Share

3 || Tergoda

Napas Kia mulai memburu dan pendek-pendek, seiring dengan semakin cepatnya gerakan jemari Byan di tubuhnya. Kenikmatan yang ia rasakan membuat Kia menggigit pelan bahu Byan tanpa sadar.

Kia serasa tenggelam di dalam lautan kenikmatan, tak butuh waktu lama bagi gadis itu untuk mencapai ledakan puncak kenikmatan yang memporak-porandakan otak dan tubuhnya.

Jemari mahir Byan yang bergerak liar membuat Kia meneriakkan nama lelaki itu dikala terjangan hasrat menyerbunya.

Byan menyeringai puas, kala melihat bagaimana tubuh seksi Kia menggelinjang, melengkung dengan sensual.

Dorongan untuk mencicipi cita rasa Kia begitu kuat, hal yang membuatnya langsung membawa jemarinya sendiri ke mulutnya.

Kia masih mengatur napasnya yang pecah berantakan karena pelepasan, saat maniknya yang sayu menangkap Byan yang menikmati jari-jarinya yang mengkilap basah. Gadis itu pun terkesima saat melihatnya.

"Kenapa?" Tanya Byan saat mendapati Kia yang lekat menatapnya.

"Kamu nggak jijik?" Tanya Kia heran.

"Nope. I like the taste," sahut Byan sembari tersenyum miring, lalu mendekatkan bibirnya di telinga Kia. "Dan kurasa sekarang aku ingin merasakannya secara langsung." Kepala lelaki itu pun perlahan turun, sembari mengecup bagian-bagian tubuh Kia yang ia lewati sebelum tiba di dunia merah muda yang membuatnya takjub.

Milik Kia indah sekali, sangat mirip dengan mahkota mawar merah muda yang sedang merekah, membuatnya tak sabar untuk segera mencicipinya langsung.

Kepala Byan pun perlahan tenggelam di antara kedua paha putih mulus yang terentang lebar. Ia memberikan beberapa kecupan sebelum mencecapnya dengan rakus dan tanpa ampun.

Kia menjerit kecil ketika merasakan serangan ganas dari lidah dan mulut Byan yang ganas di bagian terlembut dirinya. Dia bahkan belum sepenuhnya pulih, dan kini harus kembali menghadapi serangan Byan yang membabi-buta.

Kia tak sanggup lagi menahan jeritan penuh nikmat saat Byan memperlakukan bagian dari dirinya bagaikan mainan faforitnya.

Saat gadis itu merasakan ombak bergulung-gulung yang hendak menyapunya, Kia mencengkram rambut Byan kuat-kuat. Dan ketika ombak itu serasa pecah di perutnya, Kia pun kembali meneriakkan nama Byan dengan suara serak yang disertai erangan.

Byan menyambut klimaks Kia dengan penuh suka cita. Ia menyesap seluruhnya tanpa sisa, bahkan tak membiarkan begitu sajq sisa-sisanya yang memercik di paha bagian dalam Kia.

Lelaki itu mengangkat wajahnya untuk melihat Kia, yang kini tengah terbaring dengan tubuh lemas tak berdaya akibat dua kali pelepasan. Seringai kecil pun lagi-lagi terlukis di bibir lelaki itu. Ia sudah melihat dan mencicipi cita rasa tubuh Kia, dan kini saatnya merasakannya secara menyeluruh.

Byan melucuti bagian bawah bajunya yang tersisa, yang terdiri dari celana seragam bartender coklat tua dan brief boxernya. Ia tersenyum ketika mendapati Kia yang telah membuka mata, dan menatapnya sayu.

"Aku akan masuk ke hidangan utamanya sekarang," desis Byan tak sabar, sembari menatap Kia dengan penuh nafsu.

Tatapan Kia pun seketika turun dari wajah tampan Byan ke... senjatanya. Dan seketika gadis itu membelalakkan maniknya.

"Kenapa?" Tanya Byan saat melihat Kia yang terpaku menatap bagian bawah tubuhnya.

"Besar," cetus gadis itu sembari meringis.

Byan tertawa pelan melihatnya. "Lalu?"

"Pelan-pelan saja oke?" Kia sedikit takut melihat ukuran XXL yang membuatnya bergidik. Sikap Kia mungkin mirip seperti jalang yang menggoda semua lelaki, tapi sebenarnya selama ini ia hanya pernah melakukannya dengan Alex, dan milik Alex tidak sebesar milik Byan. Sial. Apa benda itu akan muat di tubuhnya?

Kia menatap Byan yang mulai menciumi perutnya dan menjilati pusarnya. Lelaki itu sepertinya peka, mengerti dengan kecemasan Kia, jadi Byan memilih untuk membuatnya rileks terlebih dahulu alih-alih langsung menghujam dirinya.

"Aku akan memasukimu sekarang," ucap Byan dengan menatap manik sayu Kia yang menggoda.

Gadis itu mengangguk dengan netra setengah terpejam, karena kembali terhanyut pada gerakan lidah Byan di perutnya yang membuatnya geli sekaligus bergidik nikmat.

Fix, lelaki ini pasti seorang gigolo kelas tinggi. Sejak tadi Kia benar-benar merasa diservis dengan pelayanan yang sangat memuaskan. Apalagi Byan juga sangat tampan dan pintar memijat. Uuh, Kia bahkan bersedia membayar mahal untuk semua yang lelaki itu lakukan padanya malam ini, bahkan dua kali lipat!

