Share

Bab.4 kebersamaan

berada di pelabuhan sendirian, sedang berdiri menatap ombak yang saling berkejaran menghempas batu karang demi mencapai tepian laut.

Kedua matanya tampak meneteskan air fi kedua pipinya sebagai tanda dirinya tengah meratap nasib yang telah di alami kemarin malam, rasa lelah sudah pasti tak dapat di ungkapkan dengan untaian kata.

Setelah merasa suasana hatinya sedikit membaik, Gea kembali ke rumah.

Sampai di rumah Gea membuka pintu perlahan dan menutupnya kembali.

Frans yang mendengar pintu ada yang datang sudah tau bahwa itu Gea, Frans keluar dari kamar ayahnya Gea.

Gea menatap Frans dengan tatapan yang sulit di tebak oleh Frans.

Plaaak! Gea menampar pipi Frans, tatapan yang tadinya segera berubah menjadi tatapan benci.

Frans memegangi pinya yang merah karena di tampar Gea.

"Cepat pergi dari rumahku, atau aku akan mematahkan tanganmu!"Gea berteriak keras dan mendorong tubuh Frans.

Tentu saja Frans tau kenapa Gea mendadak marah.

"Gea maafkan aku, aku mencintaimu tolong mengerti kenapa aku melakukan semua itu!"Frans mencuba menenagkan Gea, dengan memeluk tubuh Gea.

Ayah Gea keluar karena mendengar Gea berteriak.

"Ada apa Gea? kenapa kamu berteriak?"ayahnya bertanya.

"Papa!"Gea berseru.

Frans yang sedang memeluk Gea melepaskan pelukannya.

"Apa yang kamu lakukan hingga Gea berteriak?"tanya dengan tatapan menyelidik kearah Frans.

"Eh, aku nggak apa-apai Gea om, tadi kami hanya becanda, iyakan Gea."Ucap Frans melihat Gea, karena tak ingin ayahnya tau apa yang sebenarnya terjadi, Gea mengangukan kepalanya.

"Om tunggu di sini aku ambilkan minum,"kata Frans, dan pergi ke dapur.

Frans membawa segelas air putih dan memberikanya kepada ayah Gea.

Setelah menerima gelas yang berisi air putih ayahnya Gea kembali ke kamarnya.

Keduanya saling menatap, Frans yang tadi ingin menjelaskan pada Gea, meraih lengan Gea dan memintanya duduk.

"Gea semuanya tak seperti yang kamu pikirkan, aku memang menaruh obat perangsang di minumanmu, karena aku ingin kamu seutuhnya aku miliki, sungguh aku mencintaimu Gea!"Frans meyakinkan Gea untuk percaya.

"Apa katamu cinta? bukanya itu hanya nafsu, kau hanya mau menuntaskan hasratmu,"Gea tak terima.

"Aku sudah tiga tahun menjadi pacarmu Gea, aku setia tapi kenapa kamu tidak mengerti apa yang aku inginkan!"kata Frans.

"Kenapa harus dengan cara begitu? apa itu cara kamu mencintaiku?"tanya Gea kecewa.

"Aku akan bertanggung jawab!"seru Frans.

"Aku tak mengerti,"Gea mengecilkan suara bicaranya sambil mengeleng-geleng.

"Lalu pria yang memukulku itu siapa?"Frans mulai menyinggung tentang lelaki yang telah menghajarnya kemarin malam.

"Bukan urusanmu!" kata Gea mengangkat wajahnya melawan tatapan Frans.

"Mulai sekarang aku tak ingin melihatmu datang kemari, pergi!"Bentak Gea menujuk pintu keluar, dengan kasar Gea mendorong belakang Frans.

Gea duduk di atas pembaringan di dalam kamarnya.

Drrttt.....handpone Gea bergetar, melihat layar ponselnya yang menyala Gea mengeser layar keatas, tanpa melihat nomornya.

"Hallo!"Sapa si pemanggil tersebut.

"Iya ini siapa?"Gea merasa asing dengan suaranya.

"Aku Ricard sang presdir yang ingin membantumu!"Katanya memberi tahu.

Gea menghela nafasnya, kenapa bisa kebetulan begini, batin Gea berbicara.

"Katakan apa yang ingin kamu lakukan."jawab Gea.

