Share

Bab 12 Buanglah Ini

Penulis: Lemon Flavored Cat
Mark Tremont sering memangkunya saat Arianne masih kecil, tapi dia tidak ingat sejak kapan dia merasa tidak nyaman dan canggung untuk duduk di pangkuan Mark Tremont.

Berada dalam posisi sangat dekat dengan Mark Tremont, dia bisa mencium aroma tembakau yang samar-samar tercium dari badannya dan juga aroma… alkohol -- dia minum lagi!

“Will Sivan sudah tidak ada, siapa kali ini? “Beriringan bersamamu, aku akan menua… katakan padaku, siapa yang menulis itu padamu?” Suara Mark Tremont terdengar sangat dingin.

Arianne Wynn terlalu takut untuk menjawabnya. Mark Tremont sudah ‘mengirim’ Will Sivan keluar negeri, jika dia mengakui kalau kado itu dia dapatkan dari Will Sivan, entah hal seperti apa yang akan Mark Tremont lakukan padanya? Dia bahkan tidak berani memikirkannya.

“Aku...aku tidak tahu…”

“Kau tidak tahu? Kenapa kau menyembunyikannya begitu hati-hati jika kau tidak tau siapa yang memberikannya padamu? Ari… kau sudah bersikap buruk…” Tangan Mark Tremont dengan santainya bertumpu pada pinggul Arianne, lalu kemudian dia menekan tangannya saat dia bicara padanya.

Arianne Wynn sangat tegang saat ini, seolah dia tidak tahu kapan dia akan runtuh. “Aku benar-benar tidak tahu…”

Mark Tremont berhenti menekannya, lalu dia menjulurkan kepalanya pada leher Arianne Wynn dan mengendus parfum dibadannya. “Kau tahu apa konsekuensi yang akan kau dapatkan jika ini terulang lagi.”

Dia tidak membiarkan Arianne pergi, bibir lembut dan tipisnya menyapu leher dan bahu Arianne. Jutaan pikiran memenuhi kepala Arianne, kemesraan seperti ini seharusnya hanya dilakukan dengan seseorang yang kau sukai. Sementara, Mark membencinya, tapi kenapa dia masih saja dia melakukan ini padanya?

Namun demikian, Arianne Wynn tetap diam mematung dan mematuhi setiap gerakan yang dia lakukan karena dia tidak berani mendorongnya. Saat dia baru saja mengira kalau Mark Tremont akan melangkah lebih jauh, Mark Tremont tiba-tiba mendorongnya, dengan nafas terengah-engah seolah dia sedang menahan dirinya.

Arianne menatap ke arahnya dengan bingung. Padahal, Arianne Wynn menunggu dengan cemas tentang apa yang akan Mark Tremont lakukan selanjutnya.

Tapi, Mark Tremont hanya mengambil kotak kado itu dan menyerahkannya pada Arianne, lalu dengan dingin dia memerintah, “Buanglah ini.”

Arianne mengerutkan dahinya. Apakah Mark Tremont ingin dia membuang kado itu dengan tangannya sendiri?

“Apakah aku harus mengulangi perkataanku?” Mark Tremont melotot, rasa kesal terlihat jelas di matanya.

Tanpa ragu-ragu dia dengan cepat mengambil kotak kado itu dan membuangnya ke tempat sampah. Saat dia menoleh kebelakang, Mark Tremont yang ada di belakangnya tersenyum tipis seolah merasa puas setelah melihatnya membuang kado itu ke tempat sampah.

Tentu saja berkat Mark Tremont, Arianne Wynn terlambat bangun keesokan harinya, walaupun dia sebenarnya tidak melakukan apa-apa padanya selain sentuhan mesra yang membuatnya bingung.

Kepala pelayan Henry sudah menunggu Arianne didepan pintu.

“Nona, aku akan mengantarmu ke sekolah. Tuan sudah…. membuang sepedamu.”

Arianne tidak berkomentar apa-apa soal sepedanya. Lagipula, sepedanya sudah rongsok dan tidak layak pakai lagi.

Saat mereka sampai di ujung jalan dekat kampus, Arianne meminta Kepala Pelayan Henry untuk menghentikan mobilnya.

“Paman Henry, disini saja sudah cukup. Hanya tinggal beberapa ratus meter saja. Aku akan jalan kesana.”

Kepala Pelayan Henry pun menepikan mobilnya.

“Baik, hati-hatilah kalau begitu. Hubungi aku kalau kau sudah selesai. Aku akan menjemputmu.”

Arianne berpikir sesaat. “Kalau begitu, tunggu aku disini saat sekolah selesai. Jangan menjemputku di depan kampus.”

Dia tidak ingin siapapun tahu tentang hubungannya dengan Mark Tremont. Menurutnya itu akan menjadi sebuah penghinaan mengingat status Mark Tremont yang tinggi.

