Home / Romansa / Gairah Cinta CEO dan Peramalnya / Bab 47: Tenggelam dalam Perasaan

Share

Bab 47: Tenggelam dalam Perasaan

last update Last Updated: 2025-04-08 04:43:23

Reza menatap Anya tanpa berkedip, seolah memastikan bahwa yang ia lihat di matanya bukan sekedar bayangan keinginan sesaat. Jemarinya tetap menggenggam erat tangan Anya, memberi kesempatan untuk mundur jika memang itu yang diinginkannya. Tapi tidak ada penolakan. Tidak ada gerakan menjauh.

Anya menarik napas dalam, merasakan jantungnya berdetak liar di dada. Tubuhnya terasa panas, bukan hanya karena jarak mereka yang begitu dekat, tetapi karena sesuatu yang jauh lebih dalam—sesuatu yang selama ini ia tekan, tetapi malam ini tidak bisa lagi ia abaikan.

"Reza..." suara Anya nyaris bergetar.

Reza mengangkat tangannya, menangkup wajah Anya dengan lembut. "Aku di sini, Anya."

Dan sebelum Anya bisa membalas, bibirnya sudah diselimuti kehangatan. Reza menciumnya dalam, perlahan tapi penuh gairah. Tangannya merayap ke pinggang Anya, menariknya lebih dekat hingga tak ada lagi ruang tersisa di antara mereka.

Anya kehilangan kendali, tangannya terangkat sendiri, melingkar di leher Reza, membalas
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 48: Semakin Menyatu Penuh Perasaan

    Setelah selesai makan, Reza menatap Anya dengan penuh kelembutan. Tatapan itu begitu dalam, seolah ingin mengukir setiap detik kebersamaan mereka di dalam ingatannya."Kamu bahagia?" tanya Reza, suaranya lembut namun penuh ketegasan.Anya tersenyum tipis, hatinya terasa hangat. "Aku... merasa tenang."Reza mendekat, tangannya mengusap lembut pipi Anya. "Kalau begitu, jangan pergi ke mana-mana. Tetap di sisiku."Anya menatapnya, menemukan kejujuran dalam sorot mata pria itu. Ia mengangguk pelan, lalu bersandar di dada Reza, menikmati momen kebersamaan yang terasa begitu berharga.Malam itu, mereka hanya duduk berdampingan, menikmati keheningan yang terasa begitu hangat. Tidak ada kata-kata yang perlu diucapkan, karena dalam diam, mereka telah menemukan kebahagiaan.**Anya berbaring di atas kasur, masih merasakan hangatnya genggaman Reza. Tatapan pria itu begitu dalam, seolah ingin menyelami setiap inci dari perasaan yang kini menghubungkan mereka.Reza berbaring di sampingnya, satu le

    Last Updated : 2025-04-08
  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 49: Malam Penuh Gairah di Apartemen Reza

    Reza semakin tidak bisa menahan diri. Nafasnya memburu, matanya menatap Anya dengan penuh gairah yang tak tertahankan. Anya merasakan getaran panas di tubuhnya saat Reza semakin mendekat, menariknya lebih erat ke dalam pelukannya."Anya..." suara Reza serak, napasnya hangat di kulit Anya.Anya hanya bisa menggigit bibirnya, matanya berbinar dengan perasaan yang semakin membara. Jantungnya berdebar keras saat Reza mulai mempercepat gerakannya, menyapu setiap inci tubuhnya dengan penuh kepemilikan."Reza..." bisik Anya dengan suara bergetar, tangannya mencengkeram punggung Reza, merasakan setiap otot yang menegang di bawah jemarinya.Reza semakin dalam, semakin cepat, seolah tidak ingin ada jarak di antara mereka. Anya merasakan sensasi yang begitu intens, membuatnya semakin larut dalam gelombang yang tak terbendung. Ia mencengkram erat lengan Reza, mendekatkan wajahnya ke dada pria itu, menikmati kehangatan dan kekuatan yang menyelimuti dirinya.Gerakan mereka berpadu dalam ritme yang

