Share

Bab.3 Mengikuti

Aвтор: Pena khayalan
last update Последнее обновление: 2023-06-14 23:58:02

Seperti yang sering Gea lakukan dimalam hari Gea membantu gelandangan di jalanan memberi mereka makanan dan uang.

Ricard yang mengikutinya melihat bagaimana Gea memberikan bantuan selembar uang dan makanan untuk seorang gelandangan yang tidur di trotoar jalan.

Ricard yang sedang duduk di sofa didalam ruangan kerjanya, tersenyum mengingat bagaimana Gea memberikan perhatian kepada gelandangan tadi.

Tok...tok....pintu di ketuk dari luar.

"Masuk!"kata ricard.

"Selamat siang tuan, ini orang yang akan jadi asisten pribadi tuan.

Ricard melihat ke orang yang di maksud, seorang pria dengan wajah bulat bertubuh gemuk berwajah garang.

"Aku ingin gadis yang kemarin!"kata Ricard dengan ekpsresi wajah datar.

"Aku lebih hebat dari gadis itu tuan, aku akan menjagamu tuan!"kata pria gemuk itu.

Ricard mengelengkan kepala dan berkata"Aku hanya ingin gadis itu jadi asistenku." Ricard menunjuk pintu sebagai isyarat menyuruh keluar, kedua orang itu saling bertatap muka kemudian meninggalkan ruangan Ricard.

******

Gea sedang menungu taxsi, sebuah mobil secara pelan berhenti didepanya, pemilik mobil keluar melepas kaca mata hitamnya lalu menyapa "Mau kemana nona?"Ricard bertanya sambil melepas kaca matanya.

Gea melihat Ricard hanya tersenyum miring, Ricard melihat senyuman itu dan juga sikap acuh tak acuh Gea.

"Apa kau sudah tak ingat siapa aku!"kata Ricard mendekati Gea, yang langsung menyetop sebuah taxsi Gea naik tak menghiraukan sapaan Ricard sedikitpun.

Ricard yang melihat itu mengepalkan tangannya kesal, secepatnya masuk ke mobil dan mengikuti taksi tersebut.

Gea masuk ke ruang di mana adiknya dirawat.

"Ka Gea datang!"senyum adiknya mengembang.

"Sisi bagaimana keadaanya suster?"tanya Gea kepada suster yang tengah memeriksa adiknya.

"Keadaan Sisi sudah membaik, kamu tenang saja, hanya kakinya masih lumpuh, tapi jika rutin terapi dan minum obat dia akan segera sembuh."kata suster menjelaskan.

"Sisi dengar kata suster, jangan telat minum obat!"Gea menasehati adiknya.

Suster keluar meninggalkan ruangan rawat Sisi.

Ricard mendengar semuanya, dia hendak menghampiri Gea, namun tidak jadi takut Gea masih marah dan membuat keributan di rumah sakit.

Telepon Gea berbunyi, Gea keluar ruangan dan menerima telepon.

"Hallo iya Bi, ada apa?"kata Gea bertanya.

Ricard masih berdiri di tempat yang agak jauh dari pintu masuk, melihat Gea tampak serius berbincang di telepon.

"Baiklah aku segera pulang!"Gea mengakhiri panggilan suara, dan berjalan kembali ke ruangan tempat Sisi di rawat.

Ricard segera bersembunyi saat Gea masuk dia tidak ingin Gea mengetahui kalau dia mengikuti sampai rumah sakit.

Gea pulang kerumahnya, sampai di sana Gea melihat ayahnya sedang memainkan pistol plastik di tanganya.

"Gea sudah pulang!"sapa si bibi dari dapur.

"Iya Bi! kenapa Bibi tiba-tiba mau pulang kampung?"gea menjawab sekaligus bertanya.

"Gea bibi minta maaf, ayahmu kambuh lagi, obatnya sudah habis."jawab bibi.

"Aku akan beli obatnya, bi tapi kenapa bibi tiba-tiba ingin pulang, tanpa memberitahuku sebelumnya!"kata gea lemas.

"Tadi ayahmu memukul orang sambil memaki."kata Bibi menceritakan kejadian tadi sore.

"Selain itu tadi anak tertua saya di kampung menelpon menyuruh pulang secepatnya karena adiknya yang bungsu sakit."lanjut Bibi menjelaskan.

"Bi, saat ini aku butuh tenagamu Bi, aku akan bayar dua kali lipat asal Bibi mau bertahan beberapa hari lagi."ucap Gea memohon.

"Maaf non Gea, ini bukan masalah gaji saya, tapi ini menyangkut anak kandung saya."kata Bibi menunduk, pertanda memohon juga.

"Baiklah kapan Bibi akan berangkat?"akhirnya Gea menyerah membujuk bibi.

"Besok pagi Non."jawab Bibi.

***

Gea keluar rumah hendak menghirup udara segar, saat keluar dia melihat kedatangan Frans.

"Hai Gea! mau kemana?"sapa frans sekaligus bertanya.