Saat dia tiba di depan gerbang, seperti biasa, Tiffany Lane sudah menunggunya. “Mengapa kau telat sekali hari ini?”

“Aku bangun kesiangan.” jawab Arianne singkat.

Tiffany merangkul Arianne dan mereka pun berjalan memasuki kampus. “Tumben sekali kau bangun telat. Aku juga telat karena menunggumu tahu.”

Saat Arianne Wynn ingin mengatakan sesuatu, dia merasakan sakit pada perutnya.

Melihat Arianne tampak tidak sehat, Tiffany menariknya dan bertanya, “Ada apa?”

“Tidak ada apa-apa.” Jawab Arianne sambil menggelengkan kepalanya.

“Apa kau yakin? Haruskah kita ke ruang kesehatan dan memeriksanya?”

“Tidak usah, kita sudah terlambat. Ayo cepat.” Arianne pun menggandeng Tiffany berjalan menuju kelas.

Saat mereka tiba di kelas, Arianne sudah diselimuti keringat karena menahan sakit. Guru di studio memelototi Arianne dengan kesal. “Kalian datang terlambat saat kalian jelas-jelas tahu kalau akan ada kelas ya? Berdiri disana sekarang.”
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Restu Obet
ceritanya bagus dan menarik
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Gairah Berkuasa : Mempelai Wanita Tuan Tremont yang Berharga   Bab 1901 Cahaya Di UJUNG Terowongan

    Arianne sudah lama tidak mendengar nama itu, dia harus berpikir lama beberapa detik sebelum akhirnya mengingat wajahnya.Shelly-Ann Leigh… Dia pasti menghabiskan bertahun-tahun di rumah sakit jiwa, bukan? Hanya Tuhan yang tahu jika rambut wanita itu sekarang abu-abu dan putih seluruhnya.Ketika seseorang hampir mati, seseorang dapat berdiri untuk memaafkan semua sejarah di antara mereka—bahkan yang gelap, walaupun jika buku besar itu penuh—untuk selamanya. Jadi, Arianne menjawab, "Aku akan pergi denganmu. Tidak peduli apa yang terjadi, dia tetap ibumu."Mark sama sekali tidak mengharapkan jawaban itu darinya. Dalam keterkejutannya, dia membungkuk dan meninggalkan ciuman di bibirnya. “Aku tahu aku memilih wanita yang tepat sebagai istriku. Aku pikir kau tidak akan setuju untuk membiarkanku menemaninya selama hari-hari terakhirnya…”Arianne tidak menjawab apa-apa. Dia tidak begitu bodoh sehingga akan mencoba untuk menang dari seorang wanita yang hari-harinya terhitung jari. Tidak ped

  • Gairah Berkuasa : Mempelai Wanita Tuan Tremont yang Berharga   Bab 1900 Si Gagak Terbang Menembus Malam Tahu Ia Tidak Pernah Menjadi Bagian Si Putih Dan Si Emas

    Arianne mencibir. “Kamu keliru, nona kecil. Aku tidak akan cukup gila untuk membuat marah ibu dari pria yang kusuka jika aku jadi kau, Nak. Aku khususnya tidak akan mengatakan apa pun yang ber-IQ serendah itu juga. Biarlah aku benar-benar jujur ​​kepadamu: tidak seorang pun yang memiliki nama keluarga Leigh akan mendapat sisi baikku—yang terakhir gagal. Keras. Aku dapat menjamin bahwa kau akan meninggalkan kami dalam rentang waktu tiga hari. Jika aku kalah, kau bisa tinggal di sini selamanya. Ingin bertaruh? Aku menantangmu."Dia membiarkan ancamannya tergantung pada ucapan itu dan membalikkan kursi rodanya, meninggalkan wanita muda yang terhina itu.Kemarahan menyeruak dari Raven seperti gelombang gempa di sekujur tubuhnya. Dia hampir mengalami hiperventilasi, tetapi tepat sebelum menjadi tidak mungkin untuk dikendalikan, dia kembali dan mendesak dirinya untuk tenang. Dia punya perasaan bahwa meskipun dia pingsan saat itu juga, tidak ada yang akan menemukannya, bukan?Sekarang sete

  • Gairah Berkuasa : Mempelai Wanita Tuan Tremont yang Berharga   Bab 1899 Aku Belum Pernah Terbang Bersama Mereka, Aku Pernah Terjatuh Sendiri

    Melissa adalah tipe orang yang selalu mendesak segala sesuatunya menjadi semeriah mungkin. Dia melompat berdiri dan mengangkat cangkirnya, “Yo, semuanya! Mari bersulang untuk Cindy yang menjadi sepupu iparku!"Penonton menjawab dengan antusias dengan cangkir mereka di udara dan berseru—kecuali Raven, yang tetap duduk. “Aku memiliki tubuh yang sakit-sakitan. Aku tidak bisa minum. Maafkan aku."Senyumannya begitu kaku, wajahnya terlalu pucat. Sesuatu terlintas di mata Arianne sebelum dia menjawab, "Tentu."Setelah pesta pora memudar, Arianne mengarahkan kursi rodanya ke halaman. Penampilan luar dari rumah itu tampaknya telah membeku dalam waktu, itulah mengapa berada di sini membuatnya merasa sangat… aman.Tentu saja, itu terjadi meskipun Henry dan Mary meninggal. Pada akhirnya, waktu berlalu dan banyak hal berubah, karakter dan objek datang dan pergi, dan semua tahun yang hilang ini meninggalkan penyesalan yang tertinggal di belakang mereka.Arianne melihat siluet yang berdiri send

  • Gairah Berkuasa : Mempelai Wanita Tuan Tremont yang Berharga   Bab 1898 Sebagai Orang Asing, Sebagai Seekor Gagak Ditengah Kumpulan Angsa Putih

    Arianne meraih kedua tangan wanita cantik itu dan tersenyum. "Terima kasih! Astaga, bagiku… ini seperti kalian berdua bertambah tua dalam sekejap mata! Betapa cantiknya kalian berdua! Cindy, dimana kakakmu? Plato belum pulang?"Menyebut nama kakak tersayangnya membuat Cynthia cemberut. "Dia bilang dia akan pulang setengah bulan yang lalu—itu yang dia katakan. Siapa yang tahu apa yang sebenarnya dia lakukan? Lagipula, siapa yang peduli tentang orang tak berguna itu. Dia selalu seperti ini. Oh, um, cuacanya cukup panas. Kita mungkin sebaiknya masuk.”Arianne mengangguk dan menatap sekilas Aristoteles dengan pandangan gelisah. Tidak sekalipun anak itu terlihat seperti ingin berbicara dengannya... Mungkinkah ia sedang menghitung keluhannya dalam pikirannya? Mark dan Arianne sudah lama tinggal di Swiss; Hidup pasti sulit baginya sendirian.Butuh waktu sampai dia mencapai ruang tamu untuk akhirnya melihat Raven. “Millie, apakah ini adik perempuanmu?”Melissa dengan cepat melompat untuk m

  • Gairah Berkuasa : Mempelai Wanita Tuan Tremont yang Berharga   Bab 1897 Kembalinya Seorang Ratu

    Seluruh tubuh Aristoteles terpatung.Dia telah menunggu berita ini selama sembilan belas tahun. Seiring waktu berlalu, semangatnya meredup sedikit demi sedikit, perasaannya menjadi kebal, sampai pikiran itu tidak ada bedanya dengan ilusi. Tetapi hari ini, berita tentang hal itu menjadi kenyataan baginya dan menghempaskannya ke dalam pikiran yang bermacam-macam.Beberapa saat kemudian, dia akhirnya bergumam pelan, "Kapan... Kapan mereka akan kembali?"Jackson menutup jarak di antara mereka dan memberi anak muda itu tepukan ringan dan menenangkan di pundak. “Tidak secepat itu, aku yakin; bukan ketika ibumu baru saja siuman dan membutuhkan waktu untuk pulih. Dia tidur selama sembilan belas tahun, kau tahu. Jadi mungkin setelah dia cukup pulih untuk beberapa saat…” jawabnya. “Kita telah menunggu selama sembilan belas tahun untuk ini, bukan? Apa artinya menunggu sedikit lebih lama dibandingkan dengan itu? Hal terpenting yang harus kau lakukan adalah mengelola perusahaan dengan kemampuan

  • Gairah Berkuasa : Mempelai Wanita Tuan Tremont yang Berharga   Bab 1896 Ibumu Sudah Siuman

    Cynthia belum pernah menjalin hubungan sebelumnya, jadi dia tidak tahu apa itu cinta. Namun, ada satu hal yang pasti. Dia menyukai perasaan bersama Aristoteles dan bagaimana dia melindunginya sejak mereka masih kecil. Meskipun Aristoteles menjadi sedikit mendominasi dan "nakal", dia tidak terkejut olehnya. Sebaliknya, dia bahkan merasa sedikit terharu, yang terasa luar biasa.Tidak diketahui bagaimana mereka bisa sampai di tempat tidur, dengan nafas mereka yang berpadu. Terlepas dari satu hal terakhir, mereka telah melakukan hampir semua hal lain yang bisa dilakukan.Saat mereka akan melakukan hal terakhir, Aristoteles tiba-tiba berhenti dan membantu menarik selimut menutupi Cynthia. "Ayo tidur, selamat malam."Cynthia masih bingung dari sebelumnya. Dia tidak tahu mengapa Aristoteles tiba-tiba berhenti, dia juga tidak memiliki keberanian untuk bertanya padanya. Dia telah berjuang begitu lama sebelum meyakinkan dirinya untuk mengikuti arus…Keesokan harinya, ketika Cynthia bangun, A

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status