Share

25. Meninggal

last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-15 23:23:49
"Nenek kritis, jadi saya harus segera ke rumah sakit." Tisya mengatakan itu agar Dereen mengerti keadaannya.

Berharap kalau Derren akan kembali membantunya. Melihat ekspresi Tisya dan juga sorot kata Jack, Derren akhirnya mengizinkan dia untuk pergi. "Pergilah!" ucapnya dengan suara berat.

Thalia yang mendengar itu langsung membulatkan matanya, tak terima dengan keputusan Derren.

"Apa-apaan kamu, Derren? Enggak! Aku nggak mau dia pergi gitu aja. Dia harus tanggungjawab!" teriak Thalia tidak terima.

Namun, Tisya sudah pergi lebih dulu karena izin dari Derren. Di perusahaan tersebut, Derren yang memang kendali atas semuanya. Jadi tak harus mempedulikan larangan orang lain saat Derren sendiri sudah mengizinkannya.

"Baju yang kamu pakai mahal 'kan?" Tahlia memberi anggukan kecil sambil menatap mantan tunangannya itu.

"Dia nggak akan sanggup buat bayar. Jadi percuma, kamu cuma bikin kantor jadi gaduh!" ujar Derren.

Thalia memang tak ingin uang ganti rugi, dia lebih suka meliha
😈BM Novita OTW🐊

waduh neneknya meninggal dong 😭

| Sukai
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Gairah Liar Mr Presdir-ku   31. Perhatian Kecil

    Thalia sejak tadi menatap pintu ruangan Derren, dia merasa janggal karena office girl yang masuk beberapa waktu lalu tak terlihat keluar lagi. Thalia mengerutkan kening, mulai curiga ada adegan terlarang di dalam sana."Tunggu, kayaknya selera Derren tidak akan serendah itu. Tidak mungkin dia main gila dengan pegawai rendahan," kata Thalia sambil memicingkan matanya."Buang pikiran bodohmu itu, Thalia. Tidak mungkin Derren menurunkan seleranya." Thalia yang hendak ke ruangan Derren pun mengurungkan niatnya.Thalia kembali ke mejanya, lagi pula dia akan kena marah kalau sampai masuk ruangan Derren tanpa izin.Sementara di dalam sana, Derren sedang menghabiskan semua makanan yang dibelikan Tisya. "Are you okey?" tanya Derren dengan nada acuh."A-aku ... aku baik-baik saja," jawab Tisya yang malah membuat Derren meliriknya.Derren menatap lekat sosok Tisya, seolah tengah memastikan kalau ucapan perempuan itu memang benar adanya. Tisya yang melihat makanan sudah habis langsung membereskan

  • Gairah Liar Mr Presdir-ku   30. Mulai Ada Rasa Kah?

    Tisya ingin berterimakasih pada Derren, jadi dia sengaja pergi ke restoran yang ada di seberang kantor untuk membeli makanan. Sambil menenteng paper bag berisikan makanan, Tisya berjalan dengan percaya diri menuju ruangan Derren. Namun, langkahnya seketika terhenti saat melihat sosok Thalia. Dia seperti lupa kalau di kantor ini hubungan mereka hanya sebatas majikan dan bawahan, jadi akan sedikit aneh kalau tiba-tiba Tisya datang memberikan itu. "Kamu ngapain di sana?" ujar Thalia yang menyadari sosok Tisya. Tisya menelan air liurnya, mulai merasakan kekhawatiran yang kini menerpa. "Sa-saya dihubungi Tuan Derren untuk membeli makanan. Ini saya bawakan!" jawab Tisya dengan terbata-bata. "Derren memintmu secara langsung?" tanya Thalia dengan ekspresi tidak percaya. Tisya mengangguk dengan tegas, memberi pernyataan kalau pertanyaan Thalia memang benar adanya. Thalia cukup mengenal Derren dengan baik, jadi dia merasa aneh saat tahu Derren memerintah seorang office girl untuk mengurus m

  • Gairah Liar Mr Presdir-ku   29. Luis

    "Nenek?" tanya Tisya. Tisya langsung mundur beberapa langkah, seolah memberi jarak dengan sosok di hadapannya saat ini. Luis. Laki-laki itu muncul kembali di hadapan Tisya, membuat tubuhnya lemas seketika. Dengan cepat Tisya berbalik, dia tidak mau terlibat dengan manusia satu itu. Namun, dengan cepat tangan Tisya langsung ditarik Luis yang membuat Tisya berbalik kembali. Pandangan mereka saling bertemu, sosok Luis kini menatapnya lekat dengan senyuman khas yang membuat Tisya takut. Tisya terlihat menelan air liurnya, tetapi dia masih berusaha berpikir jernih dan bersikap tenang. Tisya menatik tangannya, berusaha lepas dari Luis. "Tuan, Anda jangan macam-macam atau saya akan teriak!" ucap Tisya. "Seorang office girl ingin meneriaki orang sepertiku? Yang ada kamu hanya mempermalukan diri sendiri, Tisya!" gumam Luis. Tisya semakin ketakutan, secara kebetulan tak ada yang lewat di sana. Tisya sudah celingukan, berharap ada seseorang yang lewat dan bisa menolongnya. "Tolong jangan

  • Gairah Liar Mr Presdir-ku   28. Gugup

    Derren yang saling beradu tatap dengan Tisya hanya bergeming, dia menelan air liurnya sendiri karena jarak mereka sangat dekat. Saking dekatnya Derren bisa melihat semua bagian wajah Tisya dengan sangat jelas. Tatapan Derren malah membuat Tisya salah tingkah. Tisya mengusap wajahnya, dia bahkan memeriksa matanya takut ada kotoran di sana. "Tuan, apa ada yang salah dengan wajahku?" tanya Tisya. Derren langsung memalingkan wajahnya yang tanpa ekspresi itu. "Ti-tidak! Sana tidur!" ucap Derren dengan dingin. "Seriusan nggak ada? Coba cek lagi, Tuan?" Tisya malah terus mengikuti arah Derren menghadap. Derren menutup matanya sambil menghembuskan napas dengan kasar. Dia tiba-tiba menangkap wajah Tisya dengan kedua tangannya. Aksi itu secara spontan membuat Tisya membulatkan matanya. Tubuh Tisya seperti membeku seketika, dia bergeming, bahkan untuk menarik napas saja rasanya sesak. Jantungnya berdegup kencang seperti tengah mengikuti lomba lari maraton. Tisya menatap Derren yang saat it

  • Gairah Liar Mr Presdir-ku   27. Deg-degan

    Sialnya keadaannya sedang tidak baik-baik saja. Pikirannya masih kacau, matanya pun masih sembab. "Mau ke mana?" tanya Derren yang tiba-tiba masuk ke kamar Tisya. "Mau menyiapkan makan malam untuk Anda, Tuan," jawab Tisya sambil menunduk. Derren menatap Tisya, tepatnya dia mengamati wajah perempuan di hadapannya ini. Tisya mengangkat kepalanya saat tubuh Derren menghadang. "Masuk lagi!" perintah Derren. "Aku udah makan buburnya, terus udah minum obat pusing juga. Aku udah baik-baik saja, Tuan tidak harus khawatir," ungkap Tisya yang secara tiba-tiba membuat Derren menyipitkan matanya. Derren berdeham, dia malah memalingkan wajahnya seolah tak ingin terlihat gugup. "Saya tidak khawatir, saya hanya tidak ingin kamu bekerja setengah hati. Jadi lebih baik kembali ke kamar saja!" ujar Derren. Derren berbalik, dia pergi meninggalkan Tisya yang masih berdiri dengan perasaan bingung. Walaupun Derren mengatakan tidak peduli, tidak khawatir, atau sejenisnya, tetap saja Tisya merasa senang k

  • Gairah Liar Mr Presdir-ku   26. Kehilangan

    Tisya tak beranjak dari tempatnya, dia masih berdiri bersandar ke tembok dengan mata yang tak lepas dari sosok sang nenek. Dia tidak ingin pergi, takut kalau tiba-tiba neneknya bangun dan dia tak ada di sana. "Nona, kami akan memandikan Nyonya. Apa proses kremasi akan diadakan hari ini atau—" Ucapan dokter Jack malah terhenti saat Tisya menyimpan telunjuknya di bibir, meminta sang dokter untuk jangan berisik. "Bentar lagi nenek akan bangun 'kan? Dia nggak mungkin ninggalin aku di sini sendirian 'kan?" tanya Tisya dengan sorot yang penuh kepahitan. Tisya menatap Jack, berharap laki-laki itu akan mengangguk. Namun, sialnya Jack hanya berdiri dan menatap dengan rasa iba. "Nyonya akan mendapat tempat terbaik di sisi-Nya. Jadi tolong jangan seperti ini, Nona!" lirih Jack berusaha menenangkaa Tisya. "Jangan seperti ini gini gimana? Aku kayak gini karena mau nenek sembuh dokter, bukan mau lihat nenek meninggal. Gimana aku tanpa dia? Aku harus gimana supaya nenek bangun?" teriak Tisya lagi

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status