Beranda / Romansa / Gairah Cinta CEO dan Peramalnya / Bab 48: Semakin Menyatu Penuh Perasaan

Share

Bab 48: Semakin Menyatu Penuh Perasaan

Penulis: Aurelia Rahmani
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-08 04:54:39

Setelah selesai makan, Reza menatap Anya dengan penuh kelembutan. Tatapan itu begitu dalam, seolah ingin mengukir setiap detik kebersamaan mereka di dalam ingatannya.

"Kamu bahagia?" tanya Reza, suaranya lembut namun penuh ketegasan.

Anya tersenyum tipis, hatinya terasa hangat. "Aku... merasa tenang."

Reza mendekat, tangannya mengusap lembut pipi Anya. "Kalau begitu, jangan pergi ke mana-mana. Tetap di sisiku."

Anya menatapnya, menemukan kejujuran dalam sorot mata pria itu. Ia mengangguk pelan, lalu bersandar di dada Reza, menikmati momen kebersamaan yang terasa begitu berharga.

Malam itu, mereka hanya duduk berdampingan, menikmati keheningan yang terasa begitu hangat. Tidak ada kata-kata yang perlu diucapkan, karena dalam diam, mereka telah menemukan kebahagiaan.

**

Anya berbaring di atas kasur, masih merasakan hangatnya genggaman Reza. Tatapan pria itu begitu dalam, seolah ingin menyelami setiap inci dari perasaan yang kini menghubungkan mereka.

Reza berbaring di sampingnya, satu le
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 49: Malam Penuh Gairah di Apartemen Reza

    Reza semakin tidak bisa menahan diri. Nafasnya memburu, matanya menatap Anya dengan penuh gairah yang tak tertahankan. Anya merasakan getaran panas di tubuhnya saat Reza semakin mendekat, menariknya lebih erat ke dalam pelukannya."Anya..." suara Reza serak, napasnya hangat di kulit Anya.Anya hanya bisa menggigit bibirnya, matanya berbinar dengan perasaan yang semakin membara. Jantungnya berdebar keras saat Reza mulai mempercepat gerakannya, menyapu setiap inci tubuhnya dengan penuh kepemilikan."Reza..." bisik Anya dengan suara bergetar, tangannya mencengkeram punggung Reza, merasakan setiap otot yang menegang di bawah jemarinya.Reza semakin dalam, semakin cepat, seolah tidak ingin ada jarak di antara mereka. Anya merasakan sensasi yang begitu intens, membuatnya semakin larut dalam gelombang yang tak terbendung. Ia mencengkram erat lengan Reza, mendekatkan wajahnya ke dada pria itu, menikmati kehangatan dan kekuatan yang menyelimuti dirinya.Gerakan mereka berpadu dalam ritme yang

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-08
  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 50: Bermalam di Apartemen Anya

    Malam itu, Anya berdiri di depan cermin, menatap pantulan dirinya. Ia mengenakan gaun hitam sederhana, tetapi cukup elegan. Rambutnya ia biarkan terurai, sedikit bergelombang. Ada sesuatu yang berbeda dalam dirinya malam ini—perasaan yang bercampur antara harapan dan ketakutan.Ponselnya bergetar. Pesan dari Reza: "Aku sudah di sini. Aku tunggu."Anya menghela napas panjang sebelum mengambil tasnya dan melangkah keluar.Restoran tempat mereka biasa bertemu tidak terlalu ramai. Cahaya lampu remang-remang menciptakan suasana intim. Reza sudah duduk di meja pojok, mengenakan kemeja putih dengan lengan sedikit digulung. Ia terlihat santai, tetapi sorot matanya tajam, seakan menyelami pikiran Anya sejak ia masuk.Saat Anya duduk, Reza langsung menatapnya dalam."Kamu cantik malam ini," katanya pelan.Anya tersenyum tipis. "Terima kasih. Kamu juga terlihat... serius."Reza menyandarkan tubuhnya ke kursi. "Karena aku memang ingin bicara serius."Anya memainkan ujung serbet di pangkuannya. "T

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-08
  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 51: Apakah Menjadi Pilihan Kedua?

