Home / Rumah Tangga / Gairah Liar Mr Presdir-ku / 4. CEO Itu Ternyata ....

Share

4. CEO Itu Ternyata ....

last update Last Updated: 2025-06-13 16:05:42

Derren mendengkus, tetapi akhirnya dia pun mengangguk, “Kalau bukan aku, lalu siapa lagi?”

Tisya diam sejenak. Lalu perlahan menoleh ke arah Derren, matanya melebar tak percaya. "T–Tuan?"

Derren hanya menatapnya, tanpa senyum, tanpa pembelaan sedikit pun dari mulutnya itu.

"320 juta," gumam Tisya, seperti bicara pada dirinya sendiri, "Tuan membayar langsung semuanya?"

"Hmm,” gumam Derren setenang mungkin.

Jika memang begini. Kenapa Derren mempermainkan Tisya seperti ini, bahkan tadi Tisya nyaris melayani suaminya di tengah kegugupan ia yang memikirkan nasib neneknya di rumah sakit. Entah apa yang sebenarnya pria ini rencanakan.

Tisya menunduk, matanya mulai berkaca-kaca. Bukannya bahagia, justru hatinya terasa makin berat dan sedikit gamang, suaminya ini semakin misterius, dan Tisya merasa sangat yakin jika Derren merupakan pria yang sama, yang namanya pernah dia dengar.

"Kenapa Tuan … kenapa Tuan mengerjai saya seperti tadi?” bisiknya. “Padahal tadi kita, hampir—”

Derren menghela napas. "Diamlah, kepalaku pusing mendengar wanita yang suka merengek!"

Napas Tisya tercekat, tetapi air matanya menetes, ia segera menyekanya cepat-cepat, meski air matanya tak mau berhenti mengalir dari kelopaknya.

"Saya sudah tidak punya apa-apa lagi," katanya selirih mungkin, "hanya rumah nenek yang tertinggal. Tabungan sudah habis. Saya tidak tahu harus berbuat apa setelah ini. Nenek belum sadar dan perawatan selanjutnya pasti sangat mahal."

Entah mengapa takdirnya begitu buruk, setelah mantan kekasihnya menipunya habis-habisan, kini sekarang dia menjadi gelandangan di negara orang. Apa yang harus Tisya lakukan sekarang?

Derren mendengar lirihan istrinya, tetapi ia hanya diam, tanpa kata apa pun yang keluar dari mulutnya. Seolah tak peduli, tetapi tatapannya menyiratkan banyak arti.

"Saya harus pulang ke rumah Nenek malam ini,” ungkapnya ragu, “maaf, Tuan … tapi ada hal yang harus saya urus di rumah. Jadi, saya belum bisa menjalani tugas saya untuk Tuan.”

"Tapi—"

"Terima kasih sudah menolong Nenek, Tuan. Dan tolong jaga Nenek saya sebentar," ucapnya, lalu berbalik meninggalkan ruangan dengan langkah cepat dan hati yang masih berantakan.

***

Pagi hari, Tisya berdiri di depan cermin kecil, merapikan kerah blazer lamanya yang pernah ia pakai saat menjadi sekretaris pribadi di Indonesia. Pekerjaan itu sempat menjadi sandarannya, sampai semuanya hancur karena pengkhianatan Donal Beik, lelaki brengsek yang mencoba menghancurkan kehidupan Tisya.

Tapi hari ini ia tidak boleh mengingat luka. Ia membuka ponsel, mengecek kembali email konfirmasi lamaran pekerjaan dari Ribela Corporation—perusahaan multinasional yang ia temukan secara tidak sengaja di website resmi pencari kerja, semalam. Tisya melamar sebagai sekertaris, berharap yang terbaik. Tisya menghela napas dalam, lalu berangkat dengan harapan baru.

Dalam beberapa menit, Tisya sudah berada di Ribela Corporation di hadapan matanya, ia menatap gedung menjulang itu dengan dagu sedikit terangkat. Modern, megah, penuh kesan dingin dan profesional, tetapi sangat misterius. Sinar matahari memantul di kaca-kaca yang membingkai bangunannya.

Di dalam lobi, ia langsung disambut oleh suara keyboard dan gemericik air dari kolam kecil dekoratif. Sangat indah bukan?

"Selamat pagi," sapanya pada resepsionis. "Saya Tisya. Saya ada jadwal interview hari ini."

