Share

324. Rigen Goyah

Penulis: Lil Seven
last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-02 22:19:15

Rigen duduk di ruang kerja malam itu, lampu meja menyinari wajahnya yang penuh garis tegang. Sejak Ariella menutup pintu kamar dengan keras tadi siang, pikirannya tidak pernah tenang. Kalimat Ariella berputar terus di kepalanya:

> “Kalau kamu nggak percaya, jangan pernah sentuh aku lagi, Gen.”

Ia memijat pelipis, lalu menghela napas berat. Tapi di sisi lain, bayangan Lily yang menangis dan memohon-mohon seolah tak mau mengganggu juga menempel erat. Ia bimbang—siapa yang harus dipercaya?

Tok! Tok! Tok!

Pintu diketuk pelan. Lily masuk membawa nampan kecil berisi sup hangat. Senyumnya lembut, matanya merah seolah habis menangis.

“Gen… aku khawatir kamu belum makan dari siang,” katanya lembut.

Rigen mendongak, menatapnya lama. “Kamu nggak perlu repot-repot, Lily. Aku bisa urus diriku sendiri.”

“Bukan repot, aku tulus.” Lily menaruh mangkuk di meja, lalu duduk di kursi seberangnya. “Aku tahu kamu lagi kacau. Ariella terlalu keras, kan? Aku hanya ingin kamu tenang.”

Nada suaranya penuh kasi
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
mir
INI CERITA APAAN SIH NJIR DIULANG2 MLU KALIMATNYA
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Gairah Berbahaya sang CEO: Ciumanku Membuatnya Bangun dari Koma   324. Rigen Goyah

    Rigen duduk di ruang kerja malam itu, lampu meja menyinari wajahnya yang penuh garis tegang. Sejak Ariella menutup pintu kamar dengan keras tadi siang, pikirannya tidak pernah tenang. Kalimat Ariella berputar terus di kepalanya:> “Kalau kamu nggak percaya, jangan pernah sentuh aku lagi, Gen.”Ia memijat pelipis, lalu menghela napas berat. Tapi di sisi lain, bayangan Lily yang menangis dan memohon-mohon seolah tak mau mengganggu juga menempel erat. Ia bimbang—siapa yang harus dipercaya?Tok! Tok! Tok!Pintu diketuk pelan. Lily masuk membawa nampan kecil berisi sup hangat. Senyumnya lembut, matanya merah seolah habis menangis.“Gen… aku khawatir kamu belum makan dari siang,” katanya lembut.Rigen mendongak, menatapnya lama. “Kamu nggak perlu repot-repot, Lily. Aku bisa urus diriku sendiri.”“Bukan repot, aku tulus.” Lily menaruh mangkuk di meja, lalu duduk di kursi seberangnya. “Aku tahu kamu lagi kacau. Ariella terlalu keras, kan? Aku hanya ingin kamu tenang.”Nada suaranya penuh kasi

  • Gairah Berbahaya sang CEO: Ciumanku Membuatnya Bangun dari Koma   323. Lawan, Riel!

    Pagi itu, Ariella duduk di balkon, tubuhnya masih terasa lemah setelah malam panjang bersama Rigen. Rambutnya berantakan, pipinya pucat, dan matanya sembab. Tapi ada sesuatu yang berbeda—bibirnya mengatup rapat, tidak lagi sekadar pasrah.Ia mendengar langkah mendekat. Aroma parfum Lily yang menyengat mendahului tubuh rampingnya. Wanita itu berdiri angkuh di depan pintu balkon, menyilangkan tangan, senyum menyeringai menghiasi wajahnya.“Pagi, Ariella,” sapanya manis, namun nadanya seperti pisau yang dilapisi madu. “Tidur nyenyak? Atau… terlalu lelah meladeni Rigen semalam?”Ariella menoleh perlahan, menatapnya tanpa ekspresi. “Apa yang kamu mau, Lily?”Lily mendekat, tumit sepatunya berketuk angkuh di lantai kayu. “Aku hanya mau mengingatkan. Kamu tahu kan, posisi kamu di sisi Rigen itu cuma sementara. Dia tetap balik ke aku, cepat atau lambat.”Ariella mengepalkan jemari di pangkuannya, menahan diri untuk tidak terpancing. Namun tatapan Lily yang penuh tantangan membuatnya akhirnya

  • Gairah Berbahaya sang CEO: Ciumanku Membuatnya Bangun dari Koma   322. Kepemilikan