"Ada apa kamu kemari?"Gea balik bertanya.

"Aku hanya ingin bertemu ayahmu!"jawab Frans.

"Apa kamu tidak tau ayahku sedang kumat, jadi lebih baik batalkan niatmu,"kata Gea memberi tahu Frans.

Frans mendengar suara ayah Gea seperti memarahi seseorang.

"Dia terus melemparkan barang-barang dan mencaci, Bibi sudah tak mampu lagi menghadapi kelakuanya!"butir bening mulai mengalir membasahi pipinya.

"Apa!"seru Frans bercampur kaget.

Ricard yang menguping mendengar pembicaraan Gea dan Frans.

"Aku tak tau harus mencari pengasuh kemana dalam waktu secepat ini! aku harus membeli obat sekarang!"gea menghapus air matanya.

"Kalau begitu aku akan tetap di sini, sampai kamu pulang,"kata Frans.

"Bahkan bila perlu aku akan mengasuh ayahmu sampai kamu menemukan penganti Bibi!"lanjutnya.

"Apa kamu sanggup?"Gea bertanya karena merasa ragu.

"Sebenarnya saya sering datang main kesini saat kamu tidak di rumah, jadi jangan khawatir aku lelaki dan lebih bertenaga dari Bibi, pergilah beli obatnya, aku tunggu di sini!"kata Frans.

****

Gea menjalani profesinya sebagai penyanyi caffe di malam hari, di sana Ricard melihat Gea dari meja tempatnya minum.

Gea menyanyikan lirik lagu mengambarkan suasana hatinya saat itu.

Di meja yang lain Frans bersama Ziko juga sedang minum.

"Bagaimana apakah sudah berhasil tips yang aku berikan?"Ziko melihat ketempat dimana Gea sedang bernyanyi.

Frans mengelengkan kepalanya, Ziko yang tak tau arti gelengan kepala Frans, menutup mulutnya dengan kedua telapak tangan, merasa tidak mungkin.

"Apa sebabnya?"ziko bertanya karena penasaran.

"Sudah jangan di bahas lagi."frans tak mau menceritakan kejadian kemarin malam.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Gadis pujaan hati tuan presdir   Bab.13

    Di rumahnya, Frans di temui oleh Sinta asisten Ricard, yang sengaja dibayar untuk mengoda Ricard, agar Gea cemburu. Selain itu Frans juga tak mau kalah, dalam persaingan bisnis, oleh Ricard."Tugasku sudah berhasil, sekarang aku mau bayaranku." Kata Sinta menadahkan telapak tangan, di hadapan Frans."Ck! dasar perempuan jalang," ucap Frans dengan nada mengejek."Ini, ambil di dalam kartu ATM ini ada uang 500 juta, itu bayaranmu, sudah selesai!" kata Frans memberikan sebuah kartu ATM berwarna Gold ke tangan Sinta."Hh! 500 juta katamu. Apa perjuanganku selama ini hanya dihargai segini?" kata Sinta menunjukan kartu ATM yang baru saja di berikan Frans."Lalu, kamu ingin aku membayar mahal? Hei_ wanita murahan sepertimu, pantas mendapatkan harga segitu." kata Frans mengangkat rahang Sinta dengan kasar, kemudian, melepasnya kasar."Awas saja kamu, akan aku ceritakan semua, tentang siasatmu menjebak Gea agar selalu bergantung, dengan bantuanmu." Ancam Sinta dan melemparkan kartu ATM GOL

  • Gadis pujaan hati tuan presdir   Bab.12

    Frans dan Gea sudah tiba di lokasi yang di kirimkan Ziko. Gea turun dari mobil, dan segera menghampiri ayahnya yang sedang berdiri bersama Ziko di samping mobil."Ayah, kenapa selalu membuat Bibi susah," keluh Gea."Sudahlah, mau kamu marahi juga percuma Gea," kata Frans."Ayo masuk mobil," Gea membuka pintu dan menyuruh ayahnya masuk ke dalam, kemudian, menutup pintu Frans berdiri di belakang Gea, saat tubuh Gea berbalik wajah mereka hampir bersentuhan, aroma maskulin yang menguar dari tubuh Frans, sejenak di hirup oleh Gea sebelum hilang dibawa angin."Hei! biasa aja bukanya sudah sering kamu menolakku?" kata Frans."Maaf," Gea memalingkan wajahnya."Untuk hari ini, aku akan menemanimu. Kemanapun dan apapun yang kamu mau dariku, akan aku turuti," kata Gea, sambil, menarik nafasnya."Yakin?" tanya Frans ragu, karena sifat Gea yang plin plan, Frans seakan tak percaya."Yakinlah, aku janji." jawab Gea mengangkat kedua tanganya dengan dua jari, Fiks.Frans tersenyum, dan masuk ke mobil