    Last Updated : 2025-04-08
  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 50: Bermalam di Apartemen Anya

    Malam itu, Anya berdiri di depan cermin, menatap pantulan dirinya. Ia mengenakan gaun hitam sederhana, tetapi cukup elegan. Rambutnya ia biarkan terurai, sedikit bergelombang. Ada sesuatu yang berbeda dalam dirinya malam ini—perasaan yang bercampur antara harapan dan ketakutan.Ponselnya bergetar. Pesan dari Reza: "Aku sudah di sini. Aku tunggu."Anya menghela napas panjang sebelum mengambil tasnya dan melangkah keluar.Restoran tempat mereka biasa bertemu tidak terlalu ramai. Cahaya lampu remang-remang menciptakan suasana intim. Reza sudah duduk di meja pojok, mengenakan kemeja putih dengan lengan sedikit digulung. Ia terlihat santai, tetapi sorot matanya tajam, seakan menyelami pikiran Anya sejak ia masuk.Saat Anya duduk, Reza langsung menatapnya dalam."Kamu cantik malam ini," katanya pelan.Anya tersenyum tipis. "Terima kasih. Kamu juga terlihat... serius."Reza menyandarkan tubuhnya ke kursi. "Karena aku memang ingin bicara serius."Anya memainkan ujung serbet di pangkuannya. "T

    Last Updated : 2025-04-08
  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 51: Apakah Menjadi Pilihan Kedua?

    Anya terbangun dengan cahaya matahari yang menyusup melalui tirai apartemennya. Matanya masih berat, tubuhnya terasa hangat, dan yang pertama kali ia sadari adalah tangan Reza yang melingkari pinggangnya, menariknya lebih dekat.Jantungnya berdetak pelan, tetapi perasaan itu terlalu dalam untuk diabaikan. Ia menoleh sedikit, melihat wajah Reza yang masih terlelap. Ada ketenangan di sana, sesuatu yang jarang ia lihat sebelumnya.Anya menatap langit-langit, pikirannya mulai berputar. Apa yang sebenarnya sedang terjadi di antara mereka?Reza menggeliat sedikit, matanya terbuka setengah. "Udah bangun?" suaranya serak karena baru saja terjaga.Anya mengangguk pelan. "Udah. Kamu?"Reza tersenyum kecil, lalu menarik Anya lebih dekat hingga wajah mereka hanya berjarak beberapa senti. "Kalau bisa, aku nggak mau bangun," bisiknya. "Biar aja begini terus."Anya tertawa kecil, tetapi di balik itu ada perasaan yang menusuk. Sampai kapan? Sampai kapan kita begini?Reza menatapnya lekat. "Aku serius

    Last Updated : 2025-04-08
  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 52: Dalang di Balik Kematian Larasati

    Anya menatap Rio dengan waspada. “Apa maksudmu?” tanyanya, berusaha tetap tenang meski hatinya berdegup kencang.Rio melirik sekitar, memastikan tidak ada yang mendengar. "Bisa kita bicara di tempat yang lebih private?"Anya mengangguk dan mengajak Rio ke sudut restoran yang lebih sepi. Begitu mereka duduk, Rio langsung menatapnya serius.“Aku tahu kamu dekat dengan Reza, tapi ada sesuatu yang harus kamu ketahui,” katanya pelan.Anya menelan ludah. “Apa itu?”Rio menghela napas. “Kecelakaan Larasati… bukan kecelakaan biasa.”Mata Anya melebar. “Maksudmu?”Rio menggenggam tangannya di meja, seolah ragu untuk melanjutkan. “Ada banyak hal yang selama ini disembunyikan. Larasati tidak hanya pacar Reza, dia juga…” Rio terdiam sejenak, lalu melanjutkan dengan suara nyaris berbisik, “Dia terlibat dalam sesuatu yang lebih besar. Sesuatu yang berbahaya.”Anya semakin penasaran. “Apa maksudmu? Apa hubungannya dengan Reza?”Rio menatapnya dalam. “Aku tidak bisa menjelaskan semuanya sekarang. Tap

