri menghadap Key, dia pun berkata, "Kau menutup mulut dan hidungku! Kau tidak perlu melakukan itu, Tuan! Kalau aku mati bagaimana?"

Key mengernyit emosi kemudian melangkah semakin dekat dengan Djuwira sampai wanita itu mundur dan bersandar ke dinding. "Ini hari pertunanganku, ponselku jatuh karena kau dan aku tidak bisa menghubungi tunanganku," balasnya.

Sinar amarah di mata Djuwira sedikit meredup karena Key menyinggung masalah ponsel yang jatuh. "Apa karena ponselmu kau tidak bisa menghubungi tunanganmu, Tuan?" tanyanya dengan nada lebih rendah. Meragukan jawaban pria di depannya.

"Ya, salah satunya karena itu." Key berdecak kesal mengingat Sayuri yang sejujurnya memang sudah bermasalah sebelum ponselnya rusak. Djuwira malah menyudutkannya dengan pertanyaan dengan makna interogasi.

"Oke, sebagai gantinya pakai aja ponselku," tawar Djuwira sebagai bentuk rasa bersalah. Dia mencoba mencari cara agar pria itu menemukan tunangannya.

Key berpaling dengan embusan napas keras. Satu tangannya berada di pinggang sementara satu lagi memijat kening. "Kau tidak perlu berbaik hati. Pergi ambil uangmu dan tinggalkan kamar ini," jawabnya.

Djuwira menggeleng cepat. "Tidak, Tuan. Aku merasa ini salahku. Sebelum aku pergi, kumohon katakan apa yang harus kulakukan agar masalah ponsel Tuan selesai. Tuan membuat keadaan ini seperti semuanya salahku," sambarnya lagi, menolak pergi meski sudah diberikan izin.

Key memejam mata saat menarik napas dalam. Dia tidak mungkin mengatakan kalau tunangannya berniat membatalkan acara yang dianggap penting ini. Langkahnya semakin jauh dari Djuwira hingga menuju jendela.

"Jika benar karena ponsel itu rusak dan Tuan tidak bisa menghubunginya, maka pakai aja ini," ulangnya lagi menawarkan alat komunikasi miliknya sambil mengikuti dari belakang.

Begitu sampai ke dekat jendela, Key berbalik arah secara mendadak dan membuat Djuwira terkejut. Jarak yang terlalu dekat menjadi alasan Djuwira tidak siap mengelak saat Key memutar tubuh. Sontak saja wanita itu terjatuh ke menarik tubuhnya ke belakang dengan keseimbangan yang buruk.

Dalam hitungan detik, Djuwira akan jatuh.

Beruntung Key sigap membaca situasi kemudian menangkap tubuh Djuwira dengan menarik sisi depan kemejanya dengan tangan kiri. Tak hanya itu saja, tangan kanan Key juga spontan melingkar ke pinggangnya. Membawa tubuh wanita itu menyatu dengannya agar tidak bersentuhan dengan lantai.

Adrenalin Djuwira terpacu amat kencang. Dia sudah pasrah dengan kenyataan akan jatuhnya dia ke lantai, tapi gerakan Key menangkapnya justru membuat gadis itu terkejut. Sebagai balasan sikap spontan Key, tangannya pun mencengkram erat kemeja putih tersebut.

"Ah," lirihnya saat tubuh mereka berbenturan akibat tarikan Key ke dalam pelukan.

Sepasang mata Djuwira terpaku menatap Key dengan segala ketampanannya. Tak disangka kalau Key masih peduli meski sejak tadi dirasa begitu dingin juga tidak manusiawi karena sudah membekap mulutnya.

Napasnya tertahan karena jarak mereka tak lagi jauh. Pandangan itu tidak sepihak. Key juga menatap erat Djuwira tanpa bergeming.

"Terimakasih, Tuan," kata Djuwira bernada rendah. Perlahan gelombang aliran darahnya yang naik turun mulai tenang.

Key masih memandangi dia penuh rasa kagum. Mengagumi keindahan mata dan juga aroma tubuh dari perempuan dalam pelukan. Pun Djuwira tidak merasa ingin buru-buru lepas dari pelukan yang menjadikannya nyaman.

