Share

Gadis pengubah takdir
Gadis pengubah takdir
Penulis: RubyLibrary

Prologue

Pada zaman dahulu tinggallah seorang Pangeran. Ia memiliki rambut dan mata yang berwarna emas. Ketampanannya membuat semua gadis di kekaisaran itu menjadikannya sebagai laki-laki idaman. 

Atlas de Emerald, ia memiliki sahabat kecil yang berasal dari kerajaan tetangga. Cynthia Khalanta Rasia, ia adalah Tuan Putri dari kerajaan Rasia. Mereka sudah bersama sejak kecil yang membuat perasaan Cynthia tumbuh pada Atlas.

Cynthia pikir hanya karena mereka sahabatan sejak kecil, itu membuatnya bisa memiliki Atlas dengan mudah. Namun, ia salah.

Atlas adalah Pangeran Mahkota di kekaisaran Emerald. Ia yang menjadi satu-satunya penerus kekaisaran Emerald membuatnya harus mentaati semua aturan yang ada tanpa terkecuali, termasuk dengan pernikahan.

Atlas bertunangan dengan anak perempuan pertama dari Duke Aretha. Dia adalah gadis muda yang begitu cantik dan memiliki keluarga yang sangat berpengaruh pada kekaisaran. Demi masa depan kekaisaran, Atlas pun mengikuti perintah Kaisar dan menikah dengan Putri Duke Aretha.

"Yang Mulia, Anda benar-benar akan melakukan pertunangan ini? Lalu bagaimana dengan Tuan Putri Rasia?"  tanya pemuda berambut merah tersebut.

"Tentu saja, semua demi masa depan kekaisaran," ucap Atlas tanpa keraguan.

Pemuda itu terdiam sejenak menatap tuannya. Sudah 10 tahun sejak dirinya mengikuti Atlas sebagai kesatria pribadi, bahkan setelah bertahun-tahun ia bersama dengan Atlas, ia masih tidak paham dengan isi pikiran tuannya itu.

"Yang Mulia, tolong kesampingkan masa depan kekaisaran. Bagaimana dengan perasaan Anda sendiri? Apa Anda benar-benar tidak memiliki perasaan pada Tuan Putri Rasia?" tanyanya lagi.

Kini Atlas terdiam. Ia mengalihkan pandangannya dari tatapan kesatria miliknya. "Tampaknya banyak yang salah paham dengan hubungan kami."

"Maksud Anda?"

"Aku dan Putri hanyalah teman masa kecil, tidak lebih. Aku yakin Putri pun paham dengan semua ini," balas Atlas dengan dingin.

Tak ada sinar di matanya yang menunjukkan keraguan. Semua kata-kata yang menyakitkan itu membuat Cynthia yang tengah menguping di balik tembok menitikkan air matanya. Ia menjatuhkan keranjang buahnya yang sengaja ia bawa untuk diberikan pada Atlas.

"Siapa di sana!?" teriak kesatria tersebut. Ia berjalan mendekat dan melihat ke balik tembok. Sayangnya ia hanya melihat keranjang dan buah yang sudah berserakan di bawah.

Kesatria itu berjongkok dan mengambil secarik kertas yang tertinggal. Ia segera menoleh pada Atlas yang berdiri kaku di tempatnya.

"Yang Mulia," panggil kesatria tersebut.

"Ayo pergi." Atlas segera berbalik tanpa membiarkan kesatrianya selesai meneliti raut wajah miliknya.

Di sisi lain, Cynthia tengah berlari sekuat tenaga di dalam lorong istana yang sepi. Di dalam keheningan itu, tangisnya pun ikut berhenti saat ia sampai di depan pintu kamarnya. Ia pun menyentuh ukiran yang terdapat di pintunya. Pikirannya berkecamuk mengingat apa yang terjadi pada kerajaannya. Dari awal, ia berada di sini karena perang yang terjadi di kerajaannya.

"Atlas, aku telah salah menganggapmu. Kau adalah rekan yang sangat baik. Maafkan aku, dan selamat tinggal."

Tubuh Cynthia pun memancarkan cahaya kemerahan, aura di sekitarnya berpusat padanya. Ujung tangannya yang menyentuh pintu kamar memunculkan sebuah lingkaran sihir dan menghisap udara di sekitarnya. Cynthia menoleh ke belakangnya sejenak, lalu ia pun masuk ke dalam lingkaran tersebut dan tak pernah muncul di kekaisaran lagi.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status