Share

GLPM67

last update Last Updated: 2025-05-26 00:12:09
Mobil melaju tenang menembus gelapnya malam. Di dalam kabin, hanya ada suara mesin dan lampu-lampu jalan yang melintas seperti bayangan ingatan. Rey menyetir dengan satu tangan di kemudi, sementara tangan satunya tak lepas menggenggam jemari Aura.

Tak ada percakapan di antara mereka. Namun keheningan itu bukan kekosongan, melainkan kelegaan. Aura menatap jendela, diam, tapi tak menarik tangannya. Rey sesekali mencuri pandang, menahan senyum yang terselip di sudut bibirnya. Seolah takut, jika ia berkedip terlalu lama, Aura akan menghilang kembali.

Saat mobil memasuki halaman rumah besar Rey, lampu-lampu otomatis menyala menyambut kedatangan mereka. Rumah itu berdiri megah, namun selama ini terasa dingin dan kosong. Kini, ada nyawa yang kembali mengisinya.

Rey membuka pintu untuk Aura, lalu mengangkat kopernya masuk ke dalam. Aura melangkah pelan, menatap sekeliling, seolah mencoba mengingat kembali tempat yang pernah begitu menyesakkan dan sekaligus dirindukannya.

Rey menutup pintu.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM92

    Ballroom hotel mewah itu masih berkilau dengan cahaya kristal dan lampu gantung megah, mencerminkan kemewahan malam istimewa mereka. Aura dan Rey berjalan berdampingan, menyapa satu per satu kolega penting, dari mitra bisnis D’Amartha Group hingga pemegang saham Dinata Corp.Aura tersenyum anggun, mengenakan gaun putih dengan detail renda tipis yang menyapu lantai. Rey di sampingnya mengenakan tuxedo hitam, ekspresinya tak pernah lepas dari Aura, seolah ingin mengingat setiap detik malam itu.Lalu terdengar suara yang langsung membuat Aura terbahak pelan.“Aaaurraaaaa! Gue nggak ngerti lagi sama lo. Kenapa lo cantiknya nggak pake logika?”Ega datang dengan gaya flamboyan khasnya, mengenakan jas fuchsia dan celana ketat hitam, diikuti oleh tim dapur Seventy Eight Degrees yang tampil rapi tapi jelas gugup.Aura tertawa dan langsung memeluk Ega. “Kamu beneran datang .…”“Jelas, lah. Gue harus dateng! Ini sejarah! Dari mantan sous chef jadi nyonya konglomerat! Gue bangga sama lo, Sis!” Eg

  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM91

    Di tengah keheningan yang menggantung usai pengumuman Rey dan Aura, Linda perlahan berdiri dari tempat duduknya. Gaun gelapnya yang elegan tampak sedikit bergetar bersama langkahnya yang pelan, seolah menyimpan segudang beban yang akhirnya harus dilepaskan. Sorot matanya menghindar sejenak dari tatapan Rey, sebelum akhirnya berhenti tepat di depan Aura.“Aura ….” Suara Linda terdengar serak, namun ia berusaha lembut. Ia mencoba tersenyum, meski jelas bibirnya gemetar. “Aku tahu … kamu membenciku. Tapi sungguh, aku tak pernah berniat mengambil yang bukan milikku.”Aura menatapnya dalam diam. Jantungnya berdetak cepat, namun ia memilih untuk mendengarkan.“Aku … aku memang menjalankan Dinata Corp setelah ayahmu tiada. Tapi hanya karena … karena aku tak ingin perusahaan itu jatuh ke tangan orang asing.” Linda menarik napas, mencoba menstabilkan suaranya. “Aku pikir saat kau sudah cukup dewasa, dan mampu berdiri sendiri … aku akan menyerahkan semuanya. Aku … benar-benar menunggu waktu yan