    Last Updated : 2025-04-08
  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 53: Rahasia yang Terungkap

    Anya masih duduk di sofa apartemen Rio, tangannya mengepal di pangkuannya. Pikirannya penuh dengan pertanyaan yang tak kunjung mendapat jawaban yang bisa ia terima.Ia mengangkat wajahnya, menatap Rio dan Reza bergantian. “Nathan adalah ayahnya Larasati... Kenapa dia tega melakukan itu?”Rio menunduk, ekspresinya penuh emosi yang sulit diartikan. “Itulah yang membuatku muak, Anya. Ayah macam apa yang sanggup membunuh anaknya sendiri?”Reza yang sejak tadi diam, akhirnya berbicara. “Karena Larasati mengancam akan mengungkap sesuatu. Dan Nathan bukan orang yang bisa membiarkan rahasianya terbongkar begitu saja.”Anya menatap tajam ke arah Reza. “Rahasia apa?”Reza menghela napas dalam. “Aku belum tahu pasti. Tapi dari informasi yang aku dan Rio dapatkan, Nathan terlibat dalam sesuatu yang lebih besar dari sekedar bisnis. Ada hal gelap yang dia sembunyikan.”Anya menggigit bibirnya. “Tapi tetap saja… membunuh darah daging sendiri?”Rio menatap Anya lekat-lekat. “Kamu harus tahu, Anya. Na

    Last Updated : 2025-04-08
  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 54: Kebenaran dan Ancaman

    Tante Sisca meletakkan cangkir tehnya dengan pelan, lalu menatap mereka dengan ekspresi serius.“Larasati menemukan sesuatu yang seharusnya tetap terkubur. Sesuatu yang membuat Nathan kehilangan kendali.”Anya merasakan jantungnya berdebar lebih cepat. “Apa itu, Tante?”Tante Sisca menarik napas panjang sebelum melanjutkan. “Nathan selama ini terlibat dalam ritual-ritual gelap. Dia bukan sekedar spiritualis biasa. Dia menggunakan ilmu itu untuk kekuatan dan kekayaan, bahkan melakukan tumbal manusia.”Rio mengepalkan tangannya. “Jadi, Larasati mengetahui ini?”Tante Sisca mengangguk. “Ya. Dia menemukan catatan-catatan rahasia Nathan. Dia membaca semuanya—tentang bagaimana Nathan mendapatkan kekuatannya, tentang orang-orang yang menjadi korban, dan yang paling mengejutkan…” Tante Sisca terdiam sejenak, lalu menatap mereka dengan tajam. “Larasati menemukan bukti bahwa Nathan sudah berencana untuk menumbalkannya.”Anya menahan napas, merasakan tubuhnya membeku. “Apa…?”Reza langsung berdi

    Last Updated : 2025-04-08
  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 55: Petunjuk Baru

    Lift meluncur turun dengan cepat, tetapi jantung Anya berdetak lebih cepat lagi. Bayangan seseorang yang berdiri di lorong apartemennya masih tergambar jelas di pikirannya.Reza berdiri di sampingnya, wajahnya tegang. Begitu pintu lift terbuka di lantai dasar, ia segera meraih tangan Anya dan menggenggamnya erat."Kita tidak bisa pakai mobilku," bisiknya. "Mungkin sudah diawasi."Anya menelan ludah. "Lalu kita pergi ke mana?"Reza melirik ke luar pintu kaca lobi, memastikan keadaan aman sebelum menarik Anya keluar ke jalan. Mereka berjalan cepat menuju sudut jalan di mana sebuah taksi online menunggu.Begitu masuk ke dalam mobil, Anya menarik napas dalam-dalam. "Reza, kalau ini benar-benar Nathan, kenapa dia masih mengejarku? Bukankah dia sudah lolos selama ini?"Reza menggertakkan rahangnya. "Karena kamu terlalu dekat dengan kebenaran. Mungkin ada sesuatu yang dia sembunyikan, sesuatu yang belum kita temukan."Taksi melaju melewati jalanan Jakarta yang lengang di tengah malam. Anya m