"Ya..." ucap Kia lembut. "Masuki aku sekarang, Byan. Aku menginginkanmu."

***

Suara lenguhan panjang dan serak itu terdengar menguar di udara, Byan turun dari atas tubuh Kia yang menelungkup di atas kasur.

Lelaki itu berusaha mengatur napasnya yang saling berkejaran memburu sembari memejamkan kedua matanya.

Gila. Setelah tiga tahun, akhirnya ia merasakan kembali pergulatan panas dengan seorang wanita.

Lelaki itu menolehkan kepalanya ke samping, tepat dimana Kia yang kelelahan masih belum bergerak dari posisinya yang menelungkup. Wajah gadis itu tertoleh ke kanan, tepat dimana Byan berada.

Kedua maniknya telah menutup sempurna, pertanda bahwa sang empunya telah terlelap memasuki alam mimpi.

Seketika Byan pun merasa bersalah kepada gadis ini. Kia pasti sangat letih setelah bercinta non stop selama 3 jam dengannya. Byan melupakan janjinya pada diri sendiri untuk tidak bergerak terlalu terburu-buru, agar memperlakukan wanita pertama yang membuatnya bergairah setelah 3 tahun ini dengan lebih perlahan.

Tapi lain niatnya, lain pula kenyataannya.

Lelaki itu mamandangi tubuh Kia yang berkilau oleh keringat, menambah aura sensual yang sempurna melekat padanya. Ya Tuhan. Jangan bilang kalau dia masih menginginkan tubuh ini lagi!

Byan mengerang gusar ketika melihat senjatanya telah kembali on, padahal baru beberapa menit yang lalu ejakulasi di tubuh Kia.

"Aku tidak akan menurutimu," guman lelaki itu kesal sambil melirik ke arah bawah tubuhnya. "Gadis itu sudah kelelahan, jadi ini semua harus usai!"

Byan segera beranjak berdiri dari ranjang, bermaksud untuk bermain solo saja di kamar mandi sekalian membersihkan tubuh. Namun ia teringat akan sesuatu.

Lelaki itu meraih bath robe putih yang terlipat rapi di atas meja, lalu mengenakannya asal-asalan. Tangannya menyambar ponsel yang terjatuh ke lantai karena tadi ia membuka celana dengan terburu-buru.

Jemarinya mengetik dengan cepat sebuah chat untuk seseorang. Ia tidak akan menelepon, cukup sebuah pesan singkat saja. Karena ia tahu bahwa apa yang akan ia sampaikan akan membuat kehebohan, memancing sejuta pertanyaan, dan ia sedang malas menjawab apa pun.

((Batalkan terapi dengan Dokter Galen. Aku sudah menemukan wanita yang bisa membuatku tertarik bercinta lagi))

Setelah mengirimkan pesan itu, Byan segera menonaktifkan ponselnya. Demi kenyamanan hidupnya.

Lelaki itu kembali melirik ke arah Kia yang masih diam dalam lelapnya. Secarik senyuman terukir kembali bibir lelaki itu, tanpa sadar bahwa ia akan selalu tersenyum saat menatap gadis yang bernama Kia ini.

Dan seketika tubuhnya kembali bergerak ke ranjang, seolah ada magnet tak kasat mata yang membuatnya selalu tertarik lagi dan lagi ke arah Kia.

Byan meraih selimut untuk menutupi tubuh telanjang gadis itu, untuk kebaikan Kia sendiri. Ia tak tahu apakah akan sanggup menahan birahinya jika terus menatap pemandangan indah itu.

Satu tangannya refleks terulur untuk merapikan rambut lurus hitam yang messy but sexy. Kia terlihat sama sekali tidak terganggu dengan semua pergerakan Byan.Bagaimana bisa ada makhluk yang masih tetap sesempurna ini ketika tertidur nyenyak?

Kia. Siapa dia?

Byan menatap lekat wajah yang damai dalam tidurnya itu, mencoba menganalisis kenapa wanita inilah yang bisa mengembalikan hasratnya yang mendadak sirna kepada wanita.

Tidak, dia tidak gay. Dia masih mengagumi wanita-wanita cantik. Hanya saja, entahlah... hasratnya sontak menghilang saat para wanita itu mendekati dan menggodanya.

Ia tidak memiliki selera untuk menjalin hubungan dengan siapa pun, sejak istrinya yang sedang mengandung anak mereka tewas dalam kecelakaan tiga tahun yang lalu.

Hingga akhirnya ia pun merasakan kesepian.

Byan akhirnya memutuskan untuk menemui psikiater dan membuat janji untuk menjalani sesi terapi dalam rangka mengobati penyakit anehnya itu.

Namun janji itu akhirnya ia batalkan setelah apa yang barusan saja terjadi.

Byan sudah merasakan sesuatu yang aneh pada dirinya, saat melihat wanita cantik bermata sayu ini memasuki club. Gaunnya yang hitam ketat dengan belahan dada rendah, membuat semua pandangan lelaki tertuju padanya.

Wanita yang semula wajahnya begitu sendu saat memesan minuman beralkohol, namun berubah ceria menggoda ketika lelaki mendekatinya.

Byan sudah biasa menyamar menjadi salah satu bartender di club, pekerjaan yang dulu ia lakukan sebelum akhirnya menjadikan klub malam itu miliknya.

Dan malam ini, untuk pertama kalinya, ia terpaku pada Kia. Seorang wanita yang berhasil membuatnya tergoda. Dan bercinta.

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status