    Anya terbangun dengan cahaya matahari yang menyusup melalui tirai apartemennya. Matanya masih berat, tubuhnya terasa hangat, dan yang pertama kali ia sadari adalah tangan Reza yang melingkari pinggangnya, menariknya lebih dekat.Jantungnya berdetak pelan, tetapi perasaan itu terlalu dalam untuk diabaikan. Ia menoleh sedikit, melihat wajah Reza yang masih terlelap. Ada ketenangan di sana, sesuatu yang jarang ia lihat sebelumnya.Anya menatap langit-langit, pikirannya mulai berputar. Apa yang sebenarnya sedang terjadi di antara mereka?Reza menggeliat sedikit, matanya terbuka setengah. "Udah bangun?" suaranya serak karena baru saja terjaga.Anya mengangguk pelan. "Udah. Kamu?"Reza tersenyum kecil, lalu menarik Anya lebih dekat hingga wajah mereka hanya berjarak beberapa senti. "Kalau bisa, aku nggak mau bangun," bisiknya. "Biar aja begini terus."Anya tertawa kecil, tetapi di balik itu ada perasaan yang menusuk. Sampai kapan? Sampai kapan kita begini?Reza menatapnya lekat. "Aku serius

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-08
  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 52: Dalang di Balik Kematian Larasati

    Anya menatap Rio dengan waspada. “Apa maksudmu?” tanyanya, berusaha tetap tenang meski hatinya berdegup kencang.Rio melirik sekitar, memastikan tidak ada yang mendengar. "Bisa kita bicara di tempat yang lebih private?"Anya mengangguk dan mengajak Rio ke sudut restoran yang lebih sepi. Begitu mereka duduk, Rio langsung menatapnya serius.“Aku tahu kamu dekat dengan Reza, tapi ada sesuatu yang harus kamu ketahui,” katanya pelan.Anya menelan ludah. “Apa itu?”Rio menghela napas. “Kecelakaan Larasati… bukan kecelakaan biasa.”Mata Anya melebar. “Maksudmu?”Rio menggenggam tangannya di meja, seolah ragu untuk melanjutkan. “Ada banyak hal yang selama ini disembunyikan. Larasati tidak hanya pacar Reza, dia juga…” Rio terdiam sejenak, lalu melanjutkan dengan suara nyaris berbisik, “Dia terlibat dalam sesuatu yang lebih besar. Sesuatu yang berbahaya.”Anya semakin penasaran. “Apa maksudmu? Apa hubungannya dengan Reza?”Rio menatapnya dalam. “Aku tidak bisa menjelaskan semuanya sekarang. Tap

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-08
  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 53: Rahasia yang Terungkap

    Anya masih duduk di sofa apartemen Rio, tangannya mengepal di pangkuannya. Pikirannya penuh dengan pertanyaan yang tak kunjung mendapat jawaban yang bisa ia terima.Ia mengangkat wajahnya, menatap Rio dan Reza bergantian. “Nathan adalah ayahnya Larasati... Kenapa dia tega melakukan itu?”Rio menunduk, ekspresinya penuh emosi yang sulit diartikan. “Itulah yang membuatku muak, Anya. Ayah macam apa yang sanggup membunuh anaknya sendiri?”Reza yang sejak tadi diam, akhirnya berbicara. “Karena Larasati mengancam akan mengungkap sesuatu. Dan Nathan bukan orang yang bisa membiarkan rahasianya terbongkar begitu saja.”Anya menatap tajam ke arah Reza. “Rahasia apa?”Reza menghela napas dalam. “Aku belum tahu pasti. Tapi dari informasi yang aku dan Rio dapatkan, Nathan terlibat dalam sesuatu yang lebih besar dari sekedar bisnis. Ada hal gelap yang dia sembunyikan.”Anya menggigit bibirnya. “Tapi tetap saja… membunuh darah daging sendiri?”Rio menatap Anya lekat-lekat. “Kamu harus tahu, Anya. Na