Djuwira terlalu mudah jatuh hati akibat tidak pernah berhadapan terlalu intens dengan lelaki selama hidupnya.

"Apa kau bisa membantuku?" tanya Key tiba-tiba. Kedua matanya pelan-pelan menyempit.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Gadis Tompel Kesayangan Tuan Muda   Bab 56. Rencana Di Hari Pertunangan

    Beberapa hari kemudian. Ketika Key selesai menjalani rapat penting dengan klien, tiba-tiba Sayuri muncul tanpa janjian. Sayuri bingung saat melihat sosok perempuan yang harusnya menjadi posisi terbawah di perusahaan calon tunangannya malah sekarang terlihat berduaan dengan Key. "Key!" panggil Sayuri. Pria yang hendak naik ke mobilnya itu pun langsung menahan salah satu kakinya demi melihat orang yang sudah memanggilnya. Djuwira ikut menoleh karena berdiri di dekat Key dengan posisi dekat pintu, baru saja membukakan pintu. Key berdeham karena melihat Sayuri semakin menjadi hantu yang mengikuti ke mana pun. Djuwira mundur selangkah dan menyaksikan Sayuri memeluk kekasihnya. "Sayang!" sapanya ramah, bersikap seolah seperti perempuan bangsawan. Melirik Djuwira sesaat dengan alis mengerut. "Kenapa kau bisa di sini?" tanya Key heran, perlahan melepas pelukan itu. "Ah, tadi aku bertemu teman lama. Kalau tahu kau mau ke sini, pasti kita bisa pergi bareng, Key ...." Sayuri mul

  • Gadis Tompel Kesayangan Tuan Muda   Bab 55. Tetap Romantis di Tengah-tengah Monster Gurun Merayu Key

    Waktu berlalu. Key berakting baik sebagai calon tunangan Sayuri. Perempuan itu semakin sering ke kantor dan merasa bahwa perusahaan tersebut sudah menjadi miliknya. Dia bahkan tidak segan menegur karyawan yang dirasanya tidak sesuai dan bermalas-malasan.Djuwira juga tersambar dengan sindiran juga makian. Sayuri tidak secantik wajah dan namanya. Djuwira hanya bisa bersabar karena mengingat tujuan Key pada Sayuri."Cleaning service kok suka banget keluar masuk ruangan bos! kau genit ke pemilik perusahaan ini, ya?" tuduhnya.Djuwira terkejut saat mendengar bentakannya. Qesya saja emosi melihat Sayuri marah-marah ketika Key sedang menjalani bisnis di luar kantor. Qesya ingin meremas rambut Sayuri, lalu membenturkannya ke meja. "Maaf, Bu. Saya hanya ingin memastikan kalau ruangan Pak Keane tetap bersih." Djuwira menjaga sikapnya walau darahnya mendidih."Awas kalau sampai Kau berniat macam-macam dengan calon tunangan saya. Saya pastikan Kau akan menyesal.""Baik, Bu."Sayuri pergi dengan

  • Gadis Tompel Kesayangan Tuan Muda   Bab 54. Tindakan Menasehati Hati

    Djuwira melihat kerusuhan itu dan segera menerobos kerumunan. "Halo, maaf! permisi!" Tak hanya Djuwira, anak buah keluarga Matsumoto yang lain ikut menertibkan. Key dan Djuwira bergegas menuju mobil dan Key pun segera naik. Djuwira menyusul dan langsung tancap gas. Embusan napas Key di balik wajah tegangnya bisa dilihat oleh Djuwira dari spion. Dia tidak berani menanyakan apa pun saat kondisi seperti ini. "Terima kasih sudah membantuku," katanya. "Oh, iya, Tuan. Sudah tugasku melakukannya. Apa Tuan terluka?" tanya Djuwira. "Tidak, hanya saja aku tidak suka bau mereka. Bau badan salah satu dari mereka tadi menusuk hidungku," sahutnya. Djuwira menahan tawa karena memang dia juga merasakan tadi. "Mereka bekerja keras demi mendapatkan informasi. Panas-panasan menunggu Tuan." "Hum, jadi kau tahu mereka di sana sejak tadi?" Key menginterogasi. "Tidak, Tuan. Kalau aku tahu, sudah aku tutupin Tuan dari dalam pakai jaket, masker dan topi," jawab Djuwira. Key langsung tersenyu