  • Gadis pujaan hati tuan presdir   Bab. 11

    Seorang lelaki membuka sebuah kamar kost untuk Gea."Silahkan, beginilah keadaan kost kami." pria itu mempersilahkan Gea masuk.Gea melihat sekeliling dan menatap langit-langit ruangan 4×6 itu menurutnya itu tidak terlalu buruk, ruangan yang terlihat bersih dan juga rapi, Gea berjalan masuk."Baiklah saya pilih kamar yang ini, ini uang sewa sebulan." kata Gea menyerahkan beberapa lembar uang kepada pria itu."Terimakasih Nona, semoga betah tinggal di kost ini." katanya setelah menerima uang dari Gea."Sama-sama," jawab Gea ramah."Kalau begitu saya tinggal ya." kata pria itu berpamitan lalu keluar dari kamar Gea.Gea membawa kopernya masuk dan menutup pintu, kemudian duduk di sebuah sofa yang ada di sudut ruangan kamar kost barunya kini.*****Frans sedang bermain piano di ruangan tengah rumah mewah milik keluarga besarnya, yang kaya raya dan juga orang terpandang di kotanya. Seorang wanita sexsi datang dengan maps di tanganya."Tuan Frans, ini adalah hasil kerja keras saya." katanya

  • Gadis pujaan hati tuan presdir   Bab.10

    Pagi ini Gea berangkat kerja sedikit lambat dari biasanya, akibat pengaruh alkohol tadi malam.Di kantor Ricard sedang memeriksa file yang diantarkan asisten Gea."Bos mau saya buatkan kopi?" kata asisten itu menawarkan kopi untuk Ricard."Boleh, tolong buatkan untukku." jawab Ricard."Baik, Bos." asisten itu segera meminta OB mengantarkan kopi ke ruangan Ricard.Tak perlu waktu lama suara ketukan dari luar, asisten itu membuka pintu dan mengambil gelas kopi itu, dia mengeluarkan sebuah bungkusan kecil kemudian membuka bungkusan kecil itu dan memasukan serbuk dari dalam bungkusan itu ke dalam gelas kopi, setelah itu diaduknya."Ini kopinya Bos!" ucapnya meletakan gelas kopi."Terimakasih." Ricard meminum kopi itu.Sekitar lima menit setelahnya Ricard merasakan tubuhnya gerah kepalanya agak pusing. Melihat itu si gadis asisten tersebut tersenyum, 'akhirnya!' pikir gadis itu."Bos, kenapa? pusing saya bantu pijitin ya." katanya lalu memijit pelipis Ricard dengan kedua jarinya."Kok, ger

  • Gadis pujaan hati tuan presdir   Bab.9

    Ricard mengejar Gea, berusaha memberi penjelasan."Gea tunggu! Aku bisa jelaskan"teriak Ricard sambil mengejar keluar. Gadis yang bersamanya tadi, tersenyum licik."Kejar saja gadismu itu ck," ucapnya berdecih.Asisten yang tadi melihatnya sadar kalau ini rencana gadis itu, hanya mengelengkan kepalanya.Ricard terus berlari hingga nafasnya terengah-engah, dia berhenti di pinggir jalan sambil berteriak."Gea dengar dulu penjelasanku." Ricard tertunduk dengan kedua tangan di lututnya.Gea yang sengaja bersembunyi di samping mobil, berjalan pelan dan berdiri di belakangnya."Ehem! anda mencari seseorang tuan?" suara deheman Gea membuat Ricard membalikan tubuhnya, saat melihat siapa yang berdehem Ricard tersenyum dan segera berlari memeluknya.Gea tak menolak pelukan Ricard, karena sedari keluar dari Restoran tadi sebenarnya Gea berjalan ke parkiran mobil. Namun, karena dia melihat Ricard yang mengejarnya dia bersembunyi di belakang mobil, karena kasihan melihat Ricard yang terus berteri

  • Gadis pujaan hati tuan presdir   Bab.8

    "Pagi Gea, sebelum berangkat sudah sarapan belum?" Sebuah boneka hello kitty sangat besar, saking besarnya hingga tak terlihat siapa yang ada di balik, boneka itu."Aku belum sarapan, karena kekasihku tak menemaniku," kata Gea sengaja bernada manja.Seorang gadis di sebelah meja Gea mengerucutkan bibirnya, seakan tidak senang, melihat Ricard sang presdir muda yang tampan itu menyapa Gea."Hei, ini kantor jangan manja lanjut kerja!" kata Ricard mendadak galak.Gea memicingkan matanya, sedangkan Ricard bergaya seolah acuh, kemudian berjalan, melewati Gea."Hai! Baby!" Ricard menyapa gadis di sebelah Gea, dengan senyuman yang mampu membuat Gea cemburu.Ricard melihat ekpresi wajah Gea, sengaja dia meraih tangan wanita itu dan menciummya, jelas saja itu mbuat Gea geram.Tok! Tok! suara meja diketuknya perlahan seolah memberi peringatan, Ricard yang mengerti arti ketukan itu berjalan mendekat, sambil berbisik."Kalau cemburu, segera ikut ke ruanganku!"Bisikan itu samar-samar terdengar.Ric

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status