    Last Updated : 2025-04-08

Latest chapter

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 91: El Rela Berkorban

    Sore itu, langit mendung menggantung di atas kota. Suasana tegang melingkupi ruang kerja Pak Bagas saat mereka merencanakan pertemuan dengan El.“Lokasinya di gudang kosong dekat pelabuhan Sunda Kelapa,” kata Pak Bagas, meletakkan ponselnya di meja setelah percakapan dengan El berakhir.Reza mengernyit. “Tempat itu terlalu sepi. Kalau ini jebakan, Pak Bagas bisa dalam bahaya.”Anya menatap peta yang dibentangkan Rio. "Kalau kita posisikan tim di tiga titik pengawasan ini, kita bisa pantau area tanpa El menyadari," usulnya sambil menunjuk lokasi strategis.Rio mengangguk setuju. “Aku akan pimpin tim pengintai. Reza, kamu jagain Anya.”Reza melirik Anya dengan tatapan lembut namun penuh tekad. “Aku nggak akan jauh darimu.”Beberapa jam kemudian, saat senja mulai jatuh, mereka bergerak ke lokasi. Pak Bagas masuk lebih dulu ke dalam gudang tua yang nyaris runtuh, sementara Reza, Rio, dan Anya bersembunyi di jarak aman, memantau dari teropong kecil.El sudah menunggu di dalam, wajahnya puc

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 90: Rio Menyatakan Perasaannya

    Di sudut parkiran, El duduk di dalam mobil hitam dengan kaca gelap. Wajahnya pucat dan tegang. Ia memandangi foto Anya yang tergeletak di kursi penumpang, lalu menatap ponselnya yang tak berhenti bergetar. Nama Nathan muncul di layar.Dengan ragu, El menjawab panggilan itu."Aku tahu kau bertemu mereka, El," suara Nathan terdengar dingin di seberang. "Jangan lupa siapa yang membesarkanmu, siapa yang membayarmu selama ini. Kau tahu apa yang harus kau lakukan."El terdiam beberapa detik, lalu menjawab pelan, "Aku tak akan membiarkan mereka menghancurkan kita. Tapi… aku tidak akan sakiti Anya."Panggilan terputus. El menghela napas panjang dan menutup matanya, jelas gelisah. Kenangan masa kecilnya bersama Larasati, kembarannya All, dan keterlibatannya dalam jaringan Nathan kembali terlintas di benaknya.Sementara itu, di apartemen Anya, Reza dengan sigap memeriksa setiap sudut ruangan, memastikan tak ada alat penyadap atau kamera tersembunyi. Anya memandangi pria itu dengan hati yang han

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 89: Strategi dan Bukti

    Keesokan paginya, matahari Bali menyinari lembut balkon kamar penginapan Anya dan Reza. Suasana masih hening, hanya suara ombak yang terdengar samar dari kejauhan. Anya duduk di kursi rotan, matanya menatap kosong laut biru, pikirannya terus memutar kata-kata Guru Adarma.Reza keluar dari kamar membawa dua cangkir kopi hangat. Ia menyerahkan satu ke Anya, lalu duduk di sampingnya. “Masih kepikiran soal El dan Rio?”Anya mengangguk pelan. “Aku merasa semuanya belum selesai, Za. Perasaan aku nggak tenang.”Reza menarik napas dalam. “Kita selesaikan satu per satu, pelan-pelan. Kita sudah jauh sampai sini, Anya. Kita harus tetap kuat.”Tiba-tiba ponsel Anya bergetar. Pesan singkat masuk dari nomor tak dikenal. “Kalau kau ingin tahu siapa sebenarnya El dan keterkaitannya dengan Nathan, temui aku di kafe dekat apartemenmu, sepulang dari Bali.”Anya menunjukkan pesan itu pada Reza. Ia mengernyit curiga. “Kita harus hati-hati. Jangan-jangan jebakan.”Anya menggigit bibir. “Tapi kalau benar ad