  • Gadis Tompel Kesayangan Tuan Muda   Bab 53. Hadiah Pagi yang Manis

    Keesokan harinya di rumah Key. Djuwira sudah bersiap menjemput bos sekaligus pria kesayangan yang semakin brutal menunjukkan rasa cintanya saat tidak ada yang melihat. Key menyambut kehadiran Djuwira dengan romantis. "Pagi, Sayang!" ucapnya mengejutkan Djuwira dan dihadiahi sebuah kecupan lembut tanpa diminta. Djuwira tersipu malu, memegang pipinya yang masih merasakan hangat sentuhan Key. "Tuan ... kenapa udah main serang aja pagi-pagi begini?" Key menatapnya dengan pipi menanjak akibat senyuman manisnya. Dia mengusap rambut Djuwira dan melihat kondisi wanita kesayangannya. "Apa kau mau lebih dari itu?" "Eh, tidak-tidak ... cukup, Tuan!" Djuwira menggeleng cepat. "Makanya jangan pernah tolak sesuatu yang kuberikan." Key mengeluarkan sesuatu dari kantongnya kemudian meminta Djuwira memejamkan mata. "A-Ada apa, Tuan? kenapa Tuan menyuruhku tutup mata?" tanyanya. Key mengusap muka Djuwira agar menuruti kemauannya kemudian meraih tangan gadis itu dan memasangkan sesuatu d

  • Gadis Tompel Kesayangan Tuan Muda   Bab 52. Penjelasan Key

    Key menggigit bibirnya saat mengejar Djuwira yang semakin menjauh. Hatinya berdebar keras, tercampur antara kekhawatiran akan keadaan Djuwira dan kemarahannya terhadap Uwais. Dia tahu bahwa ini bukan hanya tentang Djuwira, tapi juga tentang keputusannya sendiri.Saat akhirnya ia berhasil menyalip Djuwira dan menghentikan mobilnya di pinggir jalan, Key turun dengan cepat dan berlari menghampiri Djuwira yang berjalan dengan langkah cepat."Djuwira!" panggilnya, napasnya terengah-engah.Djuwira berhenti sejenak, tapi tidak menoleh. "Tuan, tolong jangan repot-repot. Aku baik-baik saja."Key mendekatinya dengan hati-hati. "Tolong dengarkan aku, Djuwira. Aku tahu ini semua terlalu cepat, tapi aku tidak bisa lagi menyembunyikan perasaanku. Aku mencintaimu, Djuwira. Harusnya aku tidak menyembunyikan masalah hatiku pada semua orang, tapi aku—"Djuwira akhirnya menoleh, matanya penuh keraguan dan ketidakpercayaan. "Tuan, bisakah kita bicara tentang ini nanti? Aku tidak ingin membuat masalah di

  • Gadis Tompel Kesayangan Tuan Muda   Bab 51. Kecemburuan Membuncah

    Dengan hati yang berat, Key memasuki mobilnya dan memulai perjalanan ke bar yang biasa didatangi oleh Key dan Uwais. Pikirannya dipenuhi dengan kegelisahan dan kekecewaan atas keputusan Djuwira. Dia merasa seperti segalanya berantakan di sekitarnya, dan dia tidak tahu bagaimana cara memperbaikinya. Di dalam mobil, Uwais berusaha menciptakan suasana yang lebih ceria. Dia bercerita tentang rencana-rencana mereka untuk malam itu, mencoba mengalihkan perhatian Djuwira dari keheningan yang tegang. Namun, Djuwira hanya menatap keluar jendela dengan ekspresi datar. "Djuwira, ada apa?" tanya Uwais. Ia pun terkejut dan menoleh. "Eh, enggak ada apa-apa, Uwais." "Apa ada masalah?" tanya Uwais lagi masih penasaran. "Gak ada, Kok! aku cuman ngerasa lelah." Uwais menghela napas. "Lelahmu akan hilang nanti saat tiba di sana. Teyamo adalah bar termewah dan juga asyik!" Djuwira tersenyum. "Apa di sana banyak laki-laki kesepian?" Uwais kaget mendengarnya. "Kenapa kau tanya itu?" "Hah

