*Author yang ada di kerumunan tamu*: Ahh, pasangan rupawanku, kalian begitu memukaauu! Anyway, mengesampingkan jokes bodoh author, kira-kira apa yang akan terjadi di malam pesta ini guys? A) Evelyn dan Adam akan bertengkar besar dengan Keluarga Diwangkara B) Nissa Diwangkara akan meminta maaf sesuai permintaan Adam C) Ada hal yang lebih menakjubkan yang akan terjadi? Coba jelasin di kolom komentar apa hal menakjubkan itu!!!
Mata Evelyn dengan cepat melirik Adam, sedikit terkejut pria itu kembali mengutarakan kalimat terlarang tersebut. ‘Sudah kuperingatkan padanya untuk tidak menyebut diriku wanitanya!’ batin Evelyn dalam hati. Selain mengeluh dalam batinnya, Evelyn tidak bisa melakukan apa pun lagi kala sejumlah suara berkumandang membicarakan kedatangan mereka. “Astaga! Siapa pria tampan itu?!” pekik salah seorang wanita seraya menepuk pelan pundak tamu lain beberapa kali, bersemangat melihat apa yang menghiasi pandangannya. Seorang tamu wanita lain membelalakkan mata, seperti seorang pemburu yang menemukan mangsa. “Kamu tahu dia? Apa dia pejabat? Atau malah keturunan kerajaan luar negeri? Lihat perawakan dan penampilannya, ganteng banget!” pujinya dengan mata berbinar. “Matanya biru! Jelas dia bukan dari Nusantara, ‘kan? Atau dia berdarah campuran?” Evelyn ingin sekali menggelengkan kepala mendengar pujian para wanita itu. Dia melirik Adam, mengakui bahwa pria itu sangatlah tampan. Akan tetapi
“Evelyn?” Salah seorang tamu mengerutkan kening ketika mendengar panggilan Andre kepada wanita yang bersanding dengan Adam Dean itu. Dalam dua detik, tamu itu terbelalak dan berkata dengan cukup keras, “Astaga! Dia adalah Evelyn Aditama! Mantan pewaris Aditama yang kabur dari perjodohan dengan sang pewaris Diwangkara!” Begitu menyadari identitas Evelyn, seisi ruangan tersebut dipenuhi dengan desas-desus. “Bukannya dia dikabarkan sudah meninggal?” tanya seorang tamu. “Nggak mungkin orang itu Evelyn Aditama, ‘kan?” Mendengar pertanyaan itu, seorang tamu lain menimpali, “Bod*h, rumor dari mana itu? Dia jelas-jelas kabur ke luar negeri karena nggak mau dinikahkan dengan Andre Diwangkara.” Suara tamu itu rendah, tapi cukup jelas untuk didengar sejumlah besar orang. “Ada yang bilang dia punya kekasih gelap yang nggak disetujui oleh ayahnya!” “Sembarangan, dia itu sudah terlanjur hamil. Untuk menutupi hal tersebut, Reyhan Aditama berujung mengusir putrinya itu,” celetuk tamu wanita l
Ucapan Adam membuat sejumlah orang yang mendengarnya terbelalak, termasuk Evelyn. Wanita itu meremas lengan pria tersebut, memperingatkannya untuk tidak memicu keributan. Kalaupun Adam adalah sang pewaris terhormat Grup Dean dari Capitol, tapi di negeri orang lain, terlebih di Nusantara, baiknya dia mengumpulkan teman dan bukan musuh. Di sisi lain, Handi merasa sangat tersinggung. Bagaimana pun, dirinya adalah kepala Keluarga Diwangkara yang ternama. Reputasinya sebagai keluarga bisnis adalah yang nomor satu di Nusantara. Ketika semua orang tunduk padanya, bahkan memuji dan menjilatnya untuk mendapatkan kesempatan bekerja sama, Adam Dean malah menyerangnya secara terbuka?! ‘Baj*ngan tidak tahu adat ini!’ maki Handi dalam hati, sangat tidak terima. Akan tetapi, walau hatinya menyimpan benci, tapi ekspresi di wajah pria itu masih tersenyum, sungguh contoh sempurna seseorang berwajah dua. ‘Bahkan kalau dia bagian dari Keluarga Dean, jika memang aku ingin menyingkirkannya di Nusantara
“Selamat malam semuanya, terima kasih karena telah menyempatkan waktu untuk datang merayakan ulang tahun pria tua ini,” ujar seorang pria tua dengan suara lantang. Walau usianya telah mencapai tiga perempat abad, tapi tubuhnya tetap terlihat kokoh dan energik. “Rusli Diwangkara,” bisik Evelyn kepada Adam, khawatir pria itu tidak mengenali sang tetua Keluarga Diwangkara. Walaupun wajah Rusli terlihat seperti seorang pria tua yang ramah dan baik hati, tapi sebenarnya dalam Keluarga Diwangkara, Evelyn tahu tidak ada yang memiliki sifat lebih keras dibandingkan pria tersebut. Orang yang awalnya setuju dengan usulan Reyhan dan bersikeras memaksa Andre melanjutkan perjodohannya dengan Evelyn tak lain dan tak bukan adalah pria tersebut. Demi harta dan kekuasaan, Rusli rela mengesampingkan kenyataan bahwa dia mungkin mengorbankan kehormatan cucunya. ‘Kalau bukan karena tahu siapa mendiang kakek, aku pasti akan mencurigai bahwa dia dan Reyhan punya hubungan darah,’ dengus Evelyn dalam hat