    Ariella duduk di tepi ranjang, tubuhnya masih menyisakan bekas merah keunguan dari malam sebelumnya. Bibirnya kering, matanya sembab. Tapi begitu pintu kamar terbuka, langkah berat Rigen masuk tanpa mengetuk, semua udara di ruangan serasa tersedot keluar.“Apa kamu sengaja menghindariku?” suara rendahnya terdengar berbahaya, nadanya nyaris seperti geraman.Ariella menggertakkan gigi, berusaha berdiri meski kakinya gemetar. “Aku hanya… butuh waktu sendiri, Gen. Kamu terlalu jauh semalam.”Tatapan Rigen menggelap. Ia mendekat cepat, mencengkeram dagu Ariella hingga kepala gadis itu terpaksa menengadah. “Terlalu jauh?” gumamnya sambil menekan lebih keras. “Atau kamu memang sedang mencari alasan untuk lari ke orang lain?”“Jangan tuduh aku macam-macam!” Ariella mendorong dadanya, tapi tubuhnya justru semakin terperangkap di antara ranjang dan tubuh besar Rigen.Dengan kasar Rigen menjepit pinggang Ariella, mendekatkannya sampai dada mereka bertabrakan. “Kamu pikir aku nggak tahu? Tatapanm

  • Gairah Berbahaya sang CEO: Ciumanku Membuatnya Bangun dari Koma   321. Luka Yang Membakar

    Tangannya menyusuri rambut Ariella, turun ke leher, lalu ke punggung. Setiap sentuhan terasa penuh kesabaran, bukan paksaan. Ariella bisa merasakannya—Rigen sedang menebus rasa bersalah dengan cara yang paling jujur yang ia bisa. “Gen…” Ariella memejamkan mata, merasakan dekapannya semakin erat. Rigen menunduk, bibirnya menelusuri rahang hingga ke leher, meninggalkan jejak lembut. Tidak ada lagi cengkeraman kasar, hanya belaian dan ciuman yang membuat tubuh Ariella bergetar. Ia menahan desahan, tapi tubuhnya merespons, seakan sudah menunggu lama momen di mana Rigen memperlakukannya dengan cinta, bukan emosi buta. “Setiap inci dari dirimu… milikku,” bisik Rigen, suaranya rendah dan berat. “Dan aku akan menjaganya. Bukan menghancurkannya lagi.” Ariella membuka mata, menatap wajahnya yang begitu dekat. “Kau benar-benar menyesal?” “Lebih dari apapun,” jawabnya cepat, jujur. “Kalau aku bisa kembali ke hari itu, aku akan percaya padamu. Tapi sekarang aku hanya bisa berjanji, tidak

  • Gairah Berbahaya sang CEO: Ciumanku Membuatnya Bangun dari Koma   320. Rigen Sadar

    Rigen duduk di tepi ranjang, kepalanya tertunduk, jemarinya meremas rambut sendiri. Malam itu udara kamar seakan begitu berat, padahal hanya ada suara hujan yang mengetuk jendela. Ariella berdiri tidak jauh darinya, tubuhnya tegak, wajahnya tegas, namun matanya bergetar.“Kenapa kau tidak bicara sejak awal?” suara Rigen serak, terdengar seperti seseorang yang menanggung beban kesalahan besar.Ariella menghela napas. “Aku sudah bicara, Gen. Hanya saja kau tidak mendengarkan. Kau lebih memilih percaya pada orang lain, bukan aku.”Ucapan itu menusuk Rigen lebih dalam daripada seribu pisau. Ia mengangkat wajahnya, menatap Ariella dengan mata merah. “Aku bodoh. Aku terlalu terbawa emosi. Aku…” ia menggenggam udara, seakan mencari kata. “Aku takut kehilanganku padamu nyata. Jadi ketika mendengar kabar itu… aku langsung runtuh.”Ariella memalingkan wajah, menahan emosi. “Kau hampir menghancurkan aku dengan kecurigaanmu sendiri.”Keheningan panjang tercipta, hanya tersisa suara hujan. Hingga

  • Gairah Berbahaya sang CEO: Ciumanku Membuatnya Bangun dari Koma   319. Lily Terpojok!

    Malam itu hujan turun tipis, menetes di jendela kamar Ariella. Ia duduk di tepi ranjang, menatap layar ponselnya yang seakan jadi musuh terbesarnya. Pesan terakhir dari Rigen membuat dadanya terasa berat."Jangan keluar rumah tanpa izin. Aku tidak tahu siapa yang bisa dipercaya sekarang."Tentu saja Ariella paham maksud Rigen. Fitnah yang menyebar bukan hanya melibatkan dirinya, tapi juga beberapa anak buah kepercayaan Rigen. Ada tuduhan bahwa Ariella sering bertemu diam-diam dengan salah satu bawahan Rigen, membawa kabar dan rahasia keluar. Fitnah itu jelas menyakitkan, seolah-olah menuduhnya berkhianat.Namun yang lebih menyakitkan, Rigen tampak mulai goyah. Tatapan curiganya saat terakhir kali menelpon tadi masih tergambar jelas di benak Ariella.“Apa dia benar-benar percaya kalau aku tega menjualnya?” gumam Ariella lirih. Matanya berair, tapi ada bara kecil di balik kesedihannya.Di tempat lain, Rigen sedang duduk di sebuah ruang rapat hotel mewah di luar negeri. Lily berdiri di s

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status