"Temui aku sekarang aku sedang menungumu."Ricard mematikan panggilan.

Ricard mengambil nomor handpone Gea sewaktu meraka berdua di hotel.

******

Gea tiba dimana Ricard berada, Ricard menyambut Gea dengan senyuman yang membuat Gea merasakan detak jantungnya lebih cepat dari biasanya.

"Silahkan duduk,"ucap Ricard penuh perhatian.

"Terimakasih, apa maksud semua ini?"tanya Gea.

"Percayalah aku hanya ingin membantumu,"Ricard meyakinkan Gea.

Tak berapa lama Frans datang menhampiri mereka berdua.

"Frans kupikir kamu tidak datang, kenalkan ini pacarku,Gea!'Ricard memeluk dan mencium kening Gea.

Frans menjukan raut wajah tak suka,"Baiklah jika hanya itu yang perlu di katakan." Frans berlalu pergi dengan hatinya yang kesal.

Gea dan Ricard tersenyum bersamaan.

"Maaf, aku sengaja membuat pria sepertinya menjauh darimu."Ucap Ricard.

Mereka berdua duduk kembali, Ricard meraih tangan Gea, dan mengegamnya.

"Gea, aku menyukaimu dari pertama kali bertemu!"Ricard mengungkapkan perasaan kepada Gea.

Gea menatap wajah Ricard, dengan detak jantungnya yang semakin kencang.

"Apa aku harus menjawab?"tanya Gea sedikit tenang.

"Terserah kamu mau jawab sekarang atau kapan, aku hanya ingin kamu tau sejak saat setelah kompetisi itu aku semakin tertarik padamu!"Ricard berkata jujur.

Gea meraih gelas, dan meminumnya susana hatinya kirang baik Gea memutuskan untuk tidak menjawabnya sekarang.

*****

Ricard keluar dari dalam mobil, dan menyapa Gea yang sedang berjalan keluar dari sebuah gang kecil tempat tinggalnya.

"Gea!"Ricard melambaikan tangan di iringi senyuman.

"Hai, Ricard!"Gea membalas lambaian Ricard, dan menghampirinya yang berdiri di samping mobilnya yang berhenti di pinggir jalan.

Ricard membukakan pintu di samping kemudi untuk Gea.

Mobil melaju meninggalkan tempat itu.

"Gea ku minta berhentilah merampas dan memeras orang lain, aku akan senang jika kamu melibatkan aku untuk membantu geladangan di jalanan."pinta Ricard kepada Gea.

Gea menghela napasnya,"Kalau tidak dengan cara itu aku tak punya uang banyak untuk membantu mereka!"jawab Gea.

Mereka berdua keluar dari mobil, Ricard memberikan Gea masker untuk menutup mulutnya sebelum memberi makanan dan uang untuk gelandangan yang tidur di sembarang tempat.

Gea melihat seorang gelandangan yang sudah tua tengah mengigil karena kedinginan, menghampiri dan melepaskan switernya, dan menyelimuti gelandangan itu, Ricard meberikan tiga lembar uang kertas berwarna merah kepadanya.

Gea melihat wajah Ricard dengan senyum mengembang di bibirnya.

Ricard melepas jaketnya dan memakaikan untuk Gea.

"Biar nggak masuk angin!"kata Ricard tersenyum.

Keduanya bernyanyi di caffe kali ini Ricard tampak duduk berhadapan dengan Gea.

Sambil memetik gitar Ricard tersenyum ke arah Gea yang asyik menyanyikan lagu asmara, liriknya yang mengambarkan susana hatinya.

Tepuk tangan dan teriakan penonton terdengar lebih keras dan nyaring tak seperti biasanya.

Membuat suasana caffe semakin ramai dari sebelumnya.

Frans yang melihat adegan itu menunjukan ekspresi wajah tak suka, membuat Ziko harus untuk bertanya.

"Ada apa denganmu?"tanya Ziko.

"Aku tak suka Gea dekat denganya!"Frans meminum anggur dari gelas yang sejak tadi hanya di penggang saja.

"Apa yang bisa kubantu?"tanya Ziko.

"Ikuti pria yang bersama Gea, cari kesempatan bagus untuk menghabisinya."kata Frans, memberitahu keinginan untuk menyingkirkan Ricard

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status