“Aku harap Andre dan Risa bahagia selalu,” tutur Evelyn yang kemudian meraih gelas anggurnya dan mengangkatnya sedikit. “Ah, semoga mereka segera mendapatkan momongan juga,” imbuhnya seraya meneguk sedikit anggur sebagai bentuk penghormatannya. Mendengar balasan Evelyn, sejumlah orang tercengang. Tidak ada yang pernah menyangka bahwa wanita yang dirumorkan ‘dibuang’ oleh keluarganya itu berani bersikap begitu lancang kepada tetua Keluarga Diwangkara. “Sombong sekali wanita itu!” bisik salah seorang tamu. “Perjodohan antara dirinya dan Andre ‘kan batal karena ulahnya sendiri. Kenapa sekarang jadi sok benar?” Seorang tamu lain mendecakkan lidah. “Nggak peduli dia sombong atau nggak, tapi kalau dipikir-pikir, dia nggak salah. Bergabung dengan Keluarga Diwangkara memang ada enaknya, tapi kamu nggak lihat Risa?” Ucapan tamu itu membuat sejumlah orang melirik Risa yang bersanding dengan Andre. “Ada rumor dia bisa ditendang dari Keluarga Diwangkara kalau nggak segera mengandung.” “Iya jug
Tepat setelah Rusli mengatakan hal tersebut, Nissa maju selangkah mendekati Adam. Kemudian, wanita itu membungkuk, sangat rendah sampai Evelyn mengernyitkan dahi ketika melihat pemandangan yang ditunjukkan cucu Rusli Diwangkara itu. “Aku minta maaf. Aku harap Pak Adam bersedia memaafkan—” Belum sempat Nissa menyelesaikan ucapannya, dirinya seperti kehilangan keseimbangan dan terjatuh ke arah Adam. Karena refleks, pria itu pun menangkap wanita tersebut. Menyadari bahwa dirinya berada di dalam pelukan sang pewaris ternama itu, Nissa menyunggingkan sebuah senyuman penuh kemenangan selama sesaat sebelum menampakkan wajah malu penuh kepura-puraan. “A-ah, maafkan aku. Kakiku mendadak lemas.” Selagi berada dalam pelukan Adam, Nissa menatap pria tersebut dalam diam. Harus dirinya akui bahwa ketampanan pria itu sukses memukau dirinya. Ditambah dengan betapa kuat dan kerasnya dada bidang pria itu, Nissa merasa sangat aman dan nyaman. ‘Pria dengan kedudukan dan penampilan sempurna seperti in
Evelyn memandang Adam, tahu masalah sudah terlewat besar. Semua orang telah mempertanyakan sikap Adam yang terkesan terlewat sombong. Kalau pria itu tidak menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, maka reputasinya yang akan terluka. Namun, sebelum Adam bisa mengatakan apa pun, Rusli mengambil satu langkah maju, menghentikan ucapan keturunan Dean itu. “Pak Adam, apa sungguh dirimu ingin memulai masalah di malam ini?” tanya pria tua itu dengan wajah tegas. “Kalaupun Pak Adam enggan menghormati cucu-cucuku, tapi paling tidak berikanlah sedikit hormat pada pria tua ini.” Ucapan Rusli sukses membuat alis Adam tertaut erat. Pria itu merasa emosinya sulit terkontrol kalau bukan karena tangan Evelyn masih melingkari lengannya, sebuah usaha untuk mengingatkannya akan tujuan utamanya ke tempat tersebut malam itu. Teringat jelas dalam ingatan Adam bahwa Nissa sempat menghinanya di butik Anna. Sekarang, tahu perihal statusnya, wanita itu ingin berusaha menggoda dirinya? Seakan tidak cukup lanca
Mendengar ucapan Adam, semua orang langsung membeku di tempat. Tak hanya itu, bahkan ada yang menganga lebar seakan tidak percaya dengan apa yang baru saja pria itu katakan. “Aku tidak salah dengar, ‘kan? Adam Dean baru saja mengumumkan bahwa wanita itu adalah calon istrinya?!” seru salah seorang tamu wanita yang pertama kali sadar. “Jadi, mereka bukan hanya sekadar kekasih?!” “Aku bahkan mengira wanita itu hanya mainan sang pewaris saja!” timpal seorang tamu lain. Sementara para tamu sibuk mengungkapkan perkiraan mereka masing-masing, para anggota Keluarga Diwangkara hanya bisa terdiam dengan wajah penuh kengerian. ‘Bagaimana mungkin?’ batin Rusli dengan wajah terkejut. Dia tidak menyangka bahwa hubungan Evelyn dengan Adam ternyata begitu intim, jauh melebihi perkiraannya. Sama dengan sang tetua Diwangkara, sosok Nissa terlihat memasang wajah tidak rela. ‘Tidak, bagaimana bisa seorang Adam Dean yang begitu berkuasa memilih wanita tidak jelas seperti Evelyn?!’ Dia mengepalkan tan