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 88: Perang Dimulai

    Anya dan Reza saling bertukar pandang, kegelisahan mulai meresap. "Jadi, ini sudah waktunya," kata Anya, suaranya tenang meskipun ketakutan merayapi hatinya."Tidak ada lagi yang bisa kita lakukan selain maju," jawab Reza, sambil menatap El yang sejak tadi diam. "El, apa yang kamu tahu tentang Rio? Dia lebih terlibat dalam permainan ini daripada yang kita kira."El yang sedari tadi terdiam, kini melangkah mendekat, matanya penuh keseriusan. "Rio… dia selalu ada di sekitar Nathan. Tapi aku rasa dia lebih dari sekadar sekutu. Aku pernah mendengar Nathan berbicara tentang Rio sebagai seseorang yang bisa ‘menyelesaikan pekerjaan kotor’. Itu berarti, kita menghadapi lebih dari sekadar ancaman biasa."Anya mengangguk, mengerti. "Jadi, kita harus memutar otak. Aku tidak akan menyerahkan apapun pada mereka."Reza menggenggam tangan Anya dengan erat. "Kita akan bertindak lebih cepat. Jika kita terus menunda, mereka akan lebih dulu bergerak."Malam itu, setelah pertemuan yang panjang, mereka me

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 87: Kunci Masa Lalu

    Guru Adarma melangkah masuk dengan tenang. Tatapannya dalam, seolah bisa membaca pikiran Anya, Reza, dan El hanya dengan melihat sorot mata mereka. Ia duduk di kursi rotan dekat jendela, mengeluarkan sebuah map kulit tua yang terlihat usang.“Apa yang saya pegang ini,” ucapnya sambil meletakkan map di atas meja, “adalah salinan dokumen yang selama ini dicari Nathan dan orang-orangnya. Larasati sempat menyerahkannya padaku sebelum kecelakaan itu.”Anya membungkuk, jantungnya berdegup kencang. Tangannya gemetar saat membuka map tersebut. Di dalamnya ada salinan kontrak, rekening transfer ilegal, serta catatan rahasia tentang penyelundupan data yang melibatkan beberapa perusahaan besar.Reza memicingkan mata, membaca cepat isi dokumen. “Ini… bisa menghancurkan Nathan. Bukti ini cukup kuat untuk menyeret dia ke pengadilan.”Guru Adarma mengangguk pelan. “Benar. Tapi ada syaratnya, Anya.”Anya menegakkan badan, menatap Guru Adarma dengan tatapan penuh tanya.“Kau harus memastikan dokumen i

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 86: Pilihan yang Berbahaya

    Sementara itu, di balik pepohonan, El berdiri diam. Dadanya berdegup kencang. Melihat Anya begitu tenang bersama Reza membuat hatinya berkonflik. Tugasnya jelas—mengambil kembali dokumen yang disimpan Anya dan memastikan Anya tidak akan membocorkan rahasia jaringan mereka. Tapi bayangan untuk menyakiti Anya membuatnya bimbang.“Fokus, El,” gumamnya sendiri, mencoba mengusir keraguan.Malam harinya, di penginapan sederhana yang mereka tempati, Anya memutuskan untuk melakukan meditasi lebih dalam. Ia menyalakan lilin dan duduk bersila, mencoba membaca energi siapa yang sebenarnya mengintai mereka.Dalam penglihatannya yang hening, bayangan sosok El muncul. Wajahnya samar, tapi tatapannya jelas. El tampak gelisah, seolah ingin bicara tapi tertahan sesuatu.Anya tersentak membuka mata. Jantungnya berdegup cepat. “El…” bisiknya. “Dia di sini.”Reza yang duduk tak jauh darinya langsung menghampiri. “El? Kau yakin?”Anya mengangguk. “Dia mengikuti kita. Aku harus bicara dengannya. Aku perlu

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 85: Pertemuan dengan Guru Adarma

    Keesokan paginya, Anya dan Reza tiba di sebuah desa kecil di lereng gunung, tempat di mana Guru Adarma tinggal. Udara sejuk dan pemandangan hamparan sawah menghiasi perjalanan mereka.Reza memarkirkan mobil di depan rumah kayu sederhana namun terawat. Seorang pria paruh baya berwajah teduh, berjanggut putih, dan mengenakan pakaian serba putih menyambut mereka di teras. Matanya tajam namun penuh ketenangan."Selamat datang, Anya… Reza," sapa Guru Adarma.Anya menunduk hormat. "Terima kasih sudah mau menerima kami, Guru."Guru Adarma mengangguk dan mempersilakan mereka masuk ke dalam. Di ruangan dalam, suasana hening dan damai. Aroma dupa lembut menyelimuti ruangan. Anya mengeluarkan map berisi dokumen yang didapatkannya, lalu meletakkannya di hadapan sang guru."Guru, saya perlu bimbingan Anda. Semua ini terlalu besar untuk saya pahami sendiri. Ini semua tentang ayah saya, tentang El, dan… tentang masa lalu yang terus menghantui saya," suara Anya lirih namun tegas.Guru Adarma membuka

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 84: Pelarian dan Pengakuan

    Dengan penuh keberanian, Anya melangkah masuk. Ruangan dalam rumah remang-remang, hanya diterangi cahaya lampu minyak di sudut. Di tengah ruangan ada seorang pria tua duduk di kursi goyang, wajahnya sebagian tertutup bayangan, namun sorot matanya tajam mengamati Anya.“Aku yang kirim surat itu,” katanya perlahan. “Namaku Wiratma. Aku sahabat ayahmu dulu… dan aku tahu kenapa Larasati harus mati.”Anya menahan napas, jantungnya berdebar. “Tolong ceritakan semuanya…”Wiratma menunduk sejenak, lalu menatap Anya dengan mata sendu. “Ayahmu, Nathan… dia terlibat dalam jaringan pencucian uang dan perdagangan benda-benda antik ilegal sejak 30 tahun lalu. Larasati dulu mengetahui semuanya secara tak sengaja karena dia menemukan dokumen rahasia. Ia berusaha membongkar semuanya, tapi sayangnya… dia keburu dihabisi.”Anya tertegun. “Jadi… ayahku benar-benar…?”Wiratma mengangguk perlahan. “Sayangnya iya. Larasati terlalu dekat dengan kebenaran. Dan ada lebih banyak orang yang terlibat. Termasuk El

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 83: Kebenaran yang Mulai Terkuak

    Dari balik pintu terdengar suara tenang, familiar.“Ini aku, Rio. Boleh masuk?”Reza menghela napas lega dan membuka pintu. Rio masuk dengan ekspresi serius. “Aku dengar kalian lagi dalam masalah. Aku bisa bantu?”Anya mendekat, ragu-ragu. “Dari mana kamu tahu?”Rio menunjukkan ponselnya. “Aku juga dapat pesan ancaman yang sama. Kayaknya mereka nggak cuma awasi kalian, tapi aku juga.”Reza mengernyit curiga. “Kamu yakin nggak ada keterlibatanmu, Rio?”Rio menatap Reza dengan sorot jujur. “Reza, aku suka Anya, iya. Tapi aku nggak sejahat itu. Aku nggak akan membahayakan dia.”Anya terdiam. Situasi ini makin rumit. Namun di tengah ketegangan itu, ia merasa satu hal pasti — ia tidak sendirian. Reza dan Rio, meskipun dalam posisi yang sulit, sama-sama ingin melindunginya.“Kalau begitu, ayo kita bertiga ke kantor polisi. Kita selesaikan ini sama-sama,” ujar Anya mantap.Reza dan Rio mengangguk. Mereka bertiga melangkah keluar apartemen, membawa bukti rekaman dan tekad kuat. Meski bayang-b

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status