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-08
  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 54: Kebenaran dan Ancaman

    Tante Sisca meletakkan cangkir tehnya dengan pelan, lalu menatap mereka dengan ekspresi serius.“Larasati menemukan sesuatu yang seharusnya tetap terkubur. Sesuatu yang membuat Nathan kehilangan kendali.”Anya merasakan jantungnya berdebar lebih cepat. “Apa itu, Tante?”Tante Sisca menarik napas panjang sebelum melanjutkan. “Nathan selama ini terlibat dalam ritual-ritual gelap. Dia bukan sekedar spiritualis biasa. Dia menggunakan ilmu itu untuk kekuatan dan kekayaan, bahkan melakukan tumbal manusia.”Rio mengepalkan tangannya. “Jadi, Larasati mengetahui ini?”Tante Sisca mengangguk. “Ya. Dia menemukan catatan-catatan rahasia Nathan. Dia membaca semuanya—tentang bagaimana Nathan mendapatkan kekuatannya, tentang orang-orang yang menjadi korban, dan yang paling mengejutkan…” Tante Sisca terdiam sejenak, lalu menatap mereka dengan tajam. “Larasati menemukan bukti bahwa Nathan sudah berencana untuk menumbalkannya.”Anya menahan napas, merasakan tubuhnya membeku. “Apa…?”Reza langsung berdi

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-08
  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 55: Petunjuk Baru

    Lift meluncur turun dengan cepat, tetapi jantung Anya berdetak lebih cepat lagi. Bayangan seseorang yang berdiri di lorong apartemennya masih tergambar jelas di pikirannya.Reza berdiri di sampingnya, wajahnya tegang. Begitu pintu lift terbuka di lantai dasar, ia segera meraih tangan Anya dan menggenggamnya erat."Kita tidak bisa pakai mobilku," bisiknya. "Mungkin sudah diawasi."Anya menelan ludah. "Lalu kita pergi ke mana?"Reza melirik ke luar pintu kaca lobi, memastikan keadaan aman sebelum menarik Anya keluar ke jalan. Mereka berjalan cepat menuju sudut jalan di mana sebuah taksi online menunggu.Begitu masuk ke dalam mobil, Anya menarik napas dalam-dalam. "Reza, kalau ini benar-benar Nathan, kenapa dia masih mengejarku? Bukankah dia sudah lolos selama ini?"Reza menggertakkan rahangnya. "Karena kamu terlalu dekat dengan kebenaran. Mungkin ada sesuatu yang dia sembunyikan, sesuatu yang belum kita temukan."Taksi melaju melewati jalanan Jakarta yang lengang di tengah malam. Anya m

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-08
  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 56: Jejak Misterius

    Reza membuka amplop dengan hati-hati. Anya menahan napas saat selembar kertas terlipat rapi keluar dari dalamnya. Tulisan tangan yang rapi namun penuh tekanan terlihat di atas kertas berwarna gading itu. "Jika kau ingin tahu kebenaran, temui aku di tempat Larasati menghilang." Anya menggigit bibir. “Tempat Larasati menghilang? Maksudnya di mana?” Reza berpikir sejenak, lalu matanya menyipit. “Jembatan tua dekat bukit. Itu tempat terakhir Larasati terlihat sebelum kecelakaan.” Jantung Anya berdebar semakin kencang. “Jadi kita ke sana sekarang?” Reza menatapnya dalam. “Ini bisa jadi jebakan, Anya.” Anya tahu itu. Tapi hatinya tidak bisa diam. Ini mungkin satu-satunya kesempatan untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada Larasati. “Kalau ini satu-satunya cara, aku akan datang,” ujar Anya tegas. Reza menghela napas, lalu menggenggam tangan Anya erat. “Kalau begitu, kita pergi bersama.” Hujan masih rintik saat mereka melangkah keluar, menuju malam yang penuh misteri. ** A

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-08

Bab terbaru

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 105: Bayangan Masa Lalu

    Farel akhirnya mengungkapkan, bahwa bertahun-tahun lalu saat Reza masih kuliah, ia pernah terseret dalam sebuah kasus bisnis gelap yang melibatkan penipuan investasi. Meskipun Reza saat itu akhirnya keluar dari lingkaran tersebut dan membenahi hidupnya, rekam jejak itu masih ada dan beberapa orang dari masa lalu itu mulai kembali muncul di Jakarta.“Aku tidak mengatakan Reza orang jahat. Justru dia keluar dari lingkaran itu dengan susah payah. Tapi aku khawatir, mereka yang dulu pernah terlibat bisa mencoba mendekati kalian lagi, bahkan memanfaatkan momen pernikahan kalian untuk balas dendam,” jelas Farel dengan serius.Anya terdiam lama. Pandangannya jatuh pada Reza, yang kini menunduk, wajahnya diliputi rasa bersalah.“Kenapa kamu nggak pernah cerita soal ini ke aku?” bisik Anya.Reza menghela napas dalam.“Aku takut kamu nggak bisa terima masa lalu aku. Aku ingin kamu melihat aku yang sekarang… bukan yang dulu.”Suasana menjadi hening. Namun beberapa menit kemudian, Anya menggengga

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 104: Badai yang Terlewati, Cinta yang Menguat

    Hari-hari Anya dan Reza semakin padat dengan persiapan pernikahan. Di tengah-tengah kesibukan itu, Reza sesekali mengajak Anya meluangkan waktu berdua untuk sekadar makan malam santai atau berjalan-jalan sore, agar mereka tak tenggelam dalam stres persiapan.Sementara itu, Rio, yang diam-diam memendam rasa kepada Anya sejak lama, mulai terlihat berbeda. Ia semakin sering menawarkan bantuan untuk segala hal, bahkan hal-hal kecil. Suatu sore saat mereka bertiga berkumpul untuk rapat vendor, Rio menatap Anya lebih lama dari biasanya. Rina, yang menyadari hal itu, menarik Rio ke samping setelah rapat.“Rio, kamu harus hati-hati dengan perasaanmu. Anya sudah akan menikah dengan Reza,” ujar Rina pelan tapi tegas.Rio menunduk, bibirnya menekan.“Aku tahu, Rin. Aku cuma… aku nggak bisa pura-pura nggak ada apa-apa. Aku suka dia, dari dulu.”Rina menepuk bahu Rio.“Kamu sahabat mereka berdua. Jangan rusak itu. Kalau kamu memang sayang Anya, kamu harus ikut bahagia lihat dia bahagia.”Rio meng

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 103: Restu dan Janji di Hadapan Orang Tua

    Anya tertawa pelan sambil menunjukkan pesan itu pada Reza.“Kayaknya sahabatku sudah nggak sabar ikut heboh.”Hari itu mereka kembali ke Jakarta dengan hati penuh rencana. Setibanya di apartemen, mereka langsung menemui orang tua Anya dan Reza. Kedua keluarga menyambut dengan suka cita dan mendukung rencana mereka sepenuhnya.Minggu-minggu berikutnya diisi dengan berbagai kesibukan. Reza menemani Anya memilih undangan, fitting kebaya akad, dan mencari tempat resepsi yang sesuai. Rio, meskipun menahan rasa di hati, ikut membantu menjadi koordinator tamu.Suatu sore di kafe langganan dekat apartemen, Rina, Anya, dan Rio berkumpul untuk membicarakan konsep dekorasi. Rina bersemangat menunjukkan moodboard yang sudah ia siapkan, sementara Rio diam-diam memperhatikan Anya dengan tatapan lembut.“Anya, kamu benar-benar bahagia sekarang, ya?” tanya Rio, suaranya tenang.Anya mengangguk penuh keyakinan.“Iya, Rio. Aku yakin Reza orang yang tepat untuk aku.”Rio mengulum senyum. Ia menunduk sej

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 102: Merangkai Masa Depan Baru

    Pagi itu, udara Bali begitu sejuk, seolah menyambut lembaran baru dalam hidup Anya dan Reza. Deburan ombak terdengar lembut dari kejauhan, menenangkan hati yang selama ini penuh ketegangan.Anya menatap ke arah balkon vila tempat mereka menginap. Reza sedang berbicara santai dengan Rio, keduanya tampak jauh lebih tenang dan damai setelah semua yang terjadi.Tak ada lagi bayang-bayang masa lalu. Tak ada lagi kejaran musuh ataupun ancaman kekuatan gelap.Anya tersenyum sendiri. Siapa sangka, perjalanan panjang penuh luka dan air mata ini akhirnya berujung pada ketenangan dan cinta sejati?Saat Reza menyadari tatapan Anya, ia segera menghampirinya dan menggenggam tangannya.“Kamu kelihatan tenang pagi ini.”Anya mengangguk pelan.“Setelah semua yang terjadi… aku rasa ini saatnya kita mulai merangkai masa depan yang baru.”Reza tersenyum, lalu menarik Anya perlahan menuju meja sarapan di taman kecil vila mereka. Meja itu sudah dihiasi bunga kamboja putih dan minuman segar khas Bali.“Pagi

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 101: Energi Terakhir Sang Guru

    Suasana pura kembali menegang. Langit di atas kepala mereka tampak mulai gelap, padahal matahari belum sepenuhnya terbenam. Awan hitam berkumpul, menciptakan tekanan udara yang menyesakkan.Anya dan Reza berlari kembali ke lingkaran pelindung, tempat Guru Adarma berdiri tegap meskipun napasnya sudah mulai berat. Lelaki tua itu menoleh ke arah mereka, tatapannya tajam namun penuh ketenangan.“Bram dan anak buahnya akan melancarkan serangan kedua,” kata Guru Adarma, suaranya dalam dan mantap. “Kali ini mereka tidak hanya mengincar liontinmu, Anya. Mereka ingin membuka gerbang dimensi yang akan membangkitkan kekuatan kegelapan yang selama ini tersegel.”Anya mengangguk pelan, mencoba menenangkan dirinya. Tangannya masih erat dalam genggaman Reza."Apa yang harus kami lakukan, Guru?"Guru Adarma tersenyum samar.“Percayakan segalanya pada keyakinan dan cinta kalian. Itu kunci terakhir yang bisa menetralisasi kekuatan mereka.”Sementara itu, dari sisi lain pura, Bram, Rangga, dan Rio telah

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 100: Ritual Perlindungan dan Serangan Malam

    Langit malam di Bali mulai gelap pekat. Aroma dupa dari Pura Guru Adarma semakin menyebar, membungkus suasana dengan keheningan dan kesakralan. Anya duduk bersila di dalam lingkaran pelindung bersama Reza dan Rio. Di hadapan mereka, Guru Adarma menutup mata, tangan beliau membentuk mudra kuno, mulutnya terus melantunkan mantra dengan suara stabil.Cahaya lilin di sekeliling mereka tampak bergetar. Liontin di leher Anya bersinar samar, rona keemasan menyelimuti tubuhnya perlahan. Energi perlindungan mulai terbentuk sempurna.Namun, di luar pagar pura, Bram, Rangga, dan Andre sudah memulai gerakannya. Andre mengeluarkan kain hitam bertuliskan aksara kuno yang telah dirapal mantra hitam."Begitu ini ditempelkan di gerbang, pagar pelindung pura mereka akan melemah," gumam Andre dengan suara serak.Rangga mengangguk. "Cepat, sebelum energi perlindungan mereka sempurna."Dengan cekatan, Andre menempelkan kain itu di pintu gerbang pura. Angin malam mendadak berhembus kencang, langit yang se

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 99: Petunjuk dari Bali

    Pagi itu, udara di Jakarta terasa lebih sejuk dari biasanya. Anya terbangun dengan perasaan sedikit lebih tenang setelah pesan suara dari Guru Adarma semalam. Ia segera menelepon Reza dan Rio, mengajak mereka bertemu di kafe langganan dekat apartemen.Saat mereka bertiga duduk bersama, Anya mengeluarkan ponselnya dan memutar ulang pesan suara itu. Suara Guru Adarma kembali menggema, membuat mereka semua saling pandang penuh arti.Rio mengernyit.“Kalau Guru Adarma sampai menghubungi, berarti ini bukan ancaman biasa. Beliau orang yang sensitif secara spiritual, kita harus anggap serius.”Reza mengangguk, wajahnya tenang namun penuh perhatian.“Anya, aku rasa kita perlu ke Bali lagi. Kita harus bertemu Guru Adarma. Mungkin beliau punya petunjuk yang bisa membantu kita menghadapi ancaman ini.”Anya menatap Reza, ada keraguan di matanya, tapi juga harapan.“Baik. Kita berangkat akhir pekan ini.”Sementara itu, Dimas tetap di Jakarta untuk menjaga pengamanan digital dan fisik mereka. Ia me

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 98: Bayang-bayang Ancaman

    Pagi harinya, udara Jakarta yang biasanya bising terasa semakin mencekam bagi Anya dan Reza. Meski berita besar sudah tersebar luas, mereka sadar — bahaya justru mulai mendekat.Di ruang tamu apartemen, Anya, Reza, Arman, Maya, dan Pak Surya duduk melingkar, mendiskusikan langkah selanjutnya. Ponsel Anya terus berbunyi — pesan dukungan, permintaan wawancara, dan… pesan ancaman anonim.Pak Surya menekankan, “Mulai hari ini, kita harus tingkatkan keamanan. Jangan bepergian sendirian. Kalau perlu, kita pakai jasa pengamanan pribadi untuk sementara waktu.”Reza menggenggam tangan Anya erat. “Aku gak akan lepas kamu. Kita lewati semua ini sama-sama.”Maya menimpali dengan tegas, “Aku sudah hubungi temanku yang di LSM. Mereka bisa bantu awasi dan beri perlindungan kalau situasi makin panas.”Sementara itu, di tempat lain, Bram dan Andre bertemu di sebuah vila tersembunyi milik salah satu kolega mereka. Wajah Andre gelap penuh amarah.“Kalau data ini terus tersebar, kita selesai. Kita butuh

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 97: Jejak yang Mulai Terbuka

    Setelah malam yang penuh ketegangan, pagi itu rumah Arman terasa lebih tenang. Anya duduk di meja makan, menatap secangkir teh hangat yang mengepul perlahan. Reza dan Arman duduk di ruang tamu, membicarakan langkah selanjutnya, sementara Maya sesekali melirik ke arah pintu jendela, masih dibayangi kecemasan.Reza bangkit dari kursi dan menghampiri Anya. Tangannya lembut menyentuh bahu perempuan yang dicintainya itu.“Kita sudah sangat dekat, Anya. Data dari Maya bisa jadi kunci utama untuk membuka semuanya,” ucapnya dengan nada yakin.Anya mengangguk pelan. “Aku tahu… Tapi aku masih penasaran satu hal, Reza. Kenapa Bram dan Andre begitu berani? Seolah-olah mereka tak takut dengan siapa pun.”Arman yang mendengar itu ikut bergabung. Ia menatap serius, lalu berkata,“Karena mereka punya orang dalam di lembaga hukum. Polisi, jaksa, bahkan beberapa petinggi bisnis yang melindungi mereka. Kalau kita mau menang, kita harus cari cara agar data ini sampai ke tangan yang bersih.”Maya tiba-ti

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status