  • Gadis Tompel Kesayangan Tuan Muda   Bab 50. Key Meyakinkan Djuwira

    Di rumah usai pulang kerja. Djuwira melihat Maya datang dan membawanya ke kamar untuk berbincang.Dengan perasaan bahagia, Djuwira menceritakan masalah Key yang mencintainya. Namun, reaksi Maya justru berbeda."Buaya!" pekik Maya spontan."Eh, apa maksudmu, Maya?" Djuwira bingung."Dia hanya ingin pasang dua. Kau disembunyikan sementara si Sayuri diakui dunia. Ah, kau ini terlalu polos, Dju!"Djuwira mengerucutkan bibirnya. "Masa Tuan Key cuma mau mempermainkan aku?""Hei, Djuwira! namanya juga laki-laki. Mana ada yang menolak bangkai.""Maksudmu aku bangkai?"Maya cekikikan. "Dia menerima pertunangan dengan Sayuri, terus nanti kau diundang. Kau melihat mereka bertunangan, lalu kau disuruh berpikir kalau semua itu hanya bohongan?"Djuwira menelaah setiap ucapan Maya. "Katanya dia dendam sama Sayuri," sahutnya masih membela keyakinan hati."Dendam? kau tahu siapa Sayuri? anak konglomerat! mempertahankan hubungan dengan Sayuri jauh lebih menguntungkan daripada mempertahankan kau, Dju."

  • Gadis Tompel Kesayangan Tuan Muda   Bab 49. Disembunyikan Di Bawah Meja

    Di tengah-tengah kemesraan, tiba-tiba suara alarm pintu yang dikunci otomatis oleh Key terdengar. Ada yang berusaha membukanya dari luar. Qesya adalah pelakunya yang kaget saat mengetahui pintu dikunci. Dia berniat mengecek kegiatan bosnya bersama si cleaning service.. "Lho, kenapa dikunci? apa Djuwira sedang disidang habis-habisan sampai begitu privasi?" tanyanya sendiri, lalu berdecak heran. Dari ujung koridor, Qesya melihat Sayuri datang dengan jalan gemulainya yang khas. Qesya bisa membaca arah langkahnya ke ruangan Key. "Selamat siang," sapa Sayuri setengah ramah. "Siang, Bu!" sahut Qesya tersenyum palsu. Jujur dia malas sekali melihat saingannya datang. Mana ia merasa curiga pada Djuwira yang sudah terlalu lama di dalam, sekarang malah bertambah lagi beban pikirannya. "Keane, Mana?" tanya perempuan bergaun simpel warna medah muda itu. "Pak Keane di ruangan, tapi sepertinya sedang ada tamu," jawabnya. "Tamu?" Sayuri berdecak tawa kecil. "Buka pintunya," perintahnya

  • Gadis Tompel Kesayangan Tuan Muda   Bab 48. Panggilan Romantis

    Ketika Key keluar dari ruang peralatan, matanya mengawasi sekitar. Dia berharap tidak ada yang melihat. Ketika dia merasa aman, secepat mungkin langkahnya mengarah ke ruangan sendiri. Tiba-tiba Qesya muncul dari balik lemari. "Pak," panggilnya. Key sedikit gugup, tapi berusaha dia kontrol. "Ada apa, Bu Qesya?" "Ah, saya mencari Bapak dari tadi. Ini ada proposal yang baru masuk, boleh bapak cek dulu," jawab Qesya. "Ya, saya akan mengeceknya di ruangan," sahut Key, membawa berkas tadi menuju ruangan. Qesya bingung melihat tingkah gugup Key, tapi dia berusaha menepis pikiran negatifnya kemudian kembali bekerja. Tidak lama setelah itu, Djuwira pun berniat mengembalikan kunci tadi, tapi Uwais datang membawanya pergi. "Eh, kita mau ke mana, Pak?" tanya Djuwira heran. Banyak mata memandang ke arah mereka. "Makan siang, aku telat istirahat dan akan mengajakmu," jawab Uwais seenak hati. Dia tidak mengikuti aturan jam kerja kantor. Beberapa saat kemudian, di kafe. Djuwira su

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status