  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM90

    Aura menatap Rey penuh tanya saat mereka duduk berdampingan di sofa, di antara tumpukan katalog gaun pengantin dan brosur tempat pernikahan yang tadi Rey lempar asal-asalan ke meja."Aku mau tanya sesuatu," ucap Aura pelan, menyingkirkan katalog dari pangkuannya.Rey menoleh, menatap istrinya, menunggu pertanyaan keluar dari bibirnya. "Kalau kamu bilang aku harus ambil kembali yang jadi milikku ... berarti kamu juga punya rencana, kan? Soal perusahaan ayahku." Suaranya agak berat. "Soal mama tiriku, Linda."Rey menghela napas dan menyandarkan punggung. Matanya menatap langit-langit sejenak, lalu kembali ke Aura."Aku tahu kamu nggak mau balas dendam, Aura. Tapi ini bukan lagi soal dendam," katanya serius. "Ini soal keadilan. Kamu putri satu-satunya Robin Dinata, dan kamu dibuang seperti orang asing. Linda ngambil semua hakmu, bahkan rumah warisan ayahmu. Dia nggak akan menyerahkannya begitu saja ... kecuali kita mengambilnya dengan paksa, kita buat dia merasa harus."Aura mengerutkan

  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM89

    Rey meletakkan tubuh istrinya di atas ranjangnya. Tangannya meraih kedua tangan istrinya. Dengan napas yang masih tak teratur karena provokasi Aura barusan, ia menahan kedua tangan itu. “Kamu tahu apa hukuman seseorang yang berani memprovokasi Rey Damartha?” tanyanya dengan wajah serius. Aura tersenyum menggodanya. “Dan kamu tahu hukuman buat siapapun yang menindas nyonya Damartha?” Rey menarik sudut bibirnya. Ia merasa hidupnya beberapa hari terakhir terasa begitu nyaman. Tanpa masalah, tanpa sesuatu hal yang harus menguras pikiran dan emosinya.Ia merasa Aura benar. Kehidupan teratur, biasa, dan membosankan itu memang terasa indah dan menyenangkan. Persis seperti yang pernah digambarkan oleh Aura.Lelaki itu mengecup bibir Aura, seakan tak membiarkan istrinya kembali mengucapkan sepatah katapun. Napas Aura semakin memburu dalam setiap sentuhannya. Tubuhnya semakin menegang setiap Rey mengecup di titik-titik sensitif di tubuhnya. Di lehernya … di dadanya … di perutnya. Aura mene

  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM88

    Berita soal gadis kecil bernama Vina dan CEO D’Amartha Group, terus berseliweran di televisi dan media sosial. Tapi bukan itu yang membuat dada Sintya sesak.Bukan tentang siapa Vina sebenarnya. Tapi tentang sosok perempuan muda yang berdiri mendampingi Rey dalam siaran langsung konferensi pers itu. Wajah yang tak akan pernah ia lupakan."Aura," bisik Sintya, matanya mulai berair.Ia masih mengingat mata itu. Senyuman anak dari kakaknya, Robin Dinata. Keponakan yang dulu sering ia gendong dan ajak menari-nari di halaman rumah tua keluarganya. Tapi sejak Robin meninggal, dan Linda istri barunya menguasai semua, Sintya memilih percaya bahwa Aura akan baik-baik saja. Linda sempat meyakinkannya bahwa ia akan menjaga Aura seperti anak kandung sendiri.Saar itu Sintya terlalu naif untuk menyadari bahwa Linda hanya ingin harta keluarganya.Dan sore itu, ia berdiri di depan sebuah rumah bergaya modern di kawasan sejuk pinggir kota. Taman kecil di halaman tampak terurus. Pintu putih beraksen k

  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM87

    Senja mulai turun menyelimuti kota dengan cahaya tembaga yang hangat namun sendu. Rumah besar yang biasanya dipenuhi tawa dan langkah kaki kecil itu, kini hanya tinggal keheningan yang menggema. Aura duduk diam di sofa ruang keluarga. Rambutnya tergerai, wajahnya bersandar pada lutut yang ditarik ke dada. Matanya memandangi sudut-sudut ruangan yang terasa lebih luas dan kosong. Bantal-bantal sofa tempat Vina biasa menyembunyikan biskuit sudah rapi. Gambar-gambar krayon di lembaran kertas masih tertempel di lemari es, tapi tak lagi bermakna sama.Rey memperhatikannya dari ambang pintu. Ia sudah tahu betapa hancurnya hati Aura, bahkan jika perempuan itu tidak berkata sepatah kata pun. Karena ia juga merasakannya, perasaan kosong yang aneh, kehilangan yang sepi. Tapi Aura ... ia kehilangan lebih dari itu. Ia kehilangan seseorang yang ia rawat seperti darah daging sendiri. Dan Rey tahu … diam Aura bukan ketegaran, tapi luka yang tak berdarah.Rey mulai panik saat mata Aura mulai berkaca-

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status