Resepsionis wanita muda itu memeriksa layar komputernya, lalu tersenyum ramah. "Ya, Nona Tisya. Silakan langsung naik ke lantai dua puluh enam. Interview-nya akan dilakukan langsung oleh CEO kami."

Tisya mengerutkan alis. "Langsung, dengan CEO?"

"Benar, hari ini hanya Anda yang dijadwalkan hadir. Mungkin yang lain mengundurkan diri atau belum konfirmasi ulang."

Tisya mengangguk pelan, tetapi hatinya mulai merasa aneh kebingungan, kenapa cuma dia satu-satunya? Bukankah ini perusahaan besar?

Lift terbuka, dan ia melangkah masuk. Tombol lantai 26 dipencet, dan pintu tertutup pelan seperti mulut rahasia yang sedang mengunyah sesuatu yang tak bisa ia pahami.

"Ini benar-benar aneh!"

Detik-detik dalam lift terasa lama. Tisya mengatur napas, menyiapkan jawaban untuk interview dengan CEO, merapikan rambut di refleksi pintu lift tersebut.

Saat pintu terbuka, ia disambut lantai dengan desain berbeda. Lebih tenang. Lebih mewah. Ada sofa kulit putih, lukisan abstrak tergantung di dinding, dan aroma kayu manis samar tercium dari diffuser.

Seorang HRD pria berpenampilan rapi menyapanya. "Selamat pagi, Anda Nona Tisya, ya? Silakan masuk. Anda sudah ditunggu di dalam."

Seorang CEO yang menunggunya di dalam, kenapa suara hatinya mulai tak tenang seperti ini. Ada apa sebenarnya.

Tisya menelan ludah, berjalan mendekati pintu kaca besar bertuliskan 'CEO OFFICE' dan memutarnya pelan, kemudian Tisya masuk ke dalam.

Seketika tubuhnya membeku. Di ruangan besar bernuansa hitam-krem itu, berdiri seorang pria yang sangat dikenalnya. Dengan jas hitam rapi, dasi wine red, dan tatapan yang kini berbeda dari semalam lebih dingin, lebih, berjarak. Dia 'Derren Rynegan— suaminya. Pria itu yang berada di hadapan matanya sekarang.

Tisya mematung di ambang pintu. Tenggorokannya kering. Kepalanya mendadak kosong seolah isi otaknya disedot oleh vakum cleaner secara mendadak.

Derren tak bergeming, hanya mengatakan. "Kemarilah, Tisya Rhani."

Tisya tak bergerak sedikit pun. Jujur, Tisya masih tak menyangka jika Derren seorang CEO perusahaan yang ia lamar, "T-tuan ... Tuan CEO-nya?”

Derren berjalan pelan ke meja kerjanya, mengambil dokumen dari map hitam. "Ini memang perusahaanku, Tisya!” Tatapan mata Derren menajam pada istrinya, yang ternyata melamar pekerjaan di perusahaannya hari ini.

"A–apakah Tuan, sengaja?" suara Tisya nyaris bergetar, ketakutan. Ia bertemu lagi, sebenarnya apa rencana Derren sebenarnya. Kenapa semuanya serba kebetulan.

Derren menatapnya, "kamu melamar dari website resmi. Aku tidak pernah mengatur kamu untuk datang ke sini."

Tisya mencengkeram tas kecilnya. "Bahkan Tuan tahu jika saya membutuhkan pekerjaan. Tapi Tuan hanya duduk di sini, tanpa menawarkan bantuan pada istrimu, Tuan?”

Derren tersenyum miring, memandang Tisya yang terlihat menahan kesal padanya.

"Kamu bisa pergi sekarang juga, jika tidak berkenan," ucap Derren, tenang tetapi tegas, "Atau kamu bisa tetap duduk dan menjalani interview denganku sebagai calon karyawan pada atasannya?"

Tisya diam. Beberapa detik kemudian, ia melangkah maju dan duduk. Bahunya kaku, tetapi matanya berani menatap lelaki dingin tersebut. Pintu sudah tertutup rapat, yang tak mampu memperlihatkan antara Tisya dan Derren, beruntungnya HRD tadi berada di luar ruangan.

Jantung Tisya berdebar kencang, tatapan matanya tak bisa berpaling ke arah mana pun. Keadaan ini masih membuat Tisya bertanya-tanya dan berpikir keras. Kenapa bisa Derren seorang CEO perusahaan ini.

"Kenapa tatapan kamu seperti itu Tisya? Apakah kamu tidak senang?" pertanyaan konyol itu keluar dari mulut Derren. Tetap sama, Derren sangat datar tak bisa untuk senyum sedikit pun.

Jujur Tisya bukan tak senang bertemu dengan Derren, hanya saja ia merasa kebingungan yang sangat luar biasa. Tiba-tiba, ia diminta untuk bertemu dengan CEO dan anehnya bertemu dengan Derren, suaminya sendiri. Tisya mulai curiga. Mungkin sejak awal Derren telah merencanakan ini untuknya. Ditambah lagi hanya dirinya yang diminta interview hari ini, sungguh mencurigakan.

"Sebenarnya, apa rencana Tuan?" tanya Tisya, mencoba untuk berani, "apa yang Tuan inginkan dari saya sebenarnya."

Derren yang tadinya hanya duduk tenang, berdiri dari duduknya. Berjalan pelan, memutar kursi Tisya dan berkata.

"Kita perlu membicarakan hal yang sangat penting, tentang kita dan apa yang sudah kita sepakati sebelumnya belum selesai, Tisya!"

Tisya terperangah bingung, keningnya berkerut. "Ma-maksud Tuan kesepakatan apa ....?”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Gairah Liar Mr Presdir-ku   19. Rahasia Thalia

    "Apa aku harus memuaskan dia malam ini?" Ide gila macam apa ini? Oh, astaga, bisa-bisanya Tisya memikirkan hal yang tak akan pernah terjadi di antara mereka berdua. Yah, setahu Tisya suaminya sangat anti dengan sentuhan. Untuk itulah, dia sangat yakin, jika di dalam pernikahan kontrak keduanya tak akan pernah terjadi hal-hal demikian. Akan tetapi, entah kenapa pipinya tiba-tiba memerah dan refleks mengembung, dengan bibir bergetar, menahan rasa aneh yang baru pertama kali ini dia rasakan. "Aku dulu pernah menikah, tetapi aku tidak pernah merasakan jantungku berdetak kencang seperti ini, saat mengingat suamiku dulu," celetuk Tisya, yang benar adanya. Karena selama dia menjalani pernikahan sirinya dulu, seingatnya dia tak pernah saling menyentuh. Jika Tisya sedang berjibaku dengan pikiran absurdnya, maka bebeda dengan Derren yang sedang berjalan mondar-mandir, layaknya setrikaan rusak. "Sial!" umpat Derren yang kembali mengingat bebda pusakanya sempat nyaris kehilangan kendali, d

  • Gairah Liar Mr Presdir-ku   18. Apa Aku Harus Melayaninya?

    Aryesta? Nama itu membuat Tisya flashback pada kejadian beberapa bulan terakhir, ketika dirinya menikahi laki-laki beristri. Dan wanita yang menjadi istrinya bernama Aryesta. Lalu apa ini? Kenapa para pelayan berkata seperti itu? Apakah ada hubungan antara Aryesta— madunya dulu dengan Derren suaminya? Tapi ada hubungan apa? Kenapa semuanya seperti sebuah kebetulan yang sulit Tisya pahami. Oh astaga, kepala Tisya seolah nyaris pecah, hingga bisik-bisik para pelayan langsung menghilang, dan membuat Tisya mengerjapkan matanya bingung. Namun, akhirnya mengabaikan keanehan itu. Menghela napas, dan mulai melangkah kembali meminum air dingin, tetapi belum juga air itu melewati kerongkongan, tiba-tiba saja ekor matanya melihat sosok Derren yang sedang menatapnya tajam. Byur! Refleks mata kedua anak manusia itu membulat sempurna. Tisya yang terkejut air minumnya menyembur, sementara Derren melotot, kaus hitamnya basah karena ulah istrinya. "Apa yang kamu lakukan, Tisya!" geram Derre

  • Gairah Liar Mr Presdir-ku   17. Aryesta?

    Sialan! Dengan tangan mengepal kencang, Derren mencoba menyingkir ke sisi kiri. Akan tetapi, bukannya Tisya menjauh, dia justru semakin menempel layaknya lem super kuat yang tak bisa Derren tepis agar menyingkir. Yang makin parahnya lagi, gairahnya sebagai pria dewasa entah mengapa langsung terusik, padahal hanya gara-gara ketempelan istrinya, dan embusan napas hangat Tisya, tetapi Derren kini justru tengah mati-matian menahan diri. "Apa aku sudah gila?" umpat Derren pada dirinya sendiri yang merasa jika celana bahannya sudah sangat sesak di bawah sana. Dan akhirnya, mereka tidur dengan keadaan bertolak belakang. Jika Tisya tidur sangat nyenyak, karena memang dia belum bisa beristirahat dengan benar selama dua hari ini, maka berbeda dengan Derren, pria itu justru terjaga semalaman, dan baru bisa nyenyak, ketika menjelang subuh. Istri dadakannya ini memang benar-benar sialan. Mana bisa membuat Derren tak tidur semalaman, hanya karena wanita itu menempel layaknya prangko. Kini

  • Gairah Liar Mr Presdir-ku   16. Tidur 1 Ranjang

    "Jatuh cinta sepuasmu. Tapi ...." Ucapan Derren menggantung, memberikan ruang untuk istrinya berbicara, tetapi yang ada justru tatapan bingung yang Tisya berikan. Tapi apa? Kalimat tersebut hanya ada di dalam pikiran Tisya, tanpa mampu dia utarakan. Wanita itu memilih untuk bungkam, dan menunggu kalimat selanjutnya. Melihat istrinya tak ada respon, akhirnya Derren melanjutkan, "Tapi aku tidak akan bertanggung jawab jika kamu terbawa perasaan pada pernikahan ini." Deg! Saat itulah, jantung Tisya seolah diledakan dari dalam, sehingga membuatnya mematung. Apa katanya tadi ... Derren enggan bertanggung jawab, jika dirinya terbawa perasaan? Apakah dia sejelek itu? Sampai-sampai suami mendadaknya ini terlihat seperti tak sudi memiliki hubungan lebih, daripada hanya pernikahan kontrak ini saja? Tetapi kalau dilihat-lihat dirinya tak sejelek itu. Namun, kenapa Derren terlihat sangat membencinya? Oh, sungguh demi apa pun, Tisya sangat penasran pada background story suaminya. Siap

  • Gairah Liar Mr Presdir-ku   15. Takut Jatuh Cinta

    "T–Tuan tahu dari mana?" gagap sudah suara Tisya, akibat rasa syok yang dia terima dari suaminya. Dari mana pria di atasnya ini tahu semua tentang masa lalu Tisya? Padahal Tisya menutupnya serapat mungkin. Dia pun memutuskan pindah ke London, ikut bersama nenek kandungnya, karena ingin menghindari konflik di Indonesia. Lantas apa yang dia hadapi sekarang, kenapa terkesan jauh lebih mengerikan daripada saat dirinya tinggal di Indonesia? Apalagi melihat Derren, entah kenapa aura suaminya ini sangat mendominasi, dan sangat misterius. Bahkan, Tisya tak paham akan tujuan Derren sebenernya memperistri dirinya. Tisya tahu pernikahan mendadak keduanya memang atas kesepakatan bersama, dan Tisya yang kala itu merasa terpojok, karena dikejar renternir, hingga membahayakan nyawanya. Namun, pertemuan tak terduga dia dengan Derren seolah takdir memang mempertemukan mereka. Yang akhirnya Tisya merasa sedikit ada kejanggalan. Kejanggalan itu Tisya rasakan saat Derren yang langsung meminta hak

  • Gairah Liar Mr Presdir-ku   14. Dia Tahu Semuanya?

    "Layani aku malam ini!" Satu kalimat yang memuat dada Tisya berdebar sangat kencang. Hingga jari-jarinya saling dan tubuhnya sedikit gemetar. Rasa takut menyelusup masuk ke dalam dadanya, hingga bayangan ketika dirinya beranjak remaja kembali ternging. Bayangan ketika dirinya hendak dirubah paksa oleh laki-laki yang usianya di atas dia, seketika itu juga Tisya merasa ulu hatinya mual, yang spontan menutup mulut. Kemudian Tisya segera berbalik menuju kamar mandi, memuntahkan isi dalam perutnya. Hal tersebut tentu saja membuat Derren terkejut, kenapa istrinya mual-mual begitu? Apakah Tisya sedang hamil? Tapi mana mungkin bisa? Karena penasaran, akhirnya Derren menghampiri pesan istri yang baru saja keluar dari kamar mandi. "Sejak kapan kamu hamil?" Kalimat tersebut membuat Tisya melotot tak percaya dengan perasaan bingung. "M–maksud Tuan, apa?" Bingung Tisya. Kenapa pula suami dadakannya ini bertanya hal demikian? Di saat Tisya merasa bingung, maka Derren justru